Dulu...
Ketika aku tiada bekerja
Ketika aku mengais koran untuk kulihat info lowongan
Entah berapa kali papan huruf di keyboard aku pencet untuk menuliskan kalimat
Berapa puluh mungkin ratus aku kirim email
Aku kirim aplikasi melalui pos
Dan berapa kali aplikasi itu tiada berbalas
Air mata dan air wudhu juga membasahi
Mungkin tidak hanya aku tapi orang tuaku
Demi tujuan agar aku mendapatkan pekerjaan
Menjadi orang yang berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa
Tapi kini
Setelah aku mengabdi pada negeri ini
Menjadi orang yang berkontribusi dalam kebijakan yang berhubungan dengan masyarakat
Aku tahu sistem yang ada
Aku tahu cara yang ditempuh
Oleh para pembuat keputusan
Oleh para penentu kebijakan
Carut marut dan intrik politik
Menjadi penghias semua kepalsuan
Kemudian
Aku juga terjerumus dalam sistem
Membabi buta mengingkari doa terdahulu
Memastikan bahwa ini yang sesungguhnya
Klise harapan yang tiada bertuan
Menyeruak dalam besitan kecil ingatan
Meski sebenarnya kemudian
Aku jenuh
Materi ini tiada pula membahagiakan
Membosankan
Ratusan hingga jutaan menjadi tiada berkesan
Dan...
Senyuman istri dan anakku lah yang menjadi pusaka
Harapan dan mimpi mereka mendobrakku
Seutas mimpiku tentang mereka
Memberiku cahaya bahwa bermanfaat itu ada
Paling tidak aku adalah ayah dari anakku yang insyaAlloh kian berguna
InsyaAlloh menjadi pelita kelak
Anakku yang soleh tentu saja
Yaahhh....
Dulu berpenghasilan jutaan mungkin terlihat membahagiakan
Bisa beli ini dan beli itu
Tapi kini meski jutaan sudah di tangan
Kebahagiaan tiada tentu datang
Bahkan tiada terasa juta itu senyap dalam hingar bingar cahaya Jakarta
Sedekah...
Yah..itu yang masih aku pegang
Sedikit lega dan bisa tersenyum
Saat bisa mempundikan materi untuk orang lain
Meski aku sendiri terkadang merasa jenuh
Dengan juta yang aku raih
Astaghfirulloh....
Aku sudah ingkar dari doaku dulu
Ampuni hamba ya Alloh
...
Aku hanya ingin istri dan anakku bahagia
Orangtuaku bahagia
Adik adikku bahagia
Dan lagi
Bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa