Aku tonggak besi
Menancap tajam dan membumi
Menantang matahari berdiam diri
Diantara lembutnya pasir tepian laut
Yang terkadang membawa asa terhanyut
Aku tonggak besi
Yang tersapu ombak setiap saat
Menyibak mata menusuk kelopak
Aku tonggak besi
Yang senantiasa merindukan pelukan sang ombak
Meski pelukan itu akan membawa serpihan jiwaku
Terkikis perlahan dan akhirnya aku rapuh
Aku tonggak besi
Yang akan setia berdiri di sini
Menatap terbit dan tenggelamnya mentari
Demi pelukan sang ombak
Aku tonggak besi
Yang sadar bahwa aku sangat keras hati
Bumi yang menelanku sampai tiada kuasa mengusirku
Aku tetap disini
Namun kau sang ombak
Memelukku dengan buliran kedamaian
Membawaku pergi ke alam mimpi menuju harapan
Menciptakan asa dalam setiap sua
Aku tonggak besi
Membiarkan tiap serpihanku kau bawa wahai sang ombak
Mungkin akan kau jadikan lukisan dalam sanubarimu
Mungkin juga akan kau genggam dalam tiap mimpimu
Aku tonggak besi
Berdiri hingga suatu saat nanti akan ada akhir
Aku sadar sapuanmu mencerahkanku
Mendinginkanku
Aku tonggak besi
Juga sadar bahwa suatu hari nanti
Tatkala engkau datang dan mencoba untuk menyapaku
Aku rapuh dan sangat rapuh
Hancur seketika saat kau peluk
Buyar menyatu menjadi buliran pasir
Ombak...
Bawlah setiap serpihanku
Ke dalam alur kehidupanmu
Ke dalam tiap detik sapuanmu
Ke dalam mimpi mimpi peraduanmu
Ceritakan saja atau kau simpan sendiri
Aku tonggak besi
Yang senantiasa rela dipeluk sang ombak..