Perjalanan dinas kali ini
aku mengambil inisiatif untuk menggunakan moda transportasi darat yaitu kereta
api. Dan gak tanggung-tanggung, aku naik kereta kelas ekonomi, Menoreh, PSE-SMG
alias Stasiun Pasar Senen – Semarang Tawang. Perjalanan dinas kali ini adalah
dalam rangka pelatihan strategi perusahaan dan penyusunan laporan keuangan yang
memiliki relevansi dengan aksi korporasi merger dan akuisisi. Dan di sini hanya
aku sendiri yang memilih menggunakan moda transportasi kereta khususnya kereta
ekonomi. Rekan-rekanku yang lain menggunakan moda transortasi pesawat terbang,
ada pula yang menggunakan moda transportasi kereta api namun dengan kelas
eksekutif. Hehehehe...menyiksa diri? Enggak juga, karena selain hemat, aku
ingin mengenang masa-masa dulu sering berpergian menggunakan kereta api kelas
ekonomi.
Kali ini aku tidak
bermaksud untuk melakukan review atas perjalananku menggunakan kereta api
Menoreh ya, soalnya ya standar-standar begitu dan barangkali sudah banyak yang
melakukan review atas perjalanan kereta api Menoreh ini. Wis wis, tar keterusan
malah jadi review naik kereta api Menoreh.
Awalnya aku ingin menulis
tentang, tentang apa ya, kok malah jadi lupa. Jadi intinya malam ini, eh pagi
ini, galau-galau gitu, ealah tiap hari kok galau, terus daripada galau gak
produktif mending aku ambil laptop ku yang sore tadi baru saja aku inject
dengan OS Ubuntu, setelah sebelumnya aku pasang Mint, dari yang sebelumnya
menggunakan Windows 10. Kenapa aku ganti dari Windows 10, karena laptopku ini
sudah cukup berumur, dengan spesifikasi yang ala kadarnya, bahkan menurutku ini
adalah netbook tapi layarnya 14 inch, so membawa program Windows 10 itu menjadi
terasa berat, apalagi dengan update rutin yang dilakukan, sangat berat man,
bahkan mungkin seberat Dilan menanggung beban rindunya..hhahaha...Nah lalu
kemarin aku instal Linux Mint, kenapa Mint? Karena beberapa kali melihat review
Mint merupakan salah satu distro Linux yang sangat familiar bagi pengguna atau
eks pengguna Windows. Iya sih, menunya mirip banget sama Windows. Selain itu,
tingkat popularitasnya nomor satu, ya itu tadi, karena memang tampilannya
Windows deh, Linux yang ke Windows Windows an. Selain itu performanya memang
ringan. Nah, lalu apa permasalahannya? Gak tahu kenapa, koneksi internet
menggunakan Mint terasa lambat, sinyal wifi di rumah yang biasanya bisa empat
bar, hanya terbaca sangat lemah 2 bar bahkan sering 1 bar bahkan hilang sama
sekali. Padahal sebelumnya sinyal minimal 3 bar sampai maksimal 5 bar. Lalu
tadi siang, eh kemarin siang aku coba koneksi atau menjalankan aplikasi trading
Ipot (oh iya, baru keinget kalau aku mau nulis tentang trading Ipot yang
sekarang aku lakukan, oke nanti aku tulis deh) nah karena koneksi yang sangat
lambat tersebut Ipot tidak bisa berjalan, grendet grendet dan sinyalnya putus
tus. Selain itu, kemarin-kemarin aku juga nyoba instal aplikasi, eh tepatnya
game windows menggunakan Wine dan PlayonLinux, hasilnya gak bisa, suara keluar
tapi ganbarnya g ada. Oke baiklah, kalau masalah game bisa kutolerir karena
memang dari awalnya ketika pindah ke Linux sudah tahu resiko tentang game game
Windows, bajakan...xixixixi. Sempat kepikiran juga sih balik lagi ke Windows,
tapi kalau keinget beratnya lepiku menanggung beban Windows kok kayaknya gak
tega, pernah lho buat booting awal sampai memakan waktu 15 menit. Hehehehe…
Nah lalu apakah Ubuntu
sudah terbukti? Belum sih..kan baru kuinject tadi sore, eh tapi gak tahu benar
atau salah, sebelum aku inject Ubuntu tadi sempat cek jaringan internet kantor
pakai Mint, dan gak stabilnya juga keliatan. Dengan koneksi internet kantor yang
cukup kencang, sinyal wifi hanya terbaca 3 bar saja, bahkan beberapa kali
sampai 1 bar saja. Nah ketika tadi kuinject Ubuntu, sinyal stabil di 4 bar, nah
dari sini kemudian aku berharap, bukan atau belum menyimpulkan ya, kalau
internet atau koneksi internet Ubuntu lebih stabil daripada Mint. Lalu
bagaimana kalau performanya, mmmm...iya sih Mint lebih enteng daripada Ubuntu,
tapi semoga saja semua itu bisa tertutupi dengan kestabilan Ubuntu. Belum
sempat instal aplikasi-aplikasi yang lain sih, soalnya keburu berangkat ke
Stasiun. So besok lanjut saja instal instal nya di tempat acara pelatihan.
Pelatihan ku kali ini
dilakukan di salah satu hotel di Kota Semarang, Hotel Grand Dhika Semarang.
Kalau tidak salah letaknya di Jalan Pemuda Semarang dengan menggandeng partner
atau rekanan dari Universitas Diponegoro. Kalau dari layout tempat pelatihan
yang rapat, mmm maksudnya ruangannya kecil, mungkin menyesuaikan dari budget
APBN yang terbatas atau faktor yang lainnya, kayaknya pelatihan kali ini
bakalan berlangsung secara intensif, serius, dan formal, ya iyalah ini kan
acara kantor, bukan acara kongkow atau reuni an atau acara bergaulnya anak-anak
muda. So, kita lihat saja apakah aku nanti masih bisa utek utek laptop pada
saat pelatihan, utek utek ini meliputi utek utek Ubuntu dan instal beberapa
aplikasi serta mungkin mengetik yang tidak ada kaitannya dengan pelatihan ini,
misal nulis blog, browsing atau searching hal gak penting, atau malah bersosial
media..hehehehe, tapi yang paling direncanakan adalah trading Ipot, lagi-lagi
Ipot, apaan sih itu? Tar deh aku jelasin hobi baru ku itu. So liat saja nanti.
Nah sudah berapa kata ni,
baca kembali tulisanku kok malah aku bingung, aku tuh sedang nulis apa sih,
hahahaha….ngayawara kalau bahasa jawanya, ya yang namanya lagi galau, apa saja
yan ada dipikiran dituangkan di tulisan. Hasilnya, bingung deh mau dikasih
judul apa. Yowis, karena perjalanan kereta sudah hampir sampai di Stasiun
Semarang Tawang, maka aku sudahi juga ketikan tulisanku ini. Besok, eh nanti siang
(karena tulisan ini diketik pada pukul 03.12) tinggal nunggu koneksi internet
lalu posting deh, di blog tentu saja bukan di sosial media, maklum tulisan gak
jelas gini gak pantes kalau di share di sosial media.