Kilatan cahaya menerawang mesra ke dalam sibakan rambutmu
Menyilaukan tiap-tiap bulis keringat yang menetes
Menembus kebeningannya
Yang pada akhirnya tak kuasa dan runtuh ke bumi
Kau goreskan perlahan jari lentikmu
Di pasir-pasir ibukota yang kian mengeras
Keras seperti kerasnya hatimu
Yang menerjang kota Jakarta tanpa tombak dan pusaka
Goresan itu mencuat semakin tipis
Terhempas debu-debu kenyataan
Yang semula tak terduga dalam benakmu
Mimpi yang kau tanamkan dulu kala
Terhempas seketika
Hilang seiring matamu memicingkan kegelapan
Kini engkau hanya terlelap dalam kenyataan yang ada
Sekedar menggoreskan mimpi yang kau tahu sulit untuk mencapainya
Meski tiap hari keras hatimu masih menggelorakan mimpimu
Namun tak jarang pula kau kernyitkan dahi tuk menyadari
Itu memang mimpi dan hanya mimpi
Mimpi yang saat ini beratapkan langit
Yang setiap malam kau tatap tatkala tidur bertabur bintang
Tatkala kau menghembuskan nafas dengan mata terpejam
Dan kau coba tanamkan dalam hatimu yang keras
Esok kan ku gapai mimpi itu
Ya..Mimpi Yang Beratapkan Langit