Saturday, 24 November 2018

Pengalaman Mengurus Paspor Anak

Oke find...mari giat menulis....

Kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang pembuatan paspor untuk anak. Dalam hal ini anakku usia 5,3 tahun dan yang satunya lagi usia 1,5 tahun. Berbekal mengurus sendiri paspor milikku tahun 2017 lalu dan paspor istriku (yang urus istriku sendiri). Sebelumnya mungkin aku belum bercerita ya, kenapa aku sudah membuatkan paspor untuk anak-anakku yang masih kecil. Mmmmmm.... ini berhubungan dengan rencana istriku untuk melanjutkan studinya di negara seberang (insyaAlloh di Australia). Dan sudah kami rencanakan, kalau kami sekeluarga akan ikut kesana, mendampinginya..hehehehe....kan niat pertama dan niat yang mulia istriku mengambil atau melanjutkan studi adalah dapat berkumpul dengan keluarga. Percuma dong, kalau ini studi eh ternyata masih ninggalin keluarga juga. So....kami sudah memutuskan untuk ikut ke Australia. Selain mendampingi, semoga saja nanti aku bisa mendapatkan pekerjaan di sana, apapun pekerjaannya yang penting insyaAlloh halal serta dapat mendapatkan pengalaman dan wawasan hidup yang baru dan luas. Selain itu juga membuka pergaulan untuk anak-anakku sehingga mereka tahu dunia luar yang sesungguhnya, bukan hanya melalui internet saja. 

Oke kembali ke pengurusan paspor untuk anak. Karena lokasi kami di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, maka kami mencoba untuk melakukan pencarian kantor imigrasi yang dekat dengan rumah serta memiliki quota yang cukup. Kemudian kami menemukan ada lokasi kantor imigrasi yang dekat dengan rumah kami, ada tiga tepatnya..kantor imigrasi Tangerang, unit pelayanan paspor di BSD (ini yang paling dekat), serta kantor imigrasi unit layanan paspor Pondok Pinang. 

Setelah menemukan lokasi kantor imigrasi pembuatan paspor tersebut kemudian kami mencoba mencari informasi prosedur atau mekanisme untuk membuat paspor di kantor imigrasi, khususnya paspor untuk anak. Oh iya, mungkin masih terbayang kalau untuk mendapatkan antrian (mendapatkan antrian lho, antri untuk mendapatkan nomor antrian) musti antri pagi hari atau bahkan pagi buta, bahkan ada pula yang mengantrikan sandal jepit, stopmap, dan benda-benda lain, atau bahkan ada pula yang melakukan praktik titip kepada satpam, tau lah ya titip dalam hal ini artinya apa. Nah, sekarang Direktorat Jenderal Imigrasi ternyata sudah melakukan revolusi kebijakan terkai hal tersebut. Sudah diterapkan sistem antrian online di seluruh kantor imigrasi di seluruh Indonesia (meskipun masih belum semua kantor imigrasi, tapi kemungkinan sudah sebagian besar). Nah, untuk kantor imigrasi Tangerang dan Unit Layanan Pembuatan Paspor BSD ternyata untuk mendapatkan antrian, belum diakomodasi dalam aplikasi antrian paspor. Kantor imigrasi Tangerang dan Unit Layanan Pembuatan Paspor BSD antrian menggunakan nomor whatsapp yang sudah ditentukan. Ketentuan antrian melalui whatsapp tersebut memang dijelaskan dalam web kantor imigrasi Tangerang. Nah, setelah membaca mekanisme tersebut kemudian kami mengikuti intruksi sebagaimana yang dijelaskan dalam website tersebut. Ternyata oh ternyata, quota antrian sudah habis...selama satu minggu ke depan. Sementara, istriku mengambil cuti hanya di satu minggu. So, otak berhenti sejenak, termenung, dan bagaimana ini harus diselesaikan. 

Setelah berpikir sejenak, maka aku putuskan untuk melihat aplikasi antrian paspor. Aku dan istriku melihat di kantor imigrasi mana yang masih tersedia quota pembuatan paspor. Dan benar saja, untuk kantor imigrasi di wilayah DKI Jakarta sudah penuh. Hohohoho.....lalu bagaimana? iseng-iseng sambil ketawa-ketawa sama istri mencari kantor imigrasi di luar wilayah Jakarta, dan do you know what? sepi cooooyyyy...quotanya masih banyak...hohohoo...

Setelah dipikir-pikir akhirnya mencoba mencari di luar DKI Jakarta namun masih masuk akal untuk dijangkau dari rumah kami. Setelah milih-milih dan mencari akhirnya kami menemukan kantor imigrasi Serang, sekitar 60 kilometer dari rumah kami. Oke find, ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Setelah melihat quota yang tersedia akhirnya kami memilih untuk mengambil antrian pembuatan paspor di siang hari (ada pembagian antrian yaitu pagi dan siang). Oke, bisa bernafas lega di sini, paling tidak cuti istriku tidak sia-sia, anak-anak bisa bikin paspor.

Tiba di hari jadwal antrian, kami berangkat dari rumah sekitar pukul 10.30, asumsi nya sampai di lokasi sekitar jam 12.30. Dan alhamdulillah kami tiba di kantor imigrasi Serang tepat pukul 12.30. Impresi pertama setelah tiba di kantor imigrasi Serang adalah, wow...ramaiiiii.....setelah bertanya kepada satpam, disampaikan ramai ternyata sedang ada pengurusan paspor untuk haji dan umroh, padahal biasanya tidak ramai. Dan melirik ke nomor antrian yang terpampang di papan digital menunjukkan angka 145. Oke baiklah, sementara ini aku baru mau masukkan dokumen untuk di verifikasi lalu baru deh mendapatkan nomor antrian (sesuai papan digital itu). Setelah memasukkan berkas dan diverifikasi oleh petugas, aku mendapatkan nomor antrian 201 dan 202, pada saat itu papan antrian digital menunjukkan angka 160. Oke, prediksi mendapatkan giliran antrian pada pukul 15.00, sementara saat itu waktu menunjukkan pukul 13.30, baiklah masih 1,5 jam lagi.....

Untung saja, anak-anak tidak terlalu bosen dan tidak rewel di situ. Setelah menunaikan sholat dhuhur, lalu makan siang dulu (makan siang yang super nikmat, bekal yang dibuatkan istri...hihihi makasih ya bu). Setelah menunggu agak lama, akhirnya tiba waktu kami dipanggil ke ruang wawancara untuk interview sekaligus foto. Untuk Aidan dia direkam sidik jari dan foto, sedangkan Ahza hanya foto saja, mungkin karena masih tipis kali ya sidik jarinya, sehingga kemungkinan gagal untuk direkam. Nah untuk wawancara, aku lah yang diwawancara, wawancara seputar isian dari formulir dan dokumen yang diserahkan ke petugas verifikasi di awal tadi. Setelah bla bla bla wawancara, akhirnya selesai sudah proses di kantor imigrasi. Diberikan print out bukti untuk melakukan pembayaran pengurusan paspor, yang dapat dilakukan di kantor pos dan bank persepsi yang sudah ditunjuk dan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi. Di samping kantor imigrasi Serang ini sebenarnya ada kantor pos mobile, namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.47, maka kantor pos mobile tersebut sudah menutup pelayanannya. Oke, besok akan kubayar di kantor bank saja. Setelah melakukan pembayaran (tiga hari setelah pembayaran), baru deh paspor jadi dan diambil di kantor imigrasi Serang. 

Nah, itulah pengalamanku mengurus paspor untuk anak-anak di kantor imigrasi Serang. Oh iya, satu lagi...beberapa informasi menyampaikan bahwa terdapat antrian prioritas untuk beberapa kategori seperti lansia dan balita, tapi pada pengalaman yang kualami, tidak ada antrian prioritas, mungkin karena lagi crowded jadi tidak ada antrian prioritas.  

Thursday, 22 November 2018

(Review) Hotel Kapsul

Bismillahirrohmaanirrokhiim.....

Sudah lama sekali aku menunda menulis. Setelah terjebak dalam game online, Youtube, dan media sosial yang lain (menulis status pendek pendek itu menurutku membunuh hobi menulis).

Baiklah, kembali ke judul postingan kali ini. Hotel kapsul? bukannya itu biasa saja, bisa saja kasih review di media agen perjalanan online atau review di google map seperti yang biasa aku lakukan. Mmmm...jawabannya sih iya, toh dari hotel kapsul yang aku review kali ini, semua juga sudah aku kasih review di media sosial, dan sudah di kasih respon balik dari hotelnya juga. 

Lalu apa pentingnya review di blog? mmm...seperti tulisan-tulisanku sebelumnya yang menitikberatkan pada sharing experience atau sekedar menuangkan apa yang ada di hati dan apa yang ada di pikiran. So, yah mengalir begitu saja...

Kan..kan...kan..muter lagi...baik kembali lagi ke Hotel Kapsul tadi ya. Barangkali sudah awam terdengar di telinga kita tentang hotel kapsul, apa itu? ya hotel yang menyerupai kapsul obat gitu, yang kamarnya kecil, cukup satu badan saja, gitu deh...nah kali ini aku akan ngasih tau pengalamanku menginap di hotel kapsul di....Jepang...hehehehehe...

Kebetulan saja aku diutus kembali ke Jepang untuk mendampingi pimpinan kantorku untuk menghadiri acara di Jepang. Acaranya di Tokyo, Jepang. Nah karena pimpinanku menginap di hotel yang cukup mahal, kisaran Rp4jt an semalemnya, dan apalah saya yang kelas kromet (kroco mumet) bakal ngos ngos an kalau hotel segitu. Lhooo kan dibayari APBN, laaahhh...kan APBN juga ada kategori kategorinya, kategori kroco mumet kayak aku ya paling 2jt an, dan ini di negara Jepang lho, yang tentunya standar harganya berbeda dengan harga di Indonesia.

Nah berawal dari situ, kemudian iseng deh cari-cari hotel yang dekat dengan hotel pimpinan (agar kalau koordinasi mudah). Setelah melakukan penelusuran menggunakan Google Map, akhirnya nemu hotel Tokyo Nihonbashi Bay Hotel..hmmmm...lalu bagaimana reservasinya? alhamdulillah sekali di jaman modern ini, banyak agen perjalanan yang memiliki jangkauan internasional, so untuk reservasi hotel di luar negeri pun tinggal klak klik saja, saat itu saya menggunakan aplikasi Hotels.com...Setelah melakukan reservas yang hanya bisa 3 malam saja, entah itu kebijakan hotel apa memang lagi penuh lalu saya melakukan penelusuran lain dan nemu hotel First Cabin Kyobashi, dan lagi, saya reservasi menggunakan Hotels.com.

Nah, itu kan cara pemesanannya..lalu bagaimana impresi hotelnya?
Setelah tiba di Hotel Tokyo Nihonbashi Bay Hotel, langsung disambut dengan resepsionis yang ramah, setelah melakukan konfirmasi pesanan dengan menunjukkan lembar pemesanan Hotels.com, akhirnya saya diberikan kunci kamarnya dan dikasih tahu beberapa aturan di hotel kapsul itu, dan di endingnya ternyata si resepsionisnya bisa bahasa Indonesia, wahhh,,,kata dia banyak tamu dari Indonesia yang menginap di hotel ini...lalu beginilah penampakan Hotel Tokyo Nihonbashi








Nah, itu foto-foto situasi di Hotel Tokyo Nihonbashi Bay, udah kebayang kan gimana situasinya, hehehe dan beneran lho kamarnya memang pas banget buat badan, tapi masih nyaman kok...nah di situ juga dijelaskan kalau baju-baju dan koper dan barang bawaan ditaruhnya di luar, ada semacam ruang loker di sana. Kemudian untuk makan, lalu bercakap cakap baik langsung maupun via telepon dilakukan di lounge room namanya, itu ruangan di dekat ruang resepsionis yang tadi. Nah, untuk mandi di sini model kamar mandinya di luar, terpisah dari ruang kamar nya, tapi namanya Jepang, semua ruangannya bersih. Dan di sini juga ada mesin cuci, nyuci sendiri ya, pakai koin gitu, kalau g salah berkisar antara 300 Yen sampai 600 Yen, tergantung jumlah pakaian yang mau dicuci.

Nah lalu bagaimana dengan hotel kedua? Nih...biarkan foto fotonya bicara...











Duh baru sadar, kalau di hotel yang kedua, aku lupa tidak ambil foto di kamar nya, karena pada waktu itu sedang ramai pengunjung jadi agak sungkan untuk mengambil foto di kamar.

But, intinya sama saja sih, tidak ada perbedaan yang signifikan antara hotel kedua. Kalau pilihan hati yang bersifat subjektif sih aku milih hotel yang pertama dengan alasan fasilitas yang diberikan di kamar lebih lengkap dan kamarnya meskipun sama sama sempit kerasa lebih lega. Ketersediaan lemari loker juga menjadi faktor penunjang poin untuk hotel yang pertama, karena di hotel kedua tidak disediakan lemari loker, ya meskipun ada sih laci peniyimpanan di dalam kamar, tapi itu sangat mini bro....

Yes...so far ini lah pengalaman gue menginap di hotel kapsul. Secara keseluruhan hotel kapsul itu sangat cocok untuk orang yang backpacker (selain harganya murah, tentu seorang backpacker tidak ingin lama-lama di kamar di waktu dia berkunjung ke negara orang, tentu lebih milih eksplor di daerah tujuannya tersebut), kalau untuk bisnis (kalau bawaan tidak banyak sih masih worth it kok....dan di sini banyak kok yang kerja kantoran nginap di hotel kapsul, tapi kek nya semacam buat transit gitu. Sangat g worth it untuk liburan membawa keluarga ya...hehehehehe.....

OH IYA
SECARA UMUM 
ATURAN MAIN / TATA TERTIB DI HOTEL KAPSUL 
ADALAH!!!!