Wednesday, 22 October 2008

Dahan Kering Yang Rapuh

Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Bertahan di tengah terik matahari dan deras hujan
Sayup-sayup angin pun tak kuatkankan ku

Engkau bagaikan merpati putih
Hinggap di setiap letihmu
Tak peduli kuatkah aku
Tak hiraukan mampukah aku
Namun air mata ini lebih akan mengalir
Ketika engkau hinggap di lain dahan
Dahan nan lebih kokoh
Di pohon yang lebih indah

Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Hati ini selalu teguh
Mendengar dan merasakan
Tiap cengkeraman cakar-cakarmu
Di setiap ujung dahanku
Meski kan mencabik setiap sisi kulitku
Namun aku bahagia

Aku memang tak bisa bertahan
Tak ujung waktu menungguku
Tak setiap detik semakin melentikkanku
Kuatkanku

Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Menunggu saat untuk jatuh
Menunggu saat untuk luruh

Engkau merpati yang putih
Menunggu saat untuk terbang
Menunggu saat untuk hilang

Aku hanya bisa berdiam diri
Ketika sayapmu mematahkanku
Ketika matamu memandang dan memilih

Aku tersentak lirih
Meski aku mencoba untuk ikut bahagia
Tatkala engkau bertengger di lain dahan
Namun sontak hati ini pedih
Menangis haru ketika engkau terbang jauh
Rindu menyapaku untuk mengharapmu
Kembali jatuh dalam genggaman cakarmu
Mencabik kulitku

Aku bagaikan dahan kering yang rapuh
Dan engkau bagaikan merpati putih yang tangguh