Dulu kau dimana
Dulu kau siapa
Saat aku tak mengenalmu
Saat aku tak tahu dimana dirimu
Kini...
Telah datang dirimu
Membawa cerita-cerita yang baru
Mewarnai setiap sudut kanvas hidupku
Padahal
Kanvasku telah rusak
Rusak karena terlalu banyak warna yang menggelayut
Warna yang sedikit mulai merobek tiap rajut benang di dalamnya
Tapi
Kadang goresan kuasmu
Mengumbar kembali warna yang telah lalu
Warna yang sangat menodaiku
Merah kian menjadi merah
Namun sering pula hitam kau sapu menjadi putih kembali
Kadang ku sering bertanya
Kau sapukan warna biru hari ini
Warna apa yang kelak akan kau sapukan untukku
Hijaukah?
Kuningkah?
Atau bahkan gelapnya ungu?
Namun aku bahagia
Warna yang baru telah sedikit memulas dasar kanvas yang lama
Meskipun engkau tak bisa membelikan kanvas yang baru untukku
Tapi aku bahagia