Thursday, 31 March 2016

Jakarta itu Kejam (kah?)

Kukuruyuuuuukkkkkk....ayam jantan berkokok, sayup sayup terdengar suara mengaji dari masjid di berbagai penjuru. Perlahan dengan perasaan letih badan ini bergerak meraih handuk yang ada di jemuran. Mengguyur badan dengan air dingin beraroma besi. Berpakaian rapi kemudian berangkat untuk sholat subuh di masjid.

Selepas itu kemudian bergegas untuk menyiapkan segala perlengkapan untuk bekerja. Pakaian dan beberapa berkas yang harus dibawa. Setelah semua siap kemudian tiba waktu untuk membangunkan si kecil yang musti di titipkan di daycare selagi ayah dan ibunya bekerja. Daycare dekat kantor yang menjadi pilihan kami, pernah sih mau daycare yang dekat rumah, tapi belum nemu yang sebagus daycare di daerah gatot subroto.

Kemudian si kecil perlahan membuka matanya, kadang menangis kadang tidak. Merasa terusik dari kelelapan tidurnya. Ada beberapa pilihan transportasi yang dapat kami gunakan. KRL (dengan kombinasi naik taksi dari palmerah-gatot subroto pp) atau naik mobil dari rumah ke gatsu pp (estimasi waktu 2 jam berangkat, 3 jam pulang). Ya, kami memang terkadang ganti ganti moda transpsortasinya, tapi tetep aja ujung ujungnya kami harus berangkat pagi maksimal jam 06.24 (untuk krl) 06.00 (untuk mobil).

Lalu bagaimana dengan jam pulangnya?nah disini nih gilanya jakarta selanjutnya....meski kami udah berangkat pagi pagi tapi tetep aja, pulangnya juga malam. Yah paling cepet sampai rumah itu jam 17.45 lah...paling malam ya pernah sampai rumah jam 21.15. Coba aja capek gak kalau gitu.
Selain itu pula, harga harga (baik barang atau jasa) punya gap yang signifikan dengan gaji yang diterima. Bisa cukupin kebutuhan itu biasa (tidak mengesampingkan fakta bahwa urusan mencukupkan rizki ada di kuasa Alloh), nabung?di jakarta? Luar biasa....

Uang seratus ribu itu di Jakarta nilainya seuprit....makan aja sekarang di pinggir Jalan standarnya 15rb an....transport? Yah bakalan g kerasa deh, loh kok tiba tiba uang baru ambil dari atm udah habis.
Dan memang diputuskan dan Sudah diketahui benernya. Gilanya Jakarta menggilas waktu dan biaya. Waktu menjadi sangat cepat, dan biaya hidup yang relatif tinggi. Mungkin benar Jakarta itu kotanya orang yang gila kerja. Menggilas waktu dengan bekerja, bekerja, dan bekerja. Masih ingat kan pepatah "kejarlah duniamu seakan engkau akan hidup selamanya dan kejarlah akhiratmu seolah esok engkau akan mati". Yah...Jakarta...kota kerja dengan segala tipu daya. Dengan tawaran sejumlah uang manusia berlomba lomba untuk mengejar dunia. Dan semoga saja mereka tidak lalai untuk mengejar akhiratnya