Hari ini adalah hari ketiga aku berada di Korea bersama beberapa orang dari beberapa negara pula. Seperti biasa hari ini diisi dengan agenda presentasi dan acara diskusi tentang merger mobile phone. Yang menarik adalah, pada kesempatan ini penyelenggaran workshop memberikan agenda untuk melakukan culutral tour. Mungkin selain untuk memberikan penyegaran kepada para peserta workshop, penyelenggara hendak ingin memperkenalkan keindahan pulau Jeju ini kepada para peserta mengingat pulau ini pernah bersaing untuk memperoleh kategori 7 wonder (kalau tidak salah bersaing dengan naga di Indonesia yang tidak lain adalah Komodo).Sepintas kemudian iseng aku mencari latar belakang keberadaan pulau Jeju ini, ternyata dulu di pulau terdapat penduduk wanita yang terkenal dengan penyelam wanita yang ikut melakukan perjuangan takala terjadi penjajahan di negara Korea ini. Katanya sih dulu negara ini pernah mengalami pembantaian rakyat yang bersejarah. Bahkan sampai sampai rakyat Pulau Jeju memiliki pepatah bahwa kebahagiaan itu seperti butir pasir sedangkan kesedihan itu sebesar batu karang.Hmmm.. tapi itu dulu, saat ini rakyat Jeju memang benar benar bangkit. Seiring dengan perkembanagn dari negara Korea sendiri yang agak pesat.
Nah kemudian kali ini kami berangkat dari hotel (setelah agenda formal selesai) pada pukul 13.20 waktu setempat menggunakan bus yang sudah disiapkan sebelumnya. Dari Bus tersebut rencananya kami akan menuju beberapa lokasi yang relatif mudah dijangkau dari hotel dan mungkin saja memiliki nilai keindahan tersendiri. Bus ini seolah olah sama dengan bus bus yang ada di Indonesia. Namun sungguh bus ini benar benar nyaman. Hampir sama dengan limousine bus yang aku naiki dari bandara Incheon kemarin.
Kemudian tujuan pertama kami adalah Cheonjeyeon Falls. Tempat tersebut merupakan sebuah tempat wisata yag terdiri dari sebuah anak tangga yang menyusui meiringnya kontur tanah kemudian mengantarkan kami kepada sebuah air terjun yang mungkin sedikit lebar kurang lebih ada kali ya sekitar 20 meter.
Sebenarnya aku memiliki banyak foto di objek air terjun tersebut, namun karena ku pikir tidak semua foto harus aku tampilkan jadi aku rasa tiga foto di atas sudah cukup mewakili gambaran dari air terjun tersebut.
Kemudian tujuan kami berikutnya adalah Botanica Garden. Sebuah kebun buatan yang berada di dalam sebuah bangunan mirip kubah (kalau sekilas melihat mirip dengan taman menteng yang ada di Jakarta). Setelah kemudian melihat sepintas dari luar, dan terasa udara sejuk (sesejuk bandung mungkin) lalu kami beranjak untuk masuk ke dalam kubah tersebut. Berbagai tanaman terbentang di dalamnya, dan pada saat aku mengambil gambar dari salah satu tanaman yang dijuluki tanaman Kantong Semar (kalau di Indonesia) salah seorang peserta yang berasal dari Korea mengatakan, "mengapa anda mengambil foto untuk tanaman ini, bukankah tanaman ini berasal dari Indonesia?". Oh iya bisikku dalam hati benar juga ya tanaman seperti ini amat banyak ada di Indonesia. Bahkan tiada perlu ke taman atau cagar alam mungkin ada rumahan yang menanam jenis tamanan ini. Setelah itu kemudian kami mengeksplorasi dalemannya kebun tersebut. Persis, semua tanaman tropis yang terdapat atau ada di negara ku negara Indonesia, hanya saja mungkin beberapa tanaman kaktus yang bukan merupakan jenis tanaman yang ada di negaraku.
Kemudian selanjutnya, hal yang tiada pernah ku bayangkan sebelumnya..aku atau kami tepatnya diberikan kesempatan untuk menaiki yatch. Bagi yang belum mengerti apa itu yatch, Yatch adalah sebuah kapal yang pada umumnya digunakan oleh orang kaya untuk menghabiskan waktunya. Sebuah kapal yang memiliki desain unik dan memiliki bentangan layar di atasnya. Tentu saja bukan layar yang sederhana, melainkan layar yang digunakan apabila sang empunya kapal ingin menikmati sepoinya angin laut, terobang-ambing dalam angin dan ombak. Tiada pernah ku sangka aku bakal bisa menaiki kendaraan laut jenis ini. Bahkan ketika yatch ini beranjak perlahan aku teringat akan kedua orang tua ku yang entah bagaiana mereka senantiasa mendoakanku sehingga aku dapat merasakan hal hal seperti ini. Perlahan yatch berjalan dan mematikan mesinnya. Berganti dengan layar yang berkembang di atasnya. Terombang-ambing, yah terombang ambing. Oh iya yatch ini juga mengantarkan kami pada pemandangan indah batuan karang yang terbentuk dari erupsi yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Entah jutaan, ratusan, atau puluhan tahun yang lalu. Namun hasilnya memang begitu indah, seperti balok balok batu yang sengaja dibentuk, namun anehnya mereka asli buaan alam (tentu saja atas kehendak Tuhan)Pada saat terombang ambing itu aku juga berkesampatan untuk melakukan kegiatan memancing ikan. Jujur memang beberapa tahun yang lalu memancing adalah aktifitas rutinku setiap akhir pekan. Namun aku belum pernah merasakan sensasi memancing di laut apalagi di atas yacth seperti ini. Ternyata tidak mudah memancing di atas yatch yang terombang ambing angin dan ombak. Hal itu dibuktikan dengan tiada nya ikan yang berhasil tertambat di kait pancingku. Akhirnya dengan bantuan dari kru yatch tersebut aku mendapatkan satu ika, entah ikan apa tapi kalau melihat dari bentuknya dan aku bandingkan dengan ikan yang pernah aku lihat di televisi sepertinya itu adalah kakap merah. Beberapa waktu kemudian kami dipersilahkan untuk menikmati hidangan khas Jeju di dalam yatch tersebut. Wow...kami makan beberapa sushi di atas yatch.
Setelah akhirnya angin menerpa layar dan mengantarkan kami mendekati dermaga, akhirnya layar mulai diturunkan dan digantikan dengan deru mesin diesel yang memutar kincir untuk mengantarkan kami kembali ke dermaga alias daratan. Tak lama berselang akhirnya kami sampai dan merapat di dermaga. Setelah kami melepaskan jaket pengaman yang memiliki fungsi untuk mengapungkan diri apabila kami tercebur ke dalam laut, kami dipersilahkan untuk makan malam. Meskipun langit cerah dan matahari bersinar mereka menyebutnya sebagai makan malam.
Di sinilah kami melakukan makan malam. Seperti biasa menu menu di sini tentu saja menu khas korea, seafood, dan kimci tentu saja.
Hoaahhmmm... ngantuk..tulisan ini aku buat pada pukul 24.00 waktu setempat. Lumayan agak capai karena hampir seharian kami melakukan perjalanan. Oh iya lupa, setelah dari tempat makan tadi kami dihantarkan ke tempat belanja. Girang dalam hati ini, terbesit dalam pikiran kami akan berbelanja pernak pernik atau cinderamata khas Jeju atau paling tidak khas Korea. Namun ternyata tebakan kami salah, kami dihantarkan pada sebuah modern supermarket. Yah..kalau di Indonesia seperti Carrefour atau Hypermart, sejenis itulah pokoknya. Wal hasil tentu saja dapat ditebak, barang barang yang dijual adalah barang barang kebutuhan sehari hari. Keuciiiiwaaa,.... tentu saja karena sebenarnya banyak pernak pernik yang harus kami beli sebagai tanda mata atau oleh oleh untuk masing masing kolega kami di negara masing-masing. Tapi karena kondisinya seperti itu, yah mau bagaimana lagi akhirnya kami berbelanja ala kadarnya. Dan setelah satu jam berselang akhirnya kami kembali ke Hotel.