Hari ini vitamin untuk istriku sudah habis. Obat yang katanya berfungsi sebagai penguat janin juga sudah habis. Sudah waktunya kontrol kandungan. Sedikit banyak pertimbangan sih kemarin kemana akan menuju tempat kontrol kandungan. Sempat ada beberapa tempat yang direkomendasikan oleh teman-teman istriku dan temanku. Dua dokter praktek di daerah Kemanggisan dan dokter di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.
Akhirnya RSAB Harapan Kita menjadi pilihan kami. Karena letak rumah sakit tersebut dekat dengan rumah kontrakan kami akhirnya kami memutuskan untuk melakukan periksa atau kontrol pada hari rabu (tentu saja ini telah mempertimbangkan jadwal dokter prakte yang kami kehendaki). Dr. Sadina, S.Pog. Berdasarkan pencarian informasi di di internet sih katanya dokter yang satu ini orangnya supel, ramah, dan baik hati (tidak disertai dengan tidak sombong ya).
Hari itu cuaca sangat sejuk, maklum hujan turun sejak pukul 03.00 dini hari hingga pukul 08.00 tidak kunjung reda juga. Setelah siap-siap, akhirnya dengan beratapkan payung kami bergerak perlahan-lahan menuju RSAB. Dengan sedikit gerakan menghindar dari genangan air kami menyusuri gang di daerah Kota Bambu Selatan tersebut.Sebenarnya RSAB ini sangat dekat dengan rumah kontrakan kami. Kami berada di samping rumah sakit itu. Namun karena pintu depan rumah sakit itu berada jauh di depan, kami berniat untuk memutar menyusuri jalan raya. Namun tanpa disangka (agak lebay ini) ternyata ada pintu di samping rumah sakit itu. Langsung saja kami menyusuri jalan tersebut melalui selasar rumah sakit itu. Lumayan tidak kehujanan.
Ternyata RSAB ini ada rumah sakit jantungnya, jadi selasar yang kami lewati tadi ternyata rumah sakit jantungnya. Setelah berjalan agak lama sambil mengamati kondisi rumah sakit itu akhirnya kami menembus ke gedung RSAB (untuk anak dan bundanya). Masuk ke gerbang utama sudah terpampang tulisan customer service. Langsun saja kemudian kami bertanya kepada customer servicenya lalu dijelaskan mengenai mekanisme pendaftaran. Kebetulan istriku merupakan salah satu pegawai dengan status PNS yang dianugerahi kartu asuransi ASKES. Sempat terpikir bahkan memang berniat menggunakan kartu tersebut. Setelah mengambil nomor antrian elektronik (kebetulan dipisah antara pasien ASKES dan pasien biasa), kami menuju ke meja pendaftaran. Nomor terpampang di papan elektronik khusus ASKES. Nomor yang muncul adalah C002 sementara nomor antrian yang kami pegang adalah C003. Semenit dua menit kami menunggu belum ada pergerakan dari nomor antrian ASKES tersebut. Sedangkan nomor antrian pasien biasa sudah ebrgerak lebih dari dua angka. Akhirnya kami putuskan untuk undur dari penggunaan kartu ASKES tersebut dan aku ambil lagi nomor antrian pasien biasa pada mesin antrian. Setelah sebelumnya mengisi form aplikasi pasien yang berisi tentang identitas bla bla bla akhirnya kami dipersilahkan untuk menuju ke klinik kebidanan yang disa an diberi nama Anyelir.
Yang namanya instansi berplat merah memiliki urusan birokrasi tersendiri. Mungkin biar tertib administrasi "katanya". Setelah masuk ke klinik kebidanan tersebut kami melakukan registrasi lagi. Setelah di beri print out dari selembar kertas akhirnya kami dipersilakan masuk ke ruang timbang. Ting tong,...tidak ada petugasnya. Kami diminta untuk menunggu....dari jam 08.00 sampai jam 10.00 kami menunggu datangnya si suster tukang timbang itu. Mulai duduk tidak nyaman serong kiri serong kanan, makan roti Tango wafer dan sari kedelai hangat. Mendapt informasi kalau sang dokter sedang melakukan operasi tadi. Terhadap seorang perempuan yang mengalami pendarahan. Satu kata aku dan istriku. O.
Setelah menunggu agak sebentar (tolong ya digaris bawahi, agak sebentar), akhirnya kami dipanggil ke ruang USG (sebelumnya juga udah timbang). Di dalam ruang USG akhirnya istriku dipersilakan untuk berbaring, punggungnya diberikan alas semacam busa peninggi gitu. Jujur untuk pelayanan di dalam ruang USG ini ramah dan baik (mungkin yang kurang baik pegawai administratifnya saja). Dalam batin kami menebak-nebak, Dokter Sadina yang kek gimana ya, jadi penasaran setelah mendapatkan penelusuran bahwa dokternya baik dan ramah. Dur,...dur....durr.....setelah denga pose siap untuk di USG akhrinya eng ing eng... si dokter pun datang. Dan benar ternyata dokter Sadina itu ramah, baik dan cenderung gaol getooohhhh....
Penjelasan demi penjelasan disampaikan dengan ramah, sambil menggerak-gerakkan alat USG nya si dokter menunjuk-nunjuk jani alias si jabang bayi alias si dedek (aku manggilnya gitu). Detail demi detail dijelaskan, hingga kami pun hanya melongo a o a o saja. Setela selesai mengukur umur si jabang bayi alias janin akhirnya si dokter mencetak hasil USG tersebut, kemudian istriku mulai merapikan pakaiannya. Kemudian kami masih dipersilakan untuk ngobrol sama dokternya, sebenarnya bukan ngobrol sih tapi mungkin si dokter mau ngasih tau saran-saran atau obat yang akan berguna bagi istriku.
Kata dokter Sadina si janin sudah menunjukkan tanda-tanda kehidupan, sudah ada plasentanya..bentuknya lucu...duh..ini to calon dedek.....
Sebagai oleh oleh dari dokter Sadina di berikan hasil USG adalah resep yang ditulis untuk nebus vitamin Folavit di apotik serta diberikan pula print out dari hasi USG. Mau tau????hihihi.....
Gak nyangka ternyata udah ada HPL nya juga...alhamdulillah....
Sang dedek dan plasenta
Alhamdulillah tidak ada kelainan dan janin dinyatakan sehat
dedeknya udah gerak-gerak lho..kata dokter Sadina sih udah ada tanda-tanda kehidupan itu
Nah dari hasil USG tersebut usia janin istriku diperkirakan berusia 6 minggu 6 hari (kurang sehari berusia 7 minggu) hihihi..kemudian disarankan pula untuk tidak makan-makanan yang bersifat asam. tidak minum soda. Lalu kata dokter, sampai ketemu 4 minggu lagi ya...