Setelah aku dan istriku menapaki kehidupan pernikahan beberapa komitmen memang sudah terbentuk dari awal. Salah satunya adalah tentang memiliki momongan atau bayi atau anak.Pada awalnya setelah istriku penempatan di salah satu kementerian di Jakarta, istriku berniat untuk melanjutkan studi ke jenjang di atasnya. Studi yang dikehendaki ini merupakan studi lanjutan yang dinaungi kementerian tersebut. Dengan asumsi studi tersebut dapat ditempuh selama satu tahun maka kami pun bersabar untuk memiliki momongan tersebut.
Sebenarnya nya proses bersabar tersebut juga bukan merupakan proses untuk menunda kehamilan kemudian secara sengaja kami menggunakan KB untuk menundanya. Tidak. Kami hanya melakukan penundaan kehamilan menggunakan metode alami yaitu dengan menggunakan sistem kalender. Fertile dan Infertile.
Setelah kemudian program kami tersebut berjalan kurang lebih 6 bulan setelah kami menikah. Ternyata istriku kemudian mengetahui tentang satu pengumuman tentang studi lanjutan tersebut. Rincian pengumuman aku lupa je...hehehehe... Yang jelas setelah mengetahui pengumuman tersebut kemudian kami meninggalkan program fertile dan infertile yang kami jalani sebelumnya.Perjuangan dilanjutkan dengan semangat 45. Selain meninggalkan orientasi tentang studi lanjutan istriku tadi sebenarnya kami juga udah gerah dengan pertanyaan dari orang-orang "gimana udah isi belum?"... selalu saja pertanyaan itu menguing nguing di dalam telinga kami setiap kami berpapasan dengan orang yang telah mengetahui bahwa kami menikah 6 bulan yang lalu.
Setelah kemudian kami melepaskan program tersebut akhirnya perlahan lahan ada tanda-tanda yang terjadi pada istriku. Katanya istriku dia jarang mengalami telat datang bulan dan pada saat itu istriku telat sekitar 1 minggu an. Kemudian aku menyarankan untuk dilakukan pengetesan sederhana melalui test pack. Setelah dilakukan pengetesan (kebetulan testpack dilakukan dua kali, yang pertama aku yang beli test packnya yang kedua istriku sendiri yang beli testpacknya karena pada saat yng kedua aku sedang ada tugas di luar daerah).
Dua kali dilakukan test pack hasilnya sama seperti gambar tersebut. Harusnya apabila seorang wanita itu memang positif hamil harusnya muncul dua garis berwarna merah. Namun dua kali pengetesan warnanya masih kurang jelas. Yang satu berwarna merah jelas dan yang satu samar-samar berwarna ungu.
Karena kami merasa penasaran dan ingin menjaga pula kondisi janin (asumsi istriku emang benar sudah hamil), maka kamu pun berniat untuk memeriksakannya ke dokter kandungan. Sebenarnya saat keinginan itu muncul kami sedang berada di Semarang untuk menghadiri pernikahan rekan istriku. Sempat terpikir untuk melakukan pemeriksaan di dokter kandungan yang ada di Semarang. Akan tetapi setelah bertanya kiri dan kanan akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke dokter kandungan di Jakarta saja.
Setelah sanpai di Jakarta tepatnya di kontrakan kami yang berada di seputaran Slipi. Kami kemudian mengumpulkan informasi tentang keberadaan dokter dokter kandungan yang memiliki rekomendasi untuk dikunjungi (tepatnya untuk memeriksa kehamilan istriku). Kebetulann di dekat tempat rumah kontrakku terdapat salah satu rumah sakit anak dan bunda. Yaitu RSAB Harapan Kita. Kemudian kami melakukan pencarian dokter kandungan yang memiliki prestasi dan kalau bisa dokter tersebut berjenis kelamin perempuan.
Setelah dilakukan pencarian kemudian kami menuju ke rumah sakit tersebut. Setelah masuk ke dalam rumah sakit tersebut kami langsung menuju ke meja customer service (untuk menanyakan dimana letak keberadaan klinik kebidanan). Namun karena hari itu merupakan masa-masa liburan tahun baru, maka dengan lugas petugas jaga di counter customer service mengatakan bahwa hari tersebut klinik kebidanan libur.
Dengan langkah penasaran dan was-was akhirnya kami memutuskan untuk duduk sebentar di ruang tunggu dekat customer service tersebut. Setelah sedikit beradu pendapat (aku dan istriku) akhirnya kami melincur ke salah satu rumah sakit swasta di daerah Semanggi (MRCC Siloam). Sebelumnya aku sudah menghubungi rumah sakit tersebut untuk menanyakan jadwal klinik kebidanan (karena aku tidak mau nanti sudah jauh sampai Semanggi eh kliniknya tidak buka)dan syukurnya ternyata meski dalam masa liburan klinik kebidanan di rumah sakit swasta tersebut tetap buka.
Setelah sampai di rumah sakit swasta tersebut akhirnya kami langsung naik ke lantai 19 tempat dimana klinik kebidanan berada. Setelah melakukan proses antri dan pelengkapan prosedur administrasi, akhirnya istriku diperiksa dokter. Kalau tidak salah pada saat itu nama dokternya dokter Alvin. Dokter yang tidak pernah kami duga ternyata asalnya adalah dari Jogjakarta. Setelah dilakukan diskusi antara kami dan dokter Alvin akhirnya disepakati untuk melihat atau mengecek kehamilan istriku melalui aat USG. Karena istriku telatnya masih itungan hari, dokter tersebut menyarankan untuk dilakukan USG dari dalam. Setelah disetujui kemudian kami menuju ke ruang USG. Setelah dilakukan USG diperoleh hasil bahwa memang terdapat janin di rahim istriku. Dengan posisi yang normal.Untuk ukuran masih kecil karena mungkin baru berumur beberapa hari (bahkan alat USG dotker tersebut tidak bisa membaca berapa umur janin trsebut).
Alhamdulillah. Paling tidak kata itu yag sering meluncur dalam benak kami. Akhirnya Alloh SWT memberikan kepercayaan kepada kami untuk dapat menjaga keturunan kami. Dan semoga saja (senantiasa terlantun dalam doa kami) jani tersebut senantiasa sehat (ibunya juga sehat), dan dapat menjadi manusia yang senantiasa berjalan di jalan Alloh SWT, berbakti kepada orang tua, berguna bagi keluarga masyarakat dan bangsa.