Menjalani pekerjaan lama namun rasa baru, menjadi suatu tantangan tersendiri. Perubahan lingkungan kerja, beberapa mekanisme kerja dan peraturan-peraturan memaksaku untuk beradaptasi. WFH juga menjadi salah satu kendala, karena jalinan komunikasi menjadi tidak selebar sebelum pandemi. Bebas bertanya kepada siapa saja, bebas mendatangi siapa saja untuk sekedar bertanya tentang peraturan dan kebiasaan mekanisme kerja.
Hari-hari awal aku diminta untuk membaca peraturan-peraturan dan SOP pekerjaan di unit kerjaku, rekan kerja pun bilang, tunggu saja saatnya, nanti pasti pekerjaan datang bertubi-tubi, mengingat sumber daya manusia di unit kerjaku yang terbatas sementara pekerjaan yang harus ditangani datang silih berganti tiada henti.
Akhirnya benar, di bulan kedua setelah aku bergabung, satu, dua, tiga, dan seterusnya pekerjaan datang. Sungguh, pekerjaan itu sangat menantang, sesuai dengan perkembangan jaman, berkaitan dengan digitalisasi perekonomian, algoritma. Aku sadar sepenuhnya, pekerjaan ini sangat luar biasa, kalau berhasil bukan hanya kredit untuk portofolio ku sendiri, melainkan sebagai cerminan kinerja institusi, unit kerja, lembaga, baik dalam negeri dan di tingkat internasional. tantangan? pasti... karena berkaca dari lembaga di negara lain, pekerjaan ini membutuhkan support dari berbagai pihak dan kewenangan yang luar biasa. Tentu saja aku tidak akan membicarakan hal ini lebih jauh, karena sesuatu itu menyangkut dengan RAHASIA
Memang ku akui, suatu perubahan itu wajar adanya, baik yang didasarkan dari peraturan yang mengikuti perkembangan jaman, tuntutan teknologi, atau gaya kepemimpinan yang mencoba untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik. Perubahan itu wajar bukan?
Bagaimanapun, di lembaga ini aku dibesarkan, di lembaga ini aku mendapatkan banyak kesempatan dalam belajar, segudang ilmu dan pengalaman dari dalam negeri maupun luar negeri, kuanggap salary itu bonus dari segala ilmu dan kesempatan yang aku dapatkan lembaga ini. Pertemanan, hubungan kekerabatan, keakraban dan kekeluargaan yang menjadikan lembaga ini memiliki nilai lebih dibandingkan materi. Rizki itu ga melulu tentang materi bukan?
Sudah saatnya aku berkontribusi bagi negeri ini, meskipun kecil dari balik meja kecil dan kubikel yang padat dengan tumpukan berkas. Berawal dari keterbatasan, namun memiliki mimpi untuk menjadi garda terdepan. Mungkin dipandang sebelah mata yang tertutup, dipandang sebagai batu sandungan bagi beberapa kalangan orang, namun semoga saja semua itu bermanfaat bagi orang lain.
Juanda 36... aku kembali bekerja untukmu
11 Januari 2021