Kali ini aku akan membagikan pengalaman tentang pekerjaan-pekerjaan yang aku lakukan di Melbourne. Sekali lagi ini berdasarkan pengalamanku ya, tentunya ini pekerjaan yang sudah aku alami sendiri dan mungkin (pastinya) masih banyak pekerjaan di Melbourne selain yang aku alami ini.
Oke, setelah mengalami masa depresi jobless selama dua hari..hehehe....akhirnya aku mulai mencari pekerjaan. Media pertama adalah forum Indomelb baik melalui Facebook atau Whatsapp, kemudian koran Moreland Post dan forum Queen Victoria Market serta ngider ngalor ngidul menyusuri jalanan di Melbourne untuk melihat informasi lowongan. Urutan pekerjaan di bawah ini aku susun berdasarkan urutan aku diterima kerjanya, so bukan urutan berdasarkan peringkat atau gajinya ya..hehehehe...
1. Catalogue Delivery
Pekerjaan ini aku dapatkan melalui informasi lowongan di koran Moreland Post, koran yang dimasukkan oleh para kurir nya dua minggu sekali di kotak pos. Setelah membaca di kolom lowongan kerja, ada lowongan kerja sebagai catalogue delivery di Salmat Hub...Segera aku apply lowongan ini melalui email dan setelah mengisi beberapa formulir dan mengirimkan beberapa persyaratan akhirnya aku diterima bekerja sebagai catalogue delivery. Catalogue delivery ini sering juga disebut junk mail delivery, karena banyak orang yang menganggap kalau katalog belanja itu di era paperless hanya akan berakhir di tempat sampah, bahkan belum sama sekali di baca. Jadi catalogue delivery itu tugasnya adalah mengantarkan katalog belanja dari retail atau supermarket atau flier dari suatu organisasi (Woolworths, Coles, BWS, REPCO, Supercheap, BIGW, IGA, Foodworks, dan masih banyak lagi) untuk dikirimkan atau dimasukkan ke dalam kotak pos tiap tiap rumah (tentu kecuali untuk kotak surat yang sudah menempelkan tanda NO JUNK MAIL atau Australian Post ONLY).
Setelah mendaftar sebagai catalogue dalivery ini, aku diminta untuk mengunduh dan menginstal aplikasi Salmat Hub, kemudian supervisor dari Salmat Hubb akan memberikan area dimana kita akan mengedarkan catalogue tersebut. Biasanya akan dicarikan area terdekat dengan tempat kita tinggal. Pada saat itu aku mendapatkan area pengiriman dengan jumlah alamat sekitar 500 alamat rumah atau sekitar 8 blok. Setelah dikirimi area tersebut dan kita menyetujui, nanti akan ada permintaan kapan kita akan mengirimkan catalogue, apakah sekali seminggu di weekdays atau di weekend atau malah ambil dua dua nya. Waktu pertama aku ambil dua dua nya, ya karena saking semangatnya ketrima kerja..hehehehe...Nah jadi setiap waktu pengiriman (waktu itu jadwal pengirimanku adalah hari selasa-rabu dan sabtu-minggu), sehari sebelumnya dari Salmat Hub akan mengirikan katalog belanja...saat itu aku menerima sekitar 500 eksemplar per katalog belanja (per retail) dan biasanya jumlah retailnya ada sekitar 6-9 retail..(Coles, Woolsworth, SuperCheap, Repco, Chemist, BigW, Target, KMart dan lain sebagainya) yaaa jadi totalnya ada sekitar 4500 lembar katalog yang harus aku kirimkan ke tiap tiap rumah. Oh iya, jadi pas katalog itu aku terima masih dalam bundel yang terpisah, dan aku musti menyatukan katalog katalog tersebut menjadi satu bundel yang sama. Pengerjaan untuk menyatukan bundel ini memakan waktu kurang lebih 2 sampai 3 jam...dan ya lumayan lah punggung berasa karena duduk bersila dan mengatur katalog katalog tersebut. Nah setelah katalog sudah disatukan tinggal bersiap-siap mengantarkan katalog tersebut ke kotak pos rumah rumah.
![]() |
Dengan jumlah yang amat banyak itu, biasanya aku menggunakan troli dorong atau sepeda. Nah pada saat melakukan pengiriman katalog tersebut, akan diminta untuk menghidupkan aplikasi Salmat Hub dan mengaktifkan GPS nya, jadi nanti si aplikasi tersebut akan secara online menandai rumah-rumah mana yang sudah dikirimi katalog tersebut, canggih bukan (meskipun kadang-kadang ada supervisor yang akan melakukan random check dan memastikan apakah katalog tersebut benar-benar diantar). Setelah kita selesai, maka aplikasi peta Salmat Hub tersebut akan dipenuhi dengan dot atau titik titik rumah yang sudah kita kirimi katalog. Lalu di akhir pengiriman kita tinggal klik end maka aplikasi akan menyimpan lalu tinggal tunggu deh waktu pembayaran atau gajian...hehehehe...
Dari pengiriman katalog tersebut rata-rata aku menerima AU75 per periode kirim...ya mungkin g seberapa ya kalau dibandingkan dengan jam kerja yang aku butuhkan mulai dari pengemasan katalog sampai mengirimkan ke rumah. Tapi selain dapat uang, ada keuntungan lain yaitu exercise..karena dari total 8 blok yang aku kirimkan tersebut aku berjalan atau bersepeda sekitar 2 jam, lumayan lah bakar kalori..hehehehe...so itu manfaat lain dari catalogue delivery.
2. Setup Pack Up di Queen Victoria Market
Nah pekerjaan ini sangat disukai oleh beberapa orang yang sedang tinggal di Melbourne, mmmm...gak tau juga sih suka atau tidak, tapi banyak orang Indonesia yang bekerja di pasar ini sebagai tenaga set up dan pack up atau jaga kios/toko. Meksipun katanya, ini katanya lho...bayarannya di bawah upah minimum yang ditetapkan di Melbourne. Nah, lalu apa sih setup pack up itu...sabar sebentar...nanti aku jelaskan...proses pertamanya aja ya...jadi setelah gegalauan lontang lantung tidak punya kerjaan, akhirnya setelah mendapatkan dorongan semangat dari istri tercinta aku berangkat menuju Queen Victoria Market.
Gambaran singkat Queen Victoria Market ini adalah salah satu pasar tradisional di Melbourne yang menjajakan mulai makanan basah (sayur, daging, ikan, buah, dan bumbu-bumbu dapur serta makanan lainnya), hingga ke pernak pernik souvenir khas Melbourne (seperti gantungan kunci, boneka, kaos, cinderamata dari kayu dan lain sebagainya), adapula kebutuhan lain seperti asesoris HP, perlenkapan dapur dan lain lain deh...Nah waktu pencarian pekerjaan itu aku masih berpikir kalau para pedagang di pasar akan menempelkan informasi lowongan pekerjaan di tiang atau tembok atau pintu kiosnya, so pada saat hari pertama menginjakkan kaki di pasar itu aku ngider keliling pasar untuk mencari info lowongan pekerjaan yang ditempel. Ternyata nol besar..gak ada iklan lowongan yang ditempel...hehehehe...Setelah beberapa saat hampir putus asa, kemudian aku bertanya di forum komunikasi Vicmarts di aplikasi Whatsapp..menunggu jawaban seperti lagunya Padi akhirnya ada salah satu member (sebut saja mas Zicko) di forum tersebut yang memberitahukan lowongan pekerjaan sebagai tenaga setup pack up di toko aksesoris HP.
Aku gak peduli pekerjaan apa itu, yang penting dalam pikiranku adalah aku bisa mendapatkan pekerjaan. Lalu aku dikenalkan dengan pemilik kios aksesoris HP tersebut (sebut saja Isaac). Di situ aku mengutarakan niatku untuk bekerja (tentu saja dengan kondisi waktu yang aku miliki karena menyesuaikan dengan jadwal kuliah istri), dan setelah disepakati aku diminta datang untuk training di hari berikutnya. Alhamdulillah dapat kerja di pasar.
Nah, jadi pekerjaan set up dan pack up itu adalah pekerjaan mempersiapkan barang dagangan atau menyiapkan kios. Jadi di pasar ini lapak atau kios para pedagang akan di rolling sebanyak 3 kali dalam seminggu, katanya sih bertujuan untuk aspek pemerataan, karena ada lokasi strategis dan kurang strategis. So, barang dagangan akan dimasukkan ke dalam box besar sebesar lemari pakaian dengan roda di bawahnya yang terbuat dari alumunium setiap sore harinya (tugas pack up), dan pada keesokan harinya barang dagangan tersebut dikeluarkan dari dalam box tersebut kemudian disiapkan atau ditata untuk kemudian diperjual belikan (tugas set up), nah yang memindahkan box-box tersebut secara reguler adalah petugas pasar, dipindahkan sesuai jadwal dan lokasi lapak yang sudah ditetapkan sebelumnya. (sayang sekali foto-foto aku saat melakukan set up dan pack up sudah terhapus dari memori HP..hiks hiks...), mau toko baju, souvenir, ataupun aksesoris HP.
Nah setelah diterima kerja di toko aksesoris HP tersebut, di hari pertama kerja aku diajarin bagaimana mengatur display dagangan, menghafal letak boks kecil, letak dimana casing atau softcase HP ditaruh berdasarkan jenis atau tipe hp nya (kebanyakan sih aksesoris Apple dan Samsung). Jujur saja, di awal-awal kerja sempat mengalami stres karena aku merasa tidak bisa menghafal letak barang dagangan, di hari ke enam kerja aku bilang sama juraganku kalau di hari ketujuh aku tidak bisa improve, aku akan mengundurkan diri..ya aku merasa tidak enak saja niatnya membantu e malah nambah merepotkan. Tapi si juraganku dan si mas Z malah memberikan motivasi, hal itu biasa terjadi kok di awal-awal kerja, nanti biasanya setelah dua minggu akan hafal dengan sendirinya. Dan benar saja, di hari ketujuh aku menunjukkan tanda tanda membaik, dari yang sebelumnya aku set up membutuhkan waktu selama 3 jam akhirnya bisa aku kerjakan selama 1,5 jam kemudian pack up yang sebelumnya aku membutuhkan waktu selama 2 jam aku bisa kerjakan dalam waktu 45 menit saja. Dari sini pun aku tersadar, suatu pekerjaan itu kalau ditekuni dengan giat dan serius pasti bisa dikerjakan. BISA KARENA BIASA.
Nah untuk insentif yang aku terima sendiri, di toko Isaac ini adalah AU20 untuk set up dan AU20 untuk pack up, kalau di toko lain ada yang mencapai AU30 per pekerjaan, tapi sesuai kok dengan beban kerjanya...aku pernah membantu back up teman yang sedang ada urusan, untuk membantu set up dan pack up di toko baju yang per pekerjaannya dapat AU25, dan ternyata konsekuensinya pekerjaannya lebih berat, karena display baju menggunakan rak atau gantungan yang terbuat dari besi, dan lagi pula jumlah baju yang banyak ternyata berat juga dan butuh waktu untuk menyusun dalam box alumuniumnya. So meskipun hanya mendapatkan upah AU20 saat itu aku sudah enjoy bekerja di toko Isaac, dan meskipun dia adalah orang yang berasal dari Hongkong, tapi dia orangnya baik sering berbagi cerita sambil bekerja, dan membagikan makanan halal (baca buah pisang..hehehehe). Dan selalu saja, si Jiji (istrinya Isaac, menanyakan sampai kapan aku bisa bekerja disitu, karena menurut dia aku sudah sangat bagus melakukan pekerjaan set up dan pack up di situ, *baca cepat dan tepat). Aku hanya bisa menjawab, satu-satunya alasan aku berhenti bekerja di pasar adalah jadwal kuliah istri...kalau nanti jadwalnya bentrok pasti aku akan mencari pekerjaan lain (dan nanti ternyata ini terjadi, setelah bekerja selama kurang lebih 6 bulan aku berhenti bekerja di pasar karena jadwal kuliah istri lumayan padat dan jam nya bentrok dengan jam set up dan pack up di pasar). Oh iya, waktu untuk set up adalah (yang aku alami ya) pukul 06.00 pagi untuk hari Selasa dan Kamis, pukul 07.00 untuk hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sedangkan untuk pack up adalah pukul 15.00 untuk hari selasa dan kamis, pukul 15.30 untuk hari jumat, dan pukul 16.00 untuk hari sabtu dan minggu. Semua disesuaikan dengan jadwal buka dan tutup pasar.
3. Uber Eats Foods Delivery
Nah ini pekerjaan ketiga yang aku lakukan. Pekerjaan ini mirip lah sama Go Food atau Grab Food di Indonesia. Sama-sama kurir yang bertugas untuk mengantarkan makanan dari restoran ke pelanggan atau konsumen. Cuma bedanya adalah, kalau di Uber Eats ini alurnya adalah, konsumen memesan menu ke restoran, restoran menerima pesanan dan menyiapkan menu, restoran memesan rider atau kurir pengantar makanan, kurir menerima pesanan, kurir datang ke restoran mengambil makanan, kurir mengantarkan makanan ke konsumen. Jadi perbedaan mendasarnya adalah yang memesan driver nya adalah restorannya, dan si driver pun tidak perlu merogoh koceknya untuk membayar makanan, karena begitu memesan konsumen sudah membayar ke restorannya, so tugas driver hanya murni jasa antar makanan, bukan jasa membelikan dan mengantarkan makanan.
Nah proses untuk mendaftar sebagai driver Uber Eats ini dilakukan secara online. Mengisi formulir dan melampirkan beberapa persyaratannya (termasuk SKCK dari kepolisian setempat yang dilakukan juga secara online). Setelah semua aplikasi di terima oleh pihak Uber Eats, maka mereka akan melakukan verifikasi dan validasi terhadap aplikasi tersebut. Setelah terverifikasi dan tervalidasi, maka calon driver akan diminta untuk melakukan aktifasi di aplikasi Uber Eats Driver. Oh iya, terdapat beberapa akun driver ya, tergantung moda transportasi yang digunakan, seperti sepeda, sepeda motor, atau mobil. Tentu saja aku memilih moda sepeda sebagai sarana antar makanan tersebut. Setelah akun kita aktif, kemudian dari pihak Uber Eats akan mengirimkan tas Uber Eats nya ke alamat yang kita daftarkan (sebelumnya kita diminta untuk mengirimkan deposit sebesar AU30, yang nantinya bisa kita cairkan kalau kita mengembalikan tas Uber Eats tersebut).
Di awal mula menjalani sebagai kurir jasa antar makanan, aku menggunakan sepeda manual atau sepeda biasa (sepeda yang sama dengan sepeda yang aku gunakan untuk mengantar katalog), tapi karena lama-lama dirasa capek dan medan jalan yang naik turun akhirnya aku putuskan untuk membeli sepeda listrik...Pada saat itu, area tempat mangkalku atau restoran yang sering aku antar makanannya adalah restoran yang berada si sekitar Lygon Street, Nicholson Street dan Sydney Road. Pekerjaan Uber Eats ini merupakan pekerjaan yang paling fleksibel karena terserah kapan mau menyalakan aplikasi dan mengantarkan makanan. Pada awal masa menjadi driver/rider, aku selalu online dari jam 10.00 s.d jam 12.00, lalu kembali online lagi dari jam 13.00 sampai 16.00, lalu online berikutnya dari jam 18.00 sampai jam 21.30. Namun, setelah mengetahui jam rame dan jam sepi order Uber Eats, aku hanya online pada pukul 17.30 sampai dengan pukul 22.00 (meskipun jam online nya sedikit tapi ternyata lebih efisien). Dengan pola online ku ini rata-rata penghasilan Uber Eats per jam adalah AU25.
Setelah beberapa waktu mengantarkan makanan menggunakan sepeda listrik, aku akhirnya meng upgrade moda transportasi menjadi mobil. Awalnya aku melakukan ini agar bisa melakukan kombinasi pengiriman makanan sesaat setelah mengirimkan koran pada pagi hari atau saat sedang jalan-jalan sama keluarga, jadi bisa sekaligus gitu..hehehe...Selain itu, pada saat itu orderan makanan melalui sepeda sedang sepi, mmmm...kalau tidak salah waktu itu sedang musim liburan sekolah dan cuaca juga sedang bagus sehingga kebanyakan orang lebih senang pergi ke luar rumah untuk menikmati makanan sambil berbincang dengan teman-temannya di restoran. Selain itu juga, pada saat musim liburan jumlah kurir pengantar makanan akan bertambah, dimana para student akan turun ke jalan untuk bekerja sebagai pengantar makanan.
Eeee...ternyata oh ternyata, setelah pindah ke akun mobil, malah akun sepeda yang ramai...ahahahaha...memang ya peribahasa rumput tetangga selalu lebih hijau itu benar adanya. Hehehe...tapi ya sudah lah, secara sulit kemungkinan untuk downgrade dari akun mobil ke akun sepeda lagi. Yowis, dijalani sebagai niat awal untuk kombinasi dengan jasa pengantaran yang lain.
4. Ngoran (Distributor Koran)
Nah, pekerjaan ini merupakan salah satu pekerjaan favorit dilakukan atau dikerjakan oleh orang Indonesia di Melbourne, khususnya yang sedang menempuh pendidikan di Melbourne. Alasannya sederhana, karena jam kerjanya dilakukan sebelum jam kerja normal (antara pukul 02.00 - 08.00) so tidak mengganggu aktifitas para mahasiswa yang sedang menempuh studi di sini. Seara garis besar, ngoran adalah mendistribusikan koran dari publisher kepada konsumen baik masyarakat rumahan atau perkantoran, serta mendistribusikan kembali ke agen-agen koran atau toko toko kecil yang menjual koran. Proses mendistribusikan koran ini menggunakan kendaraan roda dua atau empat (tapi kebanyakan menggunakan roda empat alias mobil)., karena jumlah koran yang berkisar antara 150 eksemplar sampai hampir 800 eksemplar.
Sebelum didistribusikan, koran akan dikemas terlebih dahulu atau istilahnya di wrap baik dalam bentuk gulungan (roll) atau flat (flatpack). Nah, di awal karir (widih gaya..pakai istilah karir segala) ngoran karena aku belum memiliki kendaraan (mobil) so aku bekerja sebagai roller (tugasnya adalah mengemas koran menjadi gulungan, dengan menggunakan mesin tentunya. Cerita sehingga aku bisa masuk di distributor koran ini adalah referensi dari rekan ku di Indonesia yang bernama Bilal (thanks mas Bilal). Waktu itu aku diberikan kontak orang Indonesia yang bekerja sebagai manajer di distributor koran di Melbourne. Setelah dikenalkan, kemudian aku menjelaskan kondisiku yang tidak memiliki mobil, tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk membeli mobil. Nah, pada saat pertama menginformasikan hal tersebut, pak menejer (panggil saja Mustafa) memberitahukan bahwa untuk posisi lowongan yang tersedia adalah driver, sementara untuk roller dan wrapper sedang tidak ada lowongan, meskipun begitu nanti apabila ada lowongan untuk kedua posisi tersebut akan segera diinformasikan.Oke baiklah....
Nah, setelah menunggu sekian waktu..akhirnya aku dihubungi mas Mustafa kalau ada lowongan sementara sebagai roller koran (karena roller yang sebelumnya sedang pulang sementara ke Indonesia). Alhamdulillah....nah kemudian setelah itu, dimulailah kerjaku di distributor koran (saat itu aku masih bekerja sebagai tenaga set up pack up di pasar). Untuk pekerjaan roll koran ini, pekerjaannya dimulai pada pukul 02.00 sampai sekitar pukul 04.00. Ketika koran datang dari publisher, maka roller akan segera menggulung koran dengan mesin secepat yang bisa dilakukan. Hal ini dilakukan karena koran harus segera didistribusikan kepada para konsumen, selain tuntutan dari pada konsumen, kondisi lalu lintas akan semakin sulit apabila koran terlambat dikirimkan.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya (berkenaan dengan bentrok kuliah istri dengan jadwal kerja di pasar) aku keluar dari pekerjaan pasar dan memutuskan untuk membeli mobil yang kemudian aku gunakan untuk mengantarkan koran hingga saat ini. Pada saat pertama mengantarkan koran tentu saja akan mengalami kebingungan, bagaimana cara melemparkan koran dari dalam mobil dan masuk ke dalam properti rumah konsumen tanpa merusak properti konsumen tersebut seperti kaca, tanaman, kotak surat, pagar, dan lain-lain. Diawal proses ngerun (istilah tukang antar koran) aku harus turun dari mobil
untuk memastikan alamat pelanggan, koran terlempar dengan baik dan benar. Satu per satu...kebayang berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan 150-bisa mencapai 700 koran apabila setiap pelanggan kita harus berhenti, buka pintu, memastikan alamat pelanggan, lalu melempar koran). Yah...bener istilah BISA KARENA BIASA...di awal memang karena belum terbiasa sangat sulit melempar koran dan tepat mengenai sasaran (bukan sasaran kaca ya..hehehehe) tapi lama kelamaan akhirnya terbiasa bisa melempar koran dengan sudut 360 derajat baik ke arah depan, samping kanan, samping kiri,atau belakang. Alamat pelanggan pun lama kelamaan kita akan hapal dengan sendirinya jadi tidak perlu turun untuk memastikan apakah koran dikirim ke alamat yang benar.
Nah insentif yang diterima dari bekerja ngoran ini alhamdulillah jauh lebih baik dari upah yang aku terima dari pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. Dengan rate sebesar AU24/jam dengan jumlah jam kerja sekitar 30 jam seminggu (ini termasuk ngeroll atau ngewrap koran ya).
Berikut ini adalah cuplikan sepotong adegan aku melempar koran (terima kasih sudah direkam mas cahyo.
5. Yello Courier
Yello Courier ini gak beda jauh dengan Uber Eats. Sesama jasa pengantaran berbasis aplikasi. Ada dua model order dalam aplikasi Yello ini. Satu order di sebut booking order satu lagi di sebut roaming order. Dalam booking order, konsumen atau merchant akan merilis jadwal pengiriman di jadwal tertentu sehingga jatuhnya nanti kita akan di book pada jadwal tertentu untuk melakukan pengiriman barang di merchant tertentu. Merchant yang telah bekerja sama dengan Yello adalah ritel terbesar di Melbourne (sebut saja Woolworths), lalu ada BWS, EB Games, Pet n Stock, dan beberapa restoran pizza dan kafe kopi. Untuk Woolworths, BWS, Pet n Stock umumnya menggunakan sistem booking dan roaming sekaligus, sementara untuk restoran akan menggunakan sistem booking. Kalau sistem roaming, mirip dengan aplikasi Uber Eats, jadi ketika ada order pengiriman, restoran akan mengirimkan order kepada para kurir yang berada pada radius atau jangkaun tertentu. Untuk roaming sendiri pun, restoran dapat memberikan rate per jam sesuai kemampuan atau kemauan mereka. Selama menjadi kurir Yello, aku belum pernah mencoba menjadi kurir order booking, karena menurutku menjadi tidak fleksibel. Karena kita akan di hire oleh merchant selama beberapa jam, jadi ada atau tidak ada order selama jam hire tadi, kita harus wajib stand by di lokasi restoran. Sementara untuk roaming, aku bebas untuk memutuskan antar atau tidak antar order pengiriman. Yang sudah aku jalani bersama aplikasi Yello ini adalah mengantarkan order di Woolworths. Seiring adanya pandemi yang membatasi orang untuk berpergian, belanja barang kebutuhan sehari hari secara online menjadi satu pilihan yang menarik bagi masyarakat.
Tugas dalam proses pengantaran ini adalah, pertama aku akan melakukan atau stand by di aplikasi Yello, ketika ada order muncul maka aku harus dengan segera mengambil order tersebut karena tentu harus bersaing dengan kurir kurir yang lain. Setelah mendapatkan order yang sesuai dengan yang diinginkan (baik dari lokasi merchant, estimasi jarak pengantaran dan estimasi berat atau tidaknya barang bawaan) lalu menjelang waktu pengiriman aku akan mendatangi/menemui petugas di dekat area kasir (biasanya mereka sudah menempatkan pegawai khusus yang menangani pengiriman atau order secara online). Setelah itu, aku akan menyebutkan nomor order di aplikasi, kemudian si pegawai akan mengecek di sistem mereka apakah pesanan sudah siap atau belum. Kalau belum, maka mereka akan meminta aku untuk menunggu, kalau sudah siap mereka akan mengarahkanku ke troli yang sudah terisi dengan barang belanjaan. Kemudian aku akan memasukkan barang-barang tersebut ke dalam bagasi mobil. Oh, iya kadang-kadang dalam satu kali order aku bisa mengantarkan ke lebih dari satu alamat, maksimal tiga alamat. Tentu saja dengan kompensasi biaya tambahan serta jalur yang disesuaikan melalui aplikasi. Rate pengiriman aplikasi Yello ini berada di kisaran $13 per order, apabila dapat dua alamat maka akan menjadi $20 dan $27 untuk tiga alamat. Oleh karena pekerjaan ini berdasarkan aplikasi, ketika mengambil barang, memulai perjalanan pengantaran, hingga tiba di lokasi pengantaran serta selesai melakukan pengantaran, aku akan mengkonfirmasi melalui tombol yang tersedia di aplikasi, dengan adanya tombol ini merchant atau pelanggan dapat mengetahui posisi dan apa yang sedang kita lakukan.
6. Amazon Flex Courier
Tentu kita sudah awam dengan Amazon bukan, itu lho salah satu leader dalam dunia online marketplace Awalnya Amazon merupakan online marketplace yang fokus pada penjualan buku secara online. Namun, seiring berjalannya waktu akhirnya Amazon menampilkan berbagai produk di halaman web nya. Nah, pada awalnya (ini konon katanya), Amazon tidak memiliki jasa antar sendiri melainkan bekerja sama dengan provider pengiriman yang lain, baik melalui jasa ekspedisi, kurir, maupun pos. Lagi-lagi, entah karena alasan ekonomi demi efisiensi atau bergesernya jaman, akhirnya Amazon mulai memberdayakan masyarakat untuk dapat terlibat dalam pengiriman barang-barang milik Amazon atau yang dijual melalui website Amazon. Oh iya, kisaran upah atau gaji menjadi kurir Amazon ini sebenarnya terhitung cukup lumayan, berada di kisaran $25-$40 per jam, tergantung area pengiriman, jumlah barang yang dikirimkan serta efisiensi waktu dalam mengirimkan barang-barang tersebut.
Aku mendaftar menjadi kurir Amazon ini setelah sebelumnya melakukan pengurusan untuk pembuatan ijin mengemudi di negara bagian Victoria sekaligus asuransi (dokumen ini aku juga gunakan sebagai syarat untuk menjadi kurir Uber Eats via mobil). Tentu saja, informasi lowongan kerja di Amazon ini aku dapatkan dari salah seorang rekan yang lebih dulu berkelana di Melbourne dan bekerja sebelumnya di Amazon. Sebut saja Mas Farchan...hehehehe....setelah sebelumnya ada pengalaman lucu ala cah was was pada saat penandatangan formulir pendaftaran. Mmmm...ben wae lah tak ungkapkan di sini, namanya juga cerita kehidupan.
Nah jadi pada saat mengisi formulir pendaftaran, formulir itu wajib ditandatangani oleh saksi yang juga memiliki ijin mengemudi di Victoria. Nah, karena waktu itu aku masih was was tingkat gak ketulungan, akhirnya aku takut dan gak mau tanda tangan di formulir pendaftaran mas Farchan, dengan alasan di kepalaku adalah sewaktu waktu aku bisa dinominate kalau ada pelanggaran lalu lintas, pada saat itu aku gak kepikiran kalau aku bisa saja appeal apabila tetiba ada orang yang nominate pelanggaran lalu lintas ke akun berkendaraku, dan bahkan si pembuat nominate akan dijatuhi hukuman yang lebih berat apabila membuat nominate palsu. Lhadalah..ndilalahnya ketika giliran aku daftar kurir Amazon Flex ini, mas Farchan mau berbaik hati untuk membubuhkan tanda tangan dan nomor ijin mengemudianya di formulir ku,,,hehehehe...matur nuwun yo mas, ternyata di balik ke wah an mu di sosial media yang sering mancing emosi ternyata sejatinya jenengan itu baik (ini ada juga cerita di saat aku nggonduk sama mas Farchan karena beberapa komen yang menurutku sebagai cah melankolis, menusuk hati...trus pas ngobrol ternyata di balik komentar itu sebenarnya mas Farchan ha ha hi hi saja...aseeeemmmm).
Oke. lanjut ya...setelah mengisi aplikasi atau formulir pendaftaran, aku menunggu sekitar dua bulan hingga akhirnya diterima sebagai kurir Amazon Flex. Waktu tunggu ini disebabkan oleh jumlah antrian orang yang mendaftar sebagai kurir Amazon Flex. Setelah diterima, lalu aku mengunduh dan menginstal aplikasi Amazon Flex for Driver, aplikasi ini memang belum tersedia di GPlay Store, melainkan diunduh dan diinstal dari website Amazon sendiri.
Setelah mendapatkan blok, aku akan tahu di warehouse mana aku akan mengambil barang atau memulai perjalanan untuk melakukan pengiriman, serta jam pengiriman. Cuma memang, kurir tidak akan tahu kemana lokasi pengiriman sebelum kurir tiba dan melakukan check ini di area warehouse. Setelah sampai di warehouse, pertama aku lapor kepada petugas yang disebut station officer. Pada saat lapor ini, petugas akan menanyakan dan meminta kita untuk menunjukan lisensi mengemudi serta menyebutkan jadwal pengantaran sesuai aplikasi. Oh, iya jangan lupa ya, segera setelah tiba di warehouse, pencet tombol I arrived di aplikasi Amazon Flex. Tujuannya satu, agar si Amazon melalui aplikasi nya tau bahwa si kurir telah tiba di warehouse. Petugas station kemudian akan mengarahkan kurir untuk mengantri di garis antrian, setelah itu aku akan segera menuju tempat check in. Jadi meskipun sudah menyatakan tiba di warehouse, kurir tetap wajib untuk melakukan check ini dengan cara menempelkan barcode yang muncul di handphone setelah menyatakan tiba di warehouse. Barcode tersebut kemudian digunakan untuk memindai kode QR yang tersedia di layar komputer yang sudah disediakan oleh petugas station di warehouse.
Setelah melakukan pemindaian tersebut, petugas station akan mendorong rak yang berisi paket yang harus dikirimkan (selama aku melakukan pengiriman Amazon ini paket paling sedikit adalah 24 paket, paling banyak 45 paket) terdiri dari surat dan paket karton. Pengiriman paket ini dibagi dalam suburb area, jadi meskipun jumlahnya banyak, alamt pengiriman paket tersebut berada dalam satu wilayah suburb yang sama. Meskipun pernah juga mendapatkan alamat pengiriman di dua suburb yang berbeda, namun tetap saja area pengiriman dua suburb tersebut bersebelahan. Sesaat setelah troli paket tiba di dekat area mobil, maka aku akan dengan segera memasukkan paket tersebut ke dalam mobil. Tentu saja, sebelum memasukkan paket ke dalam mobil aku akan mengcek jumlah paket yang harus aku antarkan hari itu di label yang ditempelkan di troli tersebut. Hal ini dilakukan juga untuk melakukan pengecekan kembali apabila nantinya ditemukan jumlah paket yang di troli tidak sesuai dengan jumlah yang ada di label. Pernah di sini kejadian jumlah paket yang aku masukkan ke dalam mobil berbeda dengan jumlah yang ada di label, baik dari gagal scan (oh iya, pada saat memasukkan paket ke dalam mobil, kurir harus memindai kode QR di setiap paket ke dalam aplikasi Amazon Flex di handphone) atau petugas station yang lalai menulis jumlah paket di label. Meskipun semua bisa di atasi, tapi tetap saja ada waktu yang terbuang. Salah satu trik yang diajarkan oleh Mas Farchan pada saat memasukkan barang di mobil adalah memisahkan paket berdasarkan area pengiriman dan ukuran paket, biasanya amplop di bangku kiri depan, paket ukuran besar di bagasi belakang, sedangkan paket karton kecil medium diletakkan di bangku baris kedua. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pencarian ketika telah tiba di alamat pengiriman.
Setelah urusan memasukkan paket selesai, maka aku akan segera memencet tombol memulai perjalanan di aplikasi. Aplikasi akan menunjukkan rute pengiriman sesuai dengan list yang sudah diinput oleh sistem. Dengan rute pengiriman ini, kurir tidak perlu lagi menyesuaikan atau membuat rute sendiri karena semua sudah diatur sedemikian rupa oleh aplikasi Amazon Flex.
Berangkaattttt....nah, perjalanan dari warehouse menuju alamat pengiriman ini sebenarnya biasa saja sih, tinggal mengikuti rute sesuai aplikasi. Sepertinya ada radius jarak maksimal pengiriman, kalau tidak salah maksimal 25 km dari warehouse, kalau lebih dari 25 km biasanya akan dialokasikan ke warehouse yang lain. Pencarian alamat pun selain terbantu dengan aplikasi, penomoran rumah di Melbourne ini sungguh sangatlah rapi sehingga tidak sulit untuk menemukan alamat pengiriman.
Pada saat tiba di alamat pengiriman, setelah paket siap di tangan, mobil sudah terparkir dengan baik dan benar (ingat ya dalam proses kirim mengirim barang tetap harus tertib dalam perparkiran, daripada malah boncos buat bayar denda parkir dan sebagainya..hehehehe..) paket kemudian di pindai kembali (hal ini bertujuan agar tidak terjadi salah kirim atau salah alamat, karena paket yang dipindai harus sama dengan paket yang tertera di aplikasi sesuai dengan alamat rumah dan kode QR nya.
Dikarenakan pandemi Covid 19, setiap pengantaran paket, kurir tidak wajib untuk bertemu dengan pelanggan untuk meminta tanda tangan. Jadi tinggal taruh di area yang aman atau sesuai dengan permintaan pelanggan, pencet tombol bel rumah untuk menandakan paket sudah tiba, atau memberikan pemberitahuan melalui aplikasi baik melalui pesan atau telepon (untuk pemberitahuan melalui aplikasi ini jarang aku lakukan kecuali memang ada alamat pengiriman yang spesial seperti apartemen, atau alamat yang susah ditemukan) dan jangan lupa foto lalu unggah ke aplikasi Amazon Flex. Selesai sudah deh..hehehe...Oh iya, dari proses awal berangkat dari rumah hingga akhir pengiriman Amazon akan memberikan waktu kepada kita selama 4 jam (meskipun bisa saja minta tambah, namun aku jarang melakukannya karena kemungkinan saja bisa menjadi penilaian dalam proses pengiriman). Alokasi waktu tersebut aku kira benar-benar sudah diperhitungkan oleh Amazon Flex menjadi waktu rata-rata atau terlama dalam proses pengiriman paket. Rata-rata aku membutuhkan 2-3 jam untuk melakukan pengiriman (bisa efisien satu jam kan, jadi serasa kerja 3 jam di bayar 4 jam), meskipun pernah juga hampir saja telat (3,5 jam) karena kondisi jalan yang padat dan parkiran yang susah ditemui di area-area tertentu.
Nah, itulah beberapa pekerjaan yang sudah aku alami dan aku lakukan. Sebenarnya ada beberapa pekerjaan yang lain seperti bongkar muat kontainer, jaga toko temporari di pasar, buang barang ke tempat pembuangan sampah, beberes rumah, pengantaran paket pesanan namun karena sifatnya hanya pekerja pengganti jadi tidak aku tulis di sini. Ada pula pekerjaan yang penah ditawarkan kepadaku namun sampai saat ini belum pernah aku lakukan seperti cleaner, bekerja di pabrik roti, dan kitchen hand, karena alasan fleksibilitas waktu (aku dependant dengan anak dua).