Tuesday, 29 December 2020

Komunitas Orang Indonesia di Melbourne

Disclaimer di awal deh.

Tulisan ini dibuat atas dasar pengalaman pribadi penulis, apa yang penulis ketahui, apa yang penulis alami dan rasakan sendiri, bukan bersumber dari katanya-katanya. Jadi misalkan ada yang tidak tepat atau tidak pas barangkali itu di luar kejadian yang dialami oleh penulis.

Sebelum tulisan ini di buat, dirancang (entah kapan mikirnya dan entah kapan baru bisa nulis) aku sudah meminta ijin kepada sang jangkar Mbah Wawan Indigo dan Pak Lurah Mukhlis yang menjabat saat itu, bahwa aku ingin mencoba menulis sesuatu tentang komunitas orang Indonesia di Melbourne. Sebenarnya komunitas orang Indonesia di Melbourne bukan hanya Indomelb Community saja, tapi kembali lagi yang penulis alami adalah menjadi salah satu warga di Indomelb Community.

Sama seperti yang aku ceritakan sebelumnya, tatkala hendak, akan, memasuki Melbourne dalam rangka mendampingi istri yang melanjutkan studi di Universitas Melbourne, atas dasar referensi dari teman di Indonesia, sebut saja Bilal Anwari, aku kemudian mencoba mengajukan permohonan untuk bergabung di grup Facebook Indomelb, pada saat itu jabatan lurah masih di pegang oleh Pak Unaidi. Setelah diterima dalam forum tersebut, langsung segudang pertanyaan aku luncurkan, mungkin pada saat itu bisa dalam sehari aku bertanya hingga lima kali. Mulai dari tata cara pengurusan dokumen administrasi, pekerjaan, akomodasi, yah seputar bagaimana bertahan hidup di negara orang, khususnya Melbourne. 

Galau melanda, gundah gulana menerpa hingga ini lah pada nantinya melekat dalam image ku, tagar cah was was.

Jawaban demi jawaban aku dapatkan dari forum itu, baik jawaban yang lugas, terang benderang, maupun samar-samar disertai candaan. Tapi pada akhirnya, aku mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang aku lontarkan.

Sebenarnya ingin sekali mencoba mengudar sejarah berdirinya Indomelb, namun saking oon nya aku, pelupa dan galau tiada tara, tak terlaksana pula keinginan itu. Padahal sebelumnya sang jangkar telah memberikan silsilah lurah Indomelb sejak pertama kali berdiri hingga saat ini. 

Indomelb Community sendiri merupakan salah satu perkumpulan atau paguyuban orang Indonesia yang sedang berada di Melbourne. Keanggotaannya pun sangat beragam, mulai dari mahasiswa, spouse, permanent resident, citizen, atau beberapa orang yang memanfaatkan forum sebagai sarana mencari nafkah. 

Ah...aseemmmm...kenapa otakku buntu, tak lama nulis jadi gak tau mau nulis apa...

Pada awalnya, forum Indomelb Community terjalin dalam sebuah milis, kalau tidak salah melalui Yahoo saat itu. Kemudian seiiring perkembangan jaman, per sosial media an, akhirnya Indomelb Community merambah ke aplikasi Facebook. Tidak main-main, atensi orang-orang yang ingin bergabung di Inbdomelb hingga saat ini sangat tinggi. Pada saat tulisan ini dibuat , jumlah anggota Indomelb Community di Facebook hampir mencapai 10.000, bahkan itupun berdasarkan informasi dari para moderator grup tersebut, banyak permintaan anggota yang ditolak, tentu saja dengan alasan dan aturan tertentu. Keberadaan komunitas Indomelb ini sangat membantu, baik bagi orang yang akan melanjutkan studi di Melbourne, mencari pekerjaan, akomodasi, dan bahkan kuliner khas Indonesia di Melbourne. Semua sangat mudah ditemukan di komunitas ini. Pokoknya sangat membantu deh.

Beberapa kegiatan sosial yang dilaksanakan baik secara mandiri maupun bersama-sama pun sangat beraneka ragam, baik dalam hal memberikan bantuan kepada orang Indonesia yang sedang mengalami kesulitan finansial, memerlukan bantuan hukum, akomodasi baik permanen maupun temporer, olahraga dan kesenian budaya, dan masih banyak lagi. Indomelb Community juga senantiasa menjalin kerjasama yang baik dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne. Sehingga keberadaan Indomelb memberikan dampak yang positif bagi para warganya baik dalam hal silaturahmi antar warga bahkan hingga urusan administrasi yang berhubungan dengan negara Republik Indonesia. Indomelb Community juga sering mendukung beberapa program yang dilaksanakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia seperti upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, silaturahmi dalam bidang keagamaan, turnamen olahraga, prosedur administrasi yang wajib dilakukan warga negara Republik Indonesia yang berada di Melbourne (prosedur datang dan pulang) dan lain sebagainya.

Meskipun konon katanya tiada gading yang tak klethak (eh maksudnya tak retak) tentu saja dalam suatu hubungan sosial selalu ada gesekan, goncangan, tumpang tindih kepentingan, offside kalau kata sang jangkar, tapi semua itu dirasakan sebagai bumbu-bumbu kehidupan saja, asalkan masih dalam batas kewajaran tertentu, ya remeseleh.

Sebelum terjadinya wabah Covid 19, sebenarnya Indomelb Community ini sering mengadakan kegiatan temu warga yang dilakukan di beberapa tempat yang tersebar di wilayah Melbourne. Setahu aku yang pernah dilakukan adalah di wilayah Brunswick, Coburg, dan Clayton. Dalam kegiatan temu pertemuan tersebut, para warga Indomelb Community akan saling bertukar informasi, saling silaturahmi, atau sekedar membicarakan tentang kehidupan masing-masing baik dari latar belakang di Indonesia, kehidupan di Melbourne, dan biasanya terdapat acara makan-makan hidangan khas Indonesia seperti, Empek-Empek, Gudeg, Gulai Kikil, Cilok, Jajanan Pasar ala Indonesia, Rendang, Otak-Otak, Tekwan, Ayam Bakar, dan masih banyak lagi. Untuk urusan makanan, tenang saja di Melbourne sangat mudah dijumpai makanan Indonesia dan pastinya sesuai dengan lidah dan citarasa Indonesia. Sepertinya tema tentang makanan Indonesia di Melbourne akan menjadi topik tulisanku selanjutnya.

Namun, sejak adanya pandemi Covid 19, kegiatan temu warga belum dapat dilaksanakan kembali mengingat aturan dari pemerintah Victoria yang membatasi kegiatan sosial bahkan kegiatan peribadatan atau keagamaan yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu tempat tertentu sempat ditiadakan. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah penularan virus Covid 19.  

Eh tapi, karena kebetulan aku tinggal di Coburg yang dekat dengan tempat tinggal para dedengkot Indomelb jadi aku dapat berinteraksi dengan mereka-mereka yang sangat berjasa dan berpengaruh di forum Indomelb. Aku mendapatkan banyak pelajaran, pengalaman, pengetahuan dari wejangan-wejangan dan cerita mereka. Petuah demi petuah yang aku dulang dari kisah hidup mereka. Apalah aku yang hanya newbi dibandingkan mereka...


Biasanya para pejabat kelurahan ini berkumpul di tempat makan atau restoran atau kedai, atau apalah yang penting ada menu hidangan pacitan dan makanan berat sekalipun. Kebersamaan khas ala Indonesia yang ngobrol ngalor ngidul sambil menikmati hidangan nan lezat yang dapat diterima lidah Indonesia tentunya. Jarang memang jargon mangan ra mangan asal ngumpul berlaku bagi para pejabat Indomelb, ngumpul?yo madhang..ahahaha..Nah, tempat favorit para pejabat Indomelb ini salah satunya adalah di Rumah Makan Bilal. Hmmm..aku lupa restoran asal mana ini, yang jelas lokasinya terletak di Sydney Road Nomor 860, Brunswick. Menunya sangat bisa diterima oleh lidah Indonesia seperti lamb mandi, chicken mandi, tea tarik, roti, martabak, dan beberapa jenis makanan lainnya. Kudapan atau makanan berat bisa dilibas oleh pejabat Indomelb di sini. Bahkan sampai-sampai sang pemilik resto ini sudah hapal apabila pejabat Indomelb datang. Bukan karpet merah atau pintu emas, melainkan sang owner akan mencoba melayani dengan bahasa Indonesia, dengan sedikit bercanda dan memperbolehkan untuk menikmati makanan dan minuman sampai menjelang tutup. Agenda ngumpul-ngumpul yang tidak rutin karena sibuknya para pejabat Indomelb dalam aktifitas sehari-harinya membuat momen berkumpul biasanya dilakukan apabila ada agenda penting. Beberapa agenda yang pernah aku dengarkan dibahas dalam kumpul kumpul itu seperti, agenda silaturahmi di Warr Park, agenda pihnik ke Great Ocean Road (meskipun batal karena Covid-19), dan program donasi. Semua seru, meskipun di bahas dalam bungkus bercanda, tapi so far semua dijalankan dengan baik.

Yah begitulah komunitas Indomelb sepengetahuanku, orangnya ramah-ramah, berasal dari beberapa latar belakang yang berbeda, beragam suku budaya, tapi satu asal, Indonesia.