Thursday, 12 April 2018

Tulisan Apa Ini?

Perjalanan dinas kali ini aku mengambil inisiatif untuk menggunakan moda transportasi darat yaitu kereta api. Dan gak tanggung-tanggung, aku naik kereta kelas ekonomi, Menoreh, PSE-SMG alias Stasiun Pasar Senen – Semarang Tawang. Perjalanan dinas kali ini adalah dalam rangka pelatihan strategi perusahaan dan penyusunan laporan keuangan yang memiliki relevansi dengan aksi korporasi merger dan akuisisi. Dan di sini hanya aku sendiri yang memilih menggunakan moda transportasi kereta khususnya kereta ekonomi. Rekan-rekanku yang lain menggunakan moda transortasi pesawat terbang, ada pula yang menggunakan moda transportasi kereta api namun dengan kelas eksekutif. Hehehehe...menyiksa diri? Enggak juga, karena selain hemat, aku ingin mengenang masa-masa dulu sering berpergian menggunakan kereta api kelas ekonomi.
Kali ini aku tidak bermaksud untuk melakukan review atas perjalananku menggunakan kereta api Menoreh ya, soalnya ya standar-standar begitu dan barangkali sudah banyak yang melakukan review atas perjalanan kereta api Menoreh ini. Wis wis, tar keterusan malah jadi review naik kereta api Menoreh.

Awalnya aku ingin menulis tentang, tentang apa ya, kok malah jadi lupa. Jadi intinya malam ini, eh pagi ini, galau-galau gitu, ealah tiap hari kok galau, terus daripada galau gak produktif mending aku ambil laptop ku yang sore tadi baru saja aku inject dengan OS Ubuntu, setelah sebelumnya aku pasang Mint, dari yang sebelumnya menggunakan Windows 10. Kenapa aku ganti dari Windows 10, karena laptopku ini sudah cukup berumur, dengan spesifikasi yang ala kadarnya, bahkan menurutku ini adalah netbook tapi layarnya 14 inch, so membawa program Windows 10 itu menjadi terasa berat, apalagi dengan update rutin yang dilakukan, sangat berat man, bahkan mungkin seberat Dilan menanggung beban rindunya..hhahaha...Nah lalu kemarin aku instal Linux Mint, kenapa Mint? Karena beberapa kali melihat review Mint merupakan salah satu distro Linux yang sangat familiar bagi pengguna atau eks pengguna Windows. Iya sih, menunya mirip banget sama Windows. Selain itu, tingkat popularitasnya nomor satu, ya itu tadi, karena memang tampilannya Windows deh, Linux yang ke Windows Windows an. Selain itu performanya memang ringan. Nah, lalu apa permasalahannya? Gak tahu kenapa, koneksi internet menggunakan Mint terasa lambat, sinyal wifi di rumah yang biasanya bisa empat bar, hanya terbaca sangat lemah 2 bar bahkan sering 1 bar bahkan hilang sama sekali. Padahal sebelumnya sinyal minimal 3 bar sampai maksimal 5 bar. Lalu tadi siang, eh kemarin siang aku coba koneksi atau menjalankan aplikasi trading Ipot (oh iya, baru keinget kalau aku mau nulis tentang trading Ipot yang sekarang aku lakukan, oke nanti aku tulis deh) nah karena koneksi yang sangat lambat tersebut Ipot tidak bisa berjalan, grendet grendet dan sinyalnya putus tus. Selain itu, kemarin-kemarin aku juga nyoba instal aplikasi, eh tepatnya game windows menggunakan Wine dan PlayonLinux, hasilnya gak bisa, suara keluar tapi ganbarnya g ada. Oke baiklah, kalau masalah game bisa kutolerir karena memang dari awalnya ketika pindah ke Linux sudah tahu resiko tentang game game Windows, bajakan...xixixixi. Sempat kepikiran juga sih balik lagi ke Windows, tapi kalau keinget beratnya lepiku menanggung beban Windows kok kayaknya gak tega, pernah lho buat booting awal sampai memakan waktu 15 menit. Hehehehe…

Nah lalu apakah Ubuntu sudah terbukti? Belum sih..kan baru kuinject tadi sore, eh tapi gak tahu benar atau salah, sebelum aku inject Ubuntu tadi sempat cek jaringan internet kantor pakai Mint, dan gak stabilnya juga keliatan. Dengan koneksi internet kantor yang cukup kencang, sinyal wifi hanya terbaca 3 bar saja, bahkan beberapa kali sampai 1 bar saja. Nah ketika tadi kuinject Ubuntu, sinyal stabil di 4 bar, nah dari sini kemudian aku berharap, bukan atau belum menyimpulkan ya, kalau internet atau koneksi internet Ubuntu lebih stabil daripada Mint. Lalu bagaimana kalau performanya, mmmm...iya sih Mint lebih enteng daripada Ubuntu, tapi semoga saja semua itu bisa tertutupi dengan kestabilan Ubuntu. Belum sempat instal aplikasi-aplikasi yang lain sih, soalnya keburu berangkat ke Stasiun. So besok lanjut saja instal instal nya di tempat acara pelatihan.

Pelatihan ku kali ini dilakukan di salah satu hotel di Kota Semarang, Hotel Grand Dhika Semarang. Kalau tidak salah letaknya di Jalan Pemuda Semarang dengan menggandeng partner atau rekanan dari Universitas Diponegoro. Kalau dari layout tempat pelatihan yang rapat, mmm maksudnya ruangannya kecil, mungkin menyesuaikan dari budget APBN yang terbatas atau faktor yang lainnya, kayaknya pelatihan kali ini bakalan berlangsung secara intensif, serius, dan formal, ya iyalah ini kan acara kantor, bukan acara kongkow atau reuni an atau acara bergaulnya anak-anak muda. So, kita lihat saja apakah aku nanti masih bisa utek utek laptop pada saat pelatihan, utek utek ini meliputi utek utek Ubuntu dan instal beberapa aplikasi serta mungkin mengetik yang tidak ada kaitannya dengan pelatihan ini, misal nulis blog, browsing atau searching hal gak penting, atau malah bersosial media..hehehehe, tapi yang paling direncanakan adalah trading Ipot, lagi-lagi Ipot, apaan sih itu? Tar deh aku jelasin hobi baru ku itu. So liat saja nanti.

Nah sudah berapa kata ni, baca kembali tulisanku kok malah aku bingung, aku tuh sedang nulis apa sih, hahahaha….ngayawara kalau bahasa jawanya, ya yang namanya lagi galau, apa saja yan ada dipikiran dituangkan di tulisan. Hasilnya, bingung deh mau dikasih judul apa. Yowis, karena perjalanan kereta sudah hampir sampai di Stasiun Semarang Tawang, maka aku sudahi juga ketikan tulisanku ini. Besok, eh nanti siang (karena tulisan ini diketik pada pukul 03.12) tinggal nunggu koneksi internet lalu posting deh, di blog tentu saja bukan di sosial media, maklum tulisan gak jelas gini gak pantes kalau di share di sosial media.