Saturday, 26 February 2011

Mimpi Malam Ini


Aku bermimpi..
Bersamamu
Dalam sebuah keluarga kecil yang bahagia
Canda tawa bersama anak kita
Membersihkan rumah bersama-sama
Meluangkan waktu hari libur untuk bercengkerama
Bahkan membersihkan rumah dengan suka cita dan kebersamaan

Aku bermimpi...
Hidup sederhana dengan penuh cinta
Dengan senantiasa musyawarah penuh cinta
Ketika ada masalah mendera
Melepas lelah sepulang kerja dengan gelak tawa anak kita

Aku bermimpi...
Menikmati lezatnya makan pagi yang kamu buat
Menikmati lezatnya makan pagi bersama
Aku, kamu dan anak kita

Aku bermimpi...
Aku memanggilmu bunda
Kamu memanggilku Ayah

Aku bermimpi...
Anak kita memanggil kita untuk bermain bersamanya
Anak kita memanggil kita untuk mengajarinya
Memanggil untuk bertanya

Aku bermimpi...
Setiap hari raya
Kita menengok kakek nenek anak kita
Bersalaman penuh kehangatan
Melepas rindu dengan petuah mereka

Aku bermimpi...
Kita hidup bahagia
Melihat anak kita beranjak dewasa
Pandai sepertimu
Dan sabar sepertiku

Aku terbangun dari mimpi kemudian
Dan segera kupanjatkan doa kepada Alloh SWT
Semoga mimpi itu diridhoi Alloh SWT
Amiin..

Wednesday, 9 February 2011

Mas Supri Penjual Bakwan Kawi

Seperti biasa aku melenggangkan kaki di sela hiruk pikuk ibukota ini
Menyusuri gang dan trotoar
Meski terkadang bahkan sering aku melalui jalur busway

Nah,
Saat itu aku melewati kompleks perkantoran Delta Harmoni
Jam 17.15 saat itu
Seperti biasa aku melihat sosok seorang penjual makanan gerobak
Bakwan Kawi
Umurnya mungkin sekitar 30 tahunan
Dengan perawakan tinggi sedang dan badan tidak gemuk alias kurus
Kulit coklat khas tropis
Dengan sedikit tonjolan tulang rahang di pipi kanan dan kiri
Polahnya tampak tidak begitu aktif
Hanya kemudian menjadi cekatan ketika ada orang yang meminta pesanan

Sore itu tampaknya pelanggan agak sepi
Bakso, tahu dan kripiknya masih banyak terpampang di kaca gerobak
Singgahlah aku di emperan itu
"mas bakwan kawi satu mas"
"campur mas?" begitu tanyanya lalu ku jawab "komplit mas"
Langsung seperti biasa dia meraciknya
Tahu, Keripik, Somay dan bakso dia masukkan ke dalam satu mangkok
Kemudian di tuangi kuah dan dibubuhkan saos serta sambal
Sengaja aku bilang agar memberikan sambal sedikiiiit saja
Setelah semua siap akhirnya diserahkanlah mangkok beserta isinya itu kepadaku
Karena suasana sepi tiada pelanggan lain
Akhirnya aku sibukkan dia dengan obrolan
Mulailah seperti biasa
Hobiku bertanya
Mencairkan suasana
Aku menanyakan apa pahit getir menjadi pedagang bakwan kawi di ibukota ini
Kemudian dia menuturkan bahwa dia sudah berada di jakarta sejak tahun 1990an
Setelah sebelumnya sempat menjadi kuli bangunan
Menjadi pedagang di Jakarta bukanlah sebuah hal yang mudah ataupun gampang
Pernah dia mengalami
Makan tidak di bayar
Mangkok dibuang ke sungai
Di bayar dengan todongan pisau
Bahkan pernah dilarang berjualan dan di keroyok
Tapi satu yang mejadi pegangan
Bahwa dia tidak eprnah mau membalas atau menanggapi
Bukan tidak berani melainkan karena dia di Jakarta adalah untuk mencari makan
Bukan untuk menjadi jagoan
Segalanya dia hadapi begitu saja
Hingga kini dia mampu menghidupi kedua anaknya di Jawa (alias kota kelahiran)
Memiliki sebuah rumah di kampung
Dan sepetak sawah yang digunakan istri dan anaknya untuk menanam padi

Mas supri nama penjual bakwan kawi itu
Sosok pendatang dari tlatahJawa tengah

Tuesday, 8 February 2011

Kotak Tusuk Gigi


Siang ini seperti biasa aku makan di kantin sebelah
Sebuah kantin yang sebenarnya bukanlah kantin yang seperti orang biasa sebutkan
Kantin itu hanya beratap terpal
Pengunjung kantin berjejal di samping media penggorengan

Terlepas dari itu semua
Ada sebuah kotak kecil di tengah meja makan
Kotak kecil yang memuat beberapa puluh kayu-kayu kecil
Bahkan terkadang bukan kayu melainkan suwiran bambu

Kotak Tusuk gigi
Berjajar rapi tak rapi bersama kotak-kotak yang lain
Bersandingan dengan kotak sendok garpu, tissu dan kotak tempat gorengan

Kotak tusuk gigi
Sedikit lama aku amati
Biasa saja
Bukan barang yang mewah di dalamnya
Hanya rautan kecil-kecil beberapa kayu atau bambu

Tapi liat saja
Ini kotak tusuk gigi
Ada di sini
Di tengah hiruk pikuk orang makan dengan berbagai seragam
PNS, Swasta, Sampai seragam biru alias tukang parkir di Jakarta

Dia acuh saja
Dia tak peduli isinya akan digunakan oleh siapa
Dia hanya memamerkan diri
Dipakai silakan tidak dipakai terserah
Toh sampai sore pun akhirnya sang kotak tusuk gigi kosong adanya
Laris maniiisss

Dia dengan sukarela membiarkan orang memungut isinya
Tanpa harus membayar sepeser pun
Emang pernah anda menggunakan tusuk gigi kemudian di suruh membayar?
Tidak bukan?
Tapi apakah tusuk gigi itu gratis?
tentu saja tidak kan?

Kotak tusuk gigi
Hal yang aku amati siang ini
Di kantin yang bukan kantin kata sebagian orang di sini
Kantin jalan Juanda 4 Jakarta Pusat

Tuesday, 1 February 2011

Ketentraman Pasangan

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ عَلِمَ اللّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُواْ مَا كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ

Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu”. (QS. Al-Baqoroh [2]:187)

Ayat tersebut di atas adalah ayat populer yang sering dibaca, dikutip dan dikaji ketika akan datang dan selama bulan Ramadhan. Ayat tersebut menerangkan tentang beberapa aturan ketika berada di bulan Ramadhan. Salah satu aturan tersebut adalah dihalalkannya seorang suami melakukan hubungan badan dengan istrinya kapanpun di sepanjang malam hingga terbit fajar. Sebelum ayat ini turun, batas akhir boleh menggauli istri adalah masuk waktu Isya’ atau saat tidur sebelum masuk waktu Isya’. Tentu ini sangat berat bagi para sahabat Rasulullah, dan tentu juga bagi siapa saja. Oleh karena itu Allah swt. menurunkan ayat tersebut.

Yang menjadi fokus dalam tulisan ini adalah kata “Libas” yang tersebut dalam ayat tersebut. Dalam ayat tersebut Allah swt. menyebut bahwa suami adalah Libas bagi istrinya dan istri juga adalah Libas bagi suaminya. Kata “Libas” mempunyai arti penutup tubuh (pakaian), pergaulan, ketenangan, ketentraman, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan.

Penutup Aib dan Perhiasan

Fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat tubuh (lihat QS.7:26). Suami istri adalah pakaian bagi pasangannya. Dengan demikian, suami istri adalah penutup “aurat” (baca: aib) bagi pasangannya. Fungsi pakaian juga sebagai perhiasan (lihat QS.7:26). Perhiasan adalah sesuatu yang indah dan berharga. Dengan memiliki dan atau memandang perhiasan mendatangkan kesenangan, kepuasan dan kebahagiaan. Suami adalah perhiasan bagi istrinya dan istri adalah perhiasan bagi suami. Suami indah dilihat istri dan juga sebaliknya. Suami merasa berharga bagi istrinya, dan pada saat yang sama suami menghargai istrinya. Demikian pula sebaliknya.

Allah berfirman yang artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran [3]:14)

Sumber Ketrentraman dan Kesenangan

Suami adalah sumber ketentraman bagi istrinya. Istri juga adalah sumber ketentraman bagi suaminya. Masing-masing merasa tentram dengan adanya pasangan dan dari pasangannya. Serta masing-masing berusaha membuat tentram pasangannya.

Allah berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.Ar-Ruum [30]:21)

Suami adalah sumber kesenangan bagi istri. Begitu juga istri adalah sumber kesenangan bagi suami.

Allah berfirman yang artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran[3]:14)

Allah berfirman yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Furqaan [25]:74)

Di dalam kedua ayat tersebut, Allah swt. berfirman dengan menyebutkan kata “wanita” dan “istri” saja, tidak menyebutkan kata “pria” dan “suami”. Seolah-olah dua ayat tersebut hanya ditujukan dan berlaku untuk pria dan suami. Meskipun kata “pria” dan “suami” tidak disebutkan, kedua ayat di atas juga ditujukan dan berlaku bagi para wanita dan istri, sehingga bisa dipahami juga sebagai berikut:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: pria-pria ….”

“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami suami-suami kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)…”

Suami merasa senang, gembira, puas, bahagia dan nikmat terhadap istrinya dari sikap, perilaku, kata-kata, ekspresi, penampilan dan pelayanan istrinya ketika berhubungan dengan istrinya dalam segala aktivitas sehari-hari. Pada saat yang sama suami juga harus membuat istrinya merasa senang, gembira, puas, bahagia dan nikmat terhadap dirinya dari sikap, perilaku, kata-kata, ekspresi, penampilan dan pelayanannya dalam setiap kesempatan dan aktivitas rumah tangga (bukan hanya ketika membutuhkannya saja dan bukan hanya ketika di atas ranjang saja). Demikian juga sebaliknya, istri merasakan hal yang sama terhadap suaminya dan berbuat hal yang sama kepada suaminya.

10 Tips Sukses Menjadi Libas bagi Pasangan

1.Selalu mendengar dengan segenap dan setulus hati setiap kata yang diekspresikan oleh pasangan.

2.Selalu ramah, mesra, bermuka manis dan tersenyum di hadapan pasangan.

3.Berdandan, berpenampilan rapi dan berbau harum untuk pasangannya baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah. Bukan istri saja yang wajib melakukan ini, namun suami juga harus mewajibkan dirinya.

4.Menenangkan hati pasangan ketika dia merasa emosional dan ketika menghadapi ketegangan, kecemasan dan ketakutan; dan menghibur hati pasangan ketika dia kecewa, bersedih hati, sakit hati dan sakit fisiknya

5.Biasakan mengucapkan “4 Kata Ajaib: Terima kasih, Maaf, Permisi dan Tolong” kepada pasangan pada setiap saat dan kesempatan di mana kata-kata tersebut patut dan perlu untuk diucapkan.

6.Melayani keperluan pasangan dengan senang dan ringan hati, ringan tangan, ringan kaki dan segera. Segera kerjakan jika dalam keadaan-keadaan yang memungkinkan. Malas dan ogah-ogahan bukan termasuk di dalamnya. Bukan istri saja yang harus melayani suami. Suami juga harus melayani istri meskipun istri tidak dalam keadaan darurat seperti sakit, mengandung dan melahirkan.

7.Tanyakan kabar dan perasaan pasangan meskipun tidak sedang berjauhan.

8.Ungkapkan rasa cinta dan kasih sayang anda kepada pasangan dengan sikap dan perilaku seperti bergandengan tangan ketika berjalan kaki bersama dan menciumnya meskipun ketika tidak ada dorongan nafsu, dengan kata-kata seperti “Aku cinta/sayang kamu”, dan dengan memanggilnya dengan nama panggilan yang indah serta dengan cara yang lemah lembut dan mesra.

9.Memuaskan pasangan dalam berhubungan badan dengan melakukan segala hal yang diperlukannya sesuai dengan tuntunan Islam.

10.Tidak menceritakan hubungan badan mereka kepada orang lain. Tidak menceritakan aib yang dimiliki pasangan berupa kekurangan, kelemahan, kesalahan dan hal-hal negatif lainnya kepada orang lain (kecuali kepada hakim ketika bersaksi di pengadilan, kepada dokter untuk tujuan pengobatan dan kepada kyai, ustadz, psikiater atau konsultan untuk tujuan konsultasi). Juga tidak mencari-cari, mengingat-ingat, serta mengungkit-ungkit atau menyebut aib yang dimiliki pasangan kepada pasangan.

Jadilah Libas bagi pasangan (baca: suami atau istri) anda sesuai dengan tuntunan Allah swt. Untuk itu jadilah “Pengantin Baru” selama hayat masih dikandung badan karena mengharap dan demi menggapai ridho Allah swt. Lakukan tips di atas terus menerus meskipun sudah bukan pengantin baru lagi di mana pada saat-saat itu dalam hati sudah timbul rasa “biasa” dan tidak “luar biasa” terhadap pasangan dan kehidupan rumah tangga.

Masa-masa ketika sudah tidak lagi menjadi pengantin baru adalah masa-masa ujian. Ini yang (memang) sulit dan berat. Dibutuhkan kemauan yang kuat dan perjuangan yang berat untuk selalu menjadi “Pengantin Baru”. Sangat wajar dan alami jika ketika awal-awal mencoba melakukan tips di atas terasa aneh, merasa canggung dan malu. Namun jika dibiasakan, lama-lama akan menjadi bisa, menjadi biasa dan menjadi kebiasaan. Lain halnya ketika masih menjadi pengantin baru terutama ketika masa bulan madu, tanpa diajari dan disuruhpun, hal tersebut bisa, mudah, ringan dan otomatis dilakukan.

Wahai para suami! Wahai para istri! Sudahkah hari ini anda menjadi Libas bagi pasangan anda? Sudahkah hari ini anda berniat dan berkeinginan untuk menjadi Libas bagi belahan jiwa anda hingga nafas terakhir? Wahai para calon pengantin! Sudahkah hari ini anda berniat dan berkeinginan kelak akan menjadi Libas bagi pendamping hidup anda sejak malam pertama hingga malam terakhir (ketika maut menjemput)? Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengantin lama, pengantin baru dan calon pengantin demi meraih kehidupan rumah tangga SAMARA (Sakinah Mawaddah wa Rahmah). Amin. Wallahu a’lam bishshowab.

Disalin dari http://agama.kompasiana.com/2011/02/01/sumber-ketentraman-suami-istri/
Oleh:Abdullah al-Mustofa

Bolehkah Aku Berbohong?


Ketika si dia menanyakan sesuatu
Ketika si dia menanyakan tentang aku
Bolehkah aku berbohong?

Ketika aku sakit namun tak ingin membuatnya khawatir
Ketika aku jatuh tapi tak ingin membuat dia cemas
Ketika aku rapuh namun tak ingin membuatnya menjadi iba
Bolehkah aku berbohong?

Bolehkah aku berbohong?
Bahwa aku sehat
Bahwa aku baik-baik saja

Beberapa orang mengatakan
Tak ada kebohongan yang indah
Toh suatu saat kebohongan itu akan terbongkar dan akan menjadi pahit
Tapi benarkah aku tak boleh berbohong sedikit saja?

Aku berbohong bukan menyembunyikan sesuatu yang melukainya
Seperti orang ketiga
Seperti sesuatu kecurangan
Aku hanya berbohong tentang keadaanku
Aku hanya akan bebrohong dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja
Tidak bolehkah hal itu?

Rencana Beli Motor

Beli motor...
Hal yang sudah aku pertimbangkan jauh-jauh hari
Setelah kini aku tinggal di ibukota negara alias Jakarta
Hiruk pikuk perkotaan, macet dan ruwetnya sistem tranposrtasi dan tata kelola ruang
Akhirnya aku mengurungkan niat itu
Jalan kaki dan bersepeda menjadi pilihanku
Meski kadang untuk bersepeda pun aku mengurungkan niat
Jalanan macet dipenuhi kendaraan bermotor
Penuh sesak
Bahkan seringkali saat aku memutuskan untuk berjalan kaki
Di trotoar tentu saja
Aku musti berebut sama pengendara motor yang nekat naek ke trotoar

Namun aku sempat berpikir
Mungkin aku akan membeli motor esok kelak
Ketika aku tinggal serumah dengan istriku
Untuk berangkat kerja?mungkin saja tapi sebenarnya aku gak yakin
Mungkin, ya mungkin akan kugunakan jalan-jalan bersama istri
Tatkala weekend
Atau akan kugunakan untuk mengantar anak ke sekolah

Kemudian ada yang menanyakan
Kenapa tidak kepengen beli mobil?
Hmhh... pertanyaan yang sedikit menggelitik untukku
Memang mungkin salah satu alasan adalah finansial
Namun bukan itu alasan utamanya
Aku trenyuh melihat pengendara mobil di ibukota
Lagi-lagi kondisi sistem jalan yang kurang terkoordinasi dengan baik
Penumpukan kendaraan dimana-mana
Menjadikan pengendara mobil bisa berjam-jam lamanya di dalam mobil
Yah meski orang bilang, kan di mobil ada AC jadi tak terasa capeknya
Hmmhh..kata siapa
Aku bertanya kepada pengendara mobil, mereka mengeluhkan capek
Stres..dan penat

Yahhh...,mungkin sekalian saja
Menunggu calon istriku
Memperoleh kepastian penempatan kerja

Sekalian membuat KTP Jakarta
Sekalian membuat Kartu Keluarga
InsyaAlloh sekalian punya rumah...Amiin
Karena aku yakin
Alloh maha tau apa-apa yang terbaik untuk umatNya