Oke find...mari giat menulis....
Kali ini aku akan berbagi pengalaman tentang pembuatan paspor untuk anak. Dalam hal ini anakku usia 5,3 tahun dan yang satunya lagi usia 1,5 tahun. Berbekal mengurus sendiri paspor milikku tahun 2017 lalu dan paspor istriku (yang urus istriku sendiri). Sebelumnya mungkin aku belum bercerita ya, kenapa aku sudah membuatkan paspor untuk anak-anakku yang masih kecil. Mmmmmm.... ini berhubungan dengan rencana istriku untuk melanjutkan studinya di negara seberang (insyaAlloh di Australia). Dan sudah kami rencanakan, kalau kami sekeluarga akan ikut kesana, mendampinginya..hehehehe....kan niat pertama dan niat yang mulia istriku mengambil atau melanjutkan studi adalah dapat berkumpul dengan keluarga. Percuma dong, kalau ini studi eh ternyata masih ninggalin keluarga juga. So....kami sudah memutuskan untuk ikut ke Australia. Selain mendampingi, semoga saja nanti aku bisa mendapatkan pekerjaan di sana, apapun pekerjaannya yang penting insyaAlloh halal serta dapat mendapatkan pengalaman dan wawasan hidup yang baru dan luas. Selain itu juga membuka pergaulan untuk anak-anakku sehingga mereka tahu dunia luar yang sesungguhnya, bukan hanya melalui internet saja.
Oke kembali ke pengurusan paspor untuk anak. Karena lokasi kami di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, maka kami mencoba untuk melakukan pencarian kantor imigrasi yang dekat dengan rumah serta memiliki quota yang cukup. Kemudian kami menemukan ada lokasi kantor imigrasi yang dekat dengan rumah kami, ada tiga tepatnya..kantor imigrasi Tangerang, unit pelayanan paspor di BSD (ini yang paling dekat), serta kantor imigrasi unit layanan paspor Pondok Pinang.
Setelah menemukan lokasi kantor imigrasi pembuatan paspor tersebut kemudian kami mencoba mencari informasi prosedur atau mekanisme untuk membuat paspor di kantor imigrasi, khususnya paspor untuk anak. Oh iya, mungkin masih terbayang kalau untuk mendapatkan antrian (mendapatkan antrian lho, antri untuk mendapatkan nomor antrian) musti antri pagi hari atau bahkan pagi buta, bahkan ada pula yang mengantrikan sandal jepit, stopmap, dan benda-benda lain, atau bahkan ada pula yang melakukan praktik titip kepada satpam, tau lah ya titip dalam hal ini artinya apa. Nah, sekarang Direktorat Jenderal Imigrasi ternyata sudah melakukan revolusi kebijakan terkai hal tersebut. Sudah diterapkan sistem antrian online di seluruh kantor imigrasi di seluruh Indonesia (meskipun masih belum semua kantor imigrasi, tapi kemungkinan sudah sebagian besar). Nah, untuk kantor imigrasi Tangerang dan Unit Layanan Pembuatan Paspor BSD ternyata untuk mendapatkan antrian, belum diakomodasi dalam aplikasi antrian paspor. Kantor imigrasi Tangerang dan Unit Layanan Pembuatan Paspor BSD antrian menggunakan nomor whatsapp yang sudah ditentukan. Ketentuan antrian melalui whatsapp tersebut memang dijelaskan dalam web kantor imigrasi Tangerang. Nah, setelah membaca mekanisme tersebut kemudian kami mengikuti intruksi sebagaimana yang dijelaskan dalam website tersebut. Ternyata oh ternyata, quota antrian sudah habis...selama satu minggu ke depan. Sementara, istriku mengambil cuti hanya di satu minggu. So, otak berhenti sejenak, termenung, dan bagaimana ini harus diselesaikan.
Setelah berpikir sejenak, maka aku putuskan untuk melihat aplikasi antrian paspor. Aku dan istriku melihat di kantor imigrasi mana yang masih tersedia quota pembuatan paspor. Dan benar saja, untuk kantor imigrasi di wilayah DKI Jakarta sudah penuh. Hohohoho.....lalu bagaimana? iseng-iseng sambil ketawa-ketawa sama istri mencari kantor imigrasi di luar wilayah Jakarta, dan do you know what? sepi cooooyyyy...quotanya masih banyak...hohohoo...
Setelah dipikir-pikir akhirnya mencoba mencari di luar DKI Jakarta namun masih masuk akal untuk dijangkau dari rumah kami. Setelah milih-milih dan mencari akhirnya kami menemukan kantor imigrasi Serang, sekitar 60 kilometer dari rumah kami. Oke find, ini membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Setelah melihat quota yang tersedia akhirnya kami memilih untuk mengambil antrian pembuatan paspor di siang hari (ada pembagian antrian yaitu pagi dan siang). Oke, bisa bernafas lega di sini, paling tidak cuti istriku tidak sia-sia, anak-anak bisa bikin paspor.
Tiba di hari jadwal antrian, kami berangkat dari rumah sekitar pukul 10.30, asumsi nya sampai di lokasi sekitar jam 12.30. Dan alhamdulillah kami tiba di kantor imigrasi Serang tepat pukul 12.30. Impresi pertama setelah tiba di kantor imigrasi Serang adalah, wow...ramaiiiii.....setelah bertanya kepada satpam, disampaikan ramai ternyata sedang ada pengurusan paspor untuk haji dan umroh, padahal biasanya tidak ramai. Dan melirik ke nomor antrian yang terpampang di papan digital menunjukkan angka 145. Oke baiklah, sementara ini aku baru mau masukkan dokumen untuk di verifikasi lalu baru deh mendapatkan nomor antrian (sesuai papan digital itu). Setelah memasukkan berkas dan diverifikasi oleh petugas, aku mendapatkan nomor antrian 201 dan 202, pada saat itu papan antrian digital menunjukkan angka 160. Oke, prediksi mendapatkan giliran antrian pada pukul 15.00, sementara saat itu waktu menunjukkan pukul 13.30, baiklah masih 1,5 jam lagi.....
Untung saja, anak-anak tidak terlalu bosen dan tidak rewel di situ. Setelah menunaikan sholat dhuhur, lalu makan siang dulu (makan siang yang super nikmat, bekal yang dibuatkan istri...hihihi makasih ya bu). Setelah menunggu agak lama, akhirnya tiba waktu kami dipanggil ke ruang wawancara untuk interview sekaligus foto. Untuk Aidan dia direkam sidik jari dan foto, sedangkan Ahza hanya foto saja, mungkin karena masih tipis kali ya sidik jarinya, sehingga kemungkinan gagal untuk direkam. Nah untuk wawancara, aku lah yang diwawancara, wawancara seputar isian dari formulir dan dokumen yang diserahkan ke petugas verifikasi di awal tadi. Setelah bla bla bla wawancara, akhirnya selesai sudah proses di kantor imigrasi. Diberikan print out bukti untuk melakukan pembayaran pengurusan paspor, yang dapat dilakukan di kantor pos dan bank persepsi yang sudah ditunjuk dan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi. Di samping kantor imigrasi Serang ini sebenarnya ada kantor pos mobile, namun karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.47, maka kantor pos mobile tersebut sudah menutup pelayanannya. Oke, besok akan kubayar di kantor bank saja. Setelah melakukan pembayaran (tiga hari setelah pembayaran), baru deh paspor jadi dan diambil di kantor imigrasi Serang.
Nah, itulah pengalamanku mengurus paspor untuk anak-anak di kantor imigrasi Serang. Oh iya, satu lagi...beberapa informasi menyampaikan bahwa terdapat antrian prioritas untuk beberapa kategori seperti lansia dan balita, tapi pada pengalaman yang kualami, tidak ada antrian prioritas, mungkin karena lagi crowded jadi tidak ada antrian prioritas.