Gumpalan awan nan pekat menyelimuti
Bumi biru mendadak gelap
Mentari terang galau tuk menembus semua
Memicingkan mata saja sudah tiada silau adanya
Hati ini semuram bumi
Gelap meraung tak berhenti
Mencari secerca cahaya namun tak kunjung ada
Sadar adanya cahaya itu abadi
Sadar cahaya itu akan kembali menembus
Gelap nan pekat rentetan awan
Jengkel, marah dan sakit hati
Perwujudan awan nan pekat yang menjadi-jadi
Menggerus menutupi cinta nan abadi
Kasih sayang yang setia serta mulia
Kasih,
Di balik semua ini ada kasih dan sayang
Yang rela menunggu awan menggumpal nan pergi
Mengusir bahkan akan
Kasih,
Cahaya itu ada
Namun bisu untuk mengungkapkan
Kasih,
Awan itu hanyalah sementara
Kasih,
Cahaya itu abadi