Monday, 27 October 2008
Rintik Hujan Di Balik Jendela
Gak tahu kenapa hati ini beda. Feel different. Benarkah cinta itu ada untuk manusia?
Kepulangan De’…kedua kalinya di bulan Okto membawa kisah yang baru. Berawal dengan linangan air mata hingga akhirnya berubah menjadi gelak tawa kecil.
Tatkala De’…tahu seseorang yang ada disana. Kesalahan yang aku buat. Akhirnya menjadi sebuah alasan untuk memohon maaf.
Aku merasakan hal yang bener-bener beda. Mungkin sama ketika dulu pas masa-masa akhir SMU aku jatuh cinta. Acuhnya aku terhadap perasaan tak dapat aku pertahanin lagi. Aku merasa beda ketika jalan ma De’…gak tahu kenapa ada desakan yang kuat mendorong hati ini untuk mengambil alih fungsi sang jantung. Berdegup kencang mengalirkan darah. Darah asmara.
Bahkan hati mengambil fungsi merambah sampai ke otak. Mengambil alih program imaginasi. Di mana aku membayangkan, aku memikirkan De’…dalam tidurku, dalam setiap terawangku menatap langit-langit kamarku. Saat aku menatap rintik hujan di balik jendela. Indah…
White Flag…lagu yang Q dengar, yang mengiringi saat aku menjatuhkan jari-jariku pada rentetan huruf di depan monitorku. I’m in Love…
Makasi De’…aku bisa lagi merasakan sesuatu yang beda…aku bisa bener-bener kembali merasakan kasih sayang…aku berdoa ini adalah yang terakhir…kesempatan cukup datang dua kali saja…
Apapun yang terjadi aku akan bertahan…sakit atau pun nggak…bahagia ataupun harus berlinangan air mata…aku akan bertahan.
Buat seseorang disana yang kemarin udah ketemu dan ngobrol dan sedikit banyak (aku gak tahu) bercerita pada De’…aku mohon maaf. Atas semua sikap dan perilaku. Ucapan dan tutur bahasa yang pernah terlempar dalam kehidupanmu. Aku minta maaf. Dan akupun mohon maaf, semoga apa yang ada bisa menjadikanmu mengerti....
De’….whatever U do I’LL stay here
Stay to LuV U…
Biarkan aku punya rasa ini
Aku hanya minta
Don’t Leave me
Aku ada di sini
Menatap rintik hujan di balik jendela
Membayangkan indahnya senyummu
Masa depan yang cerah masih menantimu
Dan aku menunggumu
Menatap rintik hujan di balik jendela
Luv U….
Wednesday, 22 October 2008
Dahan Kering Yang Rapuh
Bertahan di tengah terik matahari dan deras hujan
Sayup-sayup angin pun tak kuatkankan ku
Engkau bagaikan merpati putih
Hinggap di setiap letihmu
Tak peduli kuatkah aku
Tak hiraukan mampukah aku
Namun air mata ini lebih akan mengalir
Ketika engkau hinggap di lain dahan
Dahan nan lebih kokoh
Di pohon yang lebih indah
Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Hati ini selalu teguh
Mendengar dan merasakan
Tiap cengkeraman cakar-cakarmu
Di setiap ujung dahanku
Meski kan mencabik setiap sisi kulitku
Namun aku bahagia
Aku memang tak bisa bertahan
Tak ujung waktu menungguku
Tak setiap detik semakin melentikkanku
Kuatkanku
Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Menunggu saat untuk jatuh
Menunggu saat untuk luruh
Engkau merpati yang putih
Menunggu saat untuk terbang
Menunggu saat untuk hilang
Aku hanya bisa berdiam diri
Ketika sayapmu mematahkanku
Ketika matamu memandang dan memilih
Aku tersentak lirih
Meski aku mencoba untuk ikut bahagia
Tatkala engkau bertengger di lain dahan
Namun sontak hati ini pedih
Menangis haru ketika engkau terbang jauh
Rindu menyapaku untuk mengharapmu
Kembali jatuh dalam genggaman cakarmu
Mencabik kulitku
Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Dan engkau bagaikan merpati putih yang tangguh
Friday, 10 October 2008
3 Gelang
Sibakkan kilauan rambut yang menepi di dahiku
Mengingatkan apa yang harus aku lakukan
Monday, 6 October 2008
Terlambat Posting
Ya...hari ini semua larut dalam kegembiraan..kemenangan...
Aku tak begitu
Masih ada yang berkecamuk dalam diriku
Masalah yang harus kuselesaikan pagi ini
Setelah tadi malam aku dikuatkan oleh seseorang yang kupanggil De'... (thx so much De'...)
Setelah shalat Ied kami jalani tibalah saatnya saat bermaaf2maafan keluarga. aneh, mencekam, diam...suasana yang ada...hujatan2 pertanyaan pun berterbangan terkait masalah bapakku...ibu pun tak urung melontarkan puluhan pertanyaan. Dan bapakku hanya menjawab. Dan mengakhiri ini semua dengan senjata bahwa ini hanya sandiwara. Antara percaya atau tidak aku hanya menegaskan bahwa ini semua ini harus berakhir. Yang sudah biarlah berlalu menjadi sebuah bahan pembelajaran yang tak kan terulang.
Saat bermaafan pun menjelang Setelah ibuku menidurkan Al Quran di atas kepala bapakku akhirnya kami pun membaur saling bermaafan.
JAlan bareng ke tempat mbahku...yah, serasa normal gitu deh...trus ku jalan ma keluarganya tetanggaku (he..he...mbak mar matur nuwun yo...) ya muter2 gitu deh dan rencana sih mo sowan tempat De'...tapi gak ada... ya udah besok pagi pikirku.
Malemnya keluarga De'... ma tetangganya rencana dateng ke tempatku, tapi pintu ku tak sengaja tertutup (kalo gordyn sih emang sengaja coz kalo malem dingin banget...dan aku waktu itu pergi ke wates nganter temenku yang suntuk gara2 ceweknya kagak pulang...
Wal hasil De'...pun marah2...
Paginya Q sowan ke sana...ngobral bareng ma kedua orang tuanya...(lha De'...kemana???)ya itu aku malah ditinggal nelpon ma Lel dan Wu...ya udah lah gak papa...
Satu hal yang terjadi baru kali pertama. Q jalan ma De'...beserta keluarganya ke Prambanan...tempat sodaranya dari bapaknya. TAk pikir perjalanan bakalan membosankan tapi nyatanya justru menyenangkan...hihi..hi...
Lebaran kali ini ada kesan tersendiri bersama De'...
Makashi ya De'...
Rumah Hijau Tak Berklorofil…
Menjelang hari raya Idul Fitri di tahun 2008 yang tepat pada tanggal 1 oktober 2008. Ramadhan yang entah hanya menurutku saja sangat berbeda. Terasa hampa, panas, tanpa pikiran yang jernih. Basuhan air wudhu pun tak sedikitpun mampu dinginkan hatiku.
Ujian demi ujian yang terlalu menggoyahkan segala aspek keimananku. Menumbuhkan rasa keputus asaan yang mendalam. Mencoba bendung semangat yang mengalir deras.
Dari aspek kehidupan sosial masyarakat di lingkunganku sendiri sampai aspek permasalahan keluargaku. Tepi demi tepi menudutkan hatiku. Menggalaukan kalbuku. Semua terasa memojokkanku. Menertawaiku dengan ejekan bahwa aku tak mampu hadapi semua ini.
Bukan maksudku untuk kembali mengagungkan cinta (karena bahkan hingga saat ini aku tak mau jatuh cinta). Tapi hanya seseorang yang ku panggil De’…yang telah mampu menegarkan semua, menambatkan semua penat dalam setiap linangan rahmatnya. Mencoba memahami bahwa different people have different problem. Dan yang namanya masalah pasti tidak lah mudah bagi setiap individu yang mengalaminya. Ujian. Ya, ini adalah ujian.
Rasa bersyukur dan berikhitar tak lupa doa senantiasa ku senandungkan. Sedikit banyak aku berterima kasih De’…
Yah, hobby memancingku akhir-akhir ini merupakan salah satu sarana untuk menenangkan diri ini. Dengan aliran air yang lembut, dengan kadangkala di riuhkan oleh lompatan air-air yang berkecipak memamerkan ukuran tubuhnya.
I had my own way…
Dan akhir-akhir ini pula aku melihat rumah di cat warna hijau daun muda. Hijau. Hijau dan hijau. Hehh…mungkin mencoba untuk menghijaukan negeri ini meski hanya dengan memoleskan kuas-kuas bertintakan cat warna hijau yang tak kan bisa mengeluarkan oksigen atau menyerap karbon dioksia. Tak mampu berfotosintetis.
Atau mungkin sedikit mencoba memamerkan daya-daya mereka dalam menyambut hari raya. Memeriahkan dan memamerkan.
Sedangkan aku di sini tenggelam dalam kebingungan. Where’s my way?where’s my life? How can I find that?when will I find that?