Setiap yang terjadi terkadang menimbulkan multitafsir. your reality is not same with my conclusion
Terkadang menjadikan kesalahpahaman
Ketidak saling mengerti
Hal itu karena keduanya saling menerka
Menerka apa yang ada dalam pikirannya
Menerka dari setiap makna yang dilakukan, diucapkan
Bahkan yang lebih parah lagi menerka dari apa yang didengar
Lalu mengapa aku harus menerka?
Menerka yang sering kali bersifat prematur
Menerka yang cenderung bersifat konotatif
Mengapa aku tak bisa diam saja membayangkan semua berakhir indah
Berakhir sesuai rencana Alloh SWT
Atau paling tidak aku bisa bertanya padamu?
Menerka...
Lagi-lagi menerka
Meski telah kau jawab atau kamu diamkan dengan seribu bahasa
Aku masih saja menerka
Apakah itu benar adanya atau tidak?
Apakah masih ada yang kamu sembunyikan atau tidak?
Mengapa aku tidak menjadi begitu saja percaya padamu
Mengapa aku tidak membiarkan dengan kerelaan kalau pada akhirnya kamu bohong
Kenapa aku tidak bisa membiarkan hal itu?
Sebuah ketakutan?
Tapi ketakutan akan apa?
Kehilangan?penghianatan?atau penilaian negatif atas aku?
Bukankah aku memang negatif
Kenapa kemudian aku masih harus takut dinilai menjadi negatif?
Aku tau sebenarnya
Menerka ini dipupuskan saja
Dengan saling percaya dan saling jujur adanya
Dan aku harus berhenti menerka!!
Thursday, 31 March 2011
Saturday, 12 March 2011
Istri Yang Arif, Bijak, Sabar dan Penyayang
Malam merayu dalam dingin
Memeluk insan meraih mimpi
Terbuai dan tenggelam
Insan terbangun dan menengadahkan tangan
Menundukkan muka
Buliran air mata menetes dari tiap sudut matanya
Sayup terdengar isak tangis di antara doanya
Beberapa yang sempat terdengar
Disela buaian mimpi
"Ya Alloh, berikan hamba seorang istri yang arif, bijak, sabar dan penyayang untuk hamba"
"Seorang istri yang arif dalam mensikapi suasana keluarga, suami dan anak-anakku"
"Seorang istri yang bijak dalam mengatur rumah tangga,tatkala suami mencari nafkah"
"Seorang istri yang sabar dalam menghadapi liku-liku kehidupan ini"
"Seorang istri yang memiliki sifat penyayang terhadap sesama, terlebih kepada anak-anakku kelak"
"Tentu saja semua itu tak lepas dari istri yang solehah, yang senantiasa mengabdikan diri pada Mu dan sunah Rasul Mu"
"Dan semoga menjadi ridho Mu akan hal itu"
"Amiin"
Memeluk insan meraih mimpi
Terbuai dan tenggelam
Insan terbangun dan menengadahkan tangan
Menundukkan muka
Buliran air mata menetes dari tiap sudut matanya
Sayup terdengar isak tangis di antara doanya
Beberapa yang sempat terdengar
Disela buaian mimpi
"Ya Alloh, berikan hamba seorang istri yang arif, bijak, sabar dan penyayang untuk hamba"
"Seorang istri yang arif dalam mensikapi suasana keluarga, suami dan anak-anakku"
"Seorang istri yang bijak dalam mengatur rumah tangga,tatkala suami mencari nafkah"
"Seorang istri yang sabar dalam menghadapi liku-liku kehidupan ini"
"Seorang istri yang memiliki sifat penyayang terhadap sesama, terlebih kepada anak-anakku kelak"
"Tentu saja semua itu tak lepas dari istri yang solehah, yang senantiasa mengabdikan diri pada Mu dan sunah Rasul Mu"
"Dan semoga menjadi ridho Mu akan hal itu"
"Amiin"
Posted by
Andhika Willy Wardana
Jam
09:02
Friday, 11 March 2011
Jika Saja Kamu Bersabar Sedikit Saja
Pagi itu temaram sinar matahari menerobos kamarku
Dering nada handphone pun menyentakku dari buaian sejuknya pagi
Kubaca samar dengan mata terbuka seperlima
"Mas, hari ini jadi kan?"
Dengan melompatkan jari-jari di daratan tombol aku menjawab
"Jadi dong, jam 7 an ya..."
Kemudian kugegaskan mataku untuk membuka
Menatap jam dinding yang terbuat dari arloji
Memicingkan pupil untuk meliaht jam berapa sebenarnya sekarang
"Astaghfirulloh, sudah jam 06.15"
Tanpa perintahpun, tubuhku tertarik ke kamar mandi
Kurebahkan bulir-bulir air untuk menjamah tubuhku
Dinginnya pagi itu tak seberapa dibanding dengan ketergesa-gesaanku
Semua kukenakan lengkap
Dan kusempatkan melihat arlojiku yang menunjukkan angka 06.45
Kunci kostku sudah mengatup tutup
Aku berangkat...
Semrawutnya Jakarta kutembus dengan luapan asmara yang membara
Diburu juga dengan perasaan takut terlambat dan takut membuat seseorang di sana kecewa
Tersentak kaget ketika seonggok mobil nyaris menabrakku
Omelan sang pengemudi pun tak dapat menghentikan langkahku
Satu dalam pikiranku
Aku menemui seseorang di sana tepat pada pukul tujuh
Sebuah rumah berhiaskan tanaman hijau berpagar putih
Bisu tak berkata apa-apa
Rumah dimana seseorang tadi tinggal
Seseorang yang menungguku
Kulirik arlojiku
Jam menunjukkan pukul 7.15
"Astaghfirulloh, aku terlambat"
Tiba-tiba saja handphoneku bergetar
Dan kubaca sms disana
"Pulang saja kamu, katanya jam tujuh, ini jam berapa?"
Sesaat itu pula aku menjatuhkan diri
Lemas dan tak berdaya
Keringat ini menjadi bercucuran
Air mata ini meskipun aku seorang lelaki tak dapat kubendung lagi
Menetes perlahan..
Setelah lama aku meneduhkan muka ke balik pelukan bumi
Aku menegakkan diri
Aku berjalan gontai
Menapaki sesal yang ada dalam diri
Banyak orang memperhatikanku
Aku bertanya dan menyimpulkan sendiri
Mungkin wajahku terlalu kucel karena semua ini
Sambil mencoba kuseka dengan sapu tangan abu-abuku
Namun tiba-tiba ada orang yang menghampiriku sambil menunjukkan jari
"Mas...mas.....mas....itu kenapa mas?"
Lalu ku lihat apa yang ditunjuk orang tadi
Kakiku...
Ada gambar jalur sungai disana
Urat yang berwarna merah timbul menganga
Warna merah itu sangat cerah
Namun tiba-tiba saja semua itu buram...
Buram dan tak secerah tadi...
Menjadi gelap dan akhirnya sirna...
Dering nada handphone pun menyentakku dari buaian sejuknya pagi
Kubaca samar dengan mata terbuka seperlima
"Mas, hari ini jadi kan?"
Dengan melompatkan jari-jari di daratan tombol aku menjawab
"Jadi dong, jam 7 an ya..."
Kemudian kugegaskan mataku untuk membuka
Menatap jam dinding yang terbuat dari arloji
Memicingkan pupil untuk meliaht jam berapa sebenarnya sekarang
"Astaghfirulloh, sudah jam 06.15"
Tanpa perintahpun, tubuhku tertarik ke kamar mandi
Kurebahkan bulir-bulir air untuk menjamah tubuhku
Dinginnya pagi itu tak seberapa dibanding dengan ketergesa-gesaanku
Semua kukenakan lengkap
Dan kusempatkan melihat arlojiku yang menunjukkan angka 06.45
Kunci kostku sudah mengatup tutup
Aku berangkat...
Semrawutnya Jakarta kutembus dengan luapan asmara yang membara
Diburu juga dengan perasaan takut terlambat dan takut membuat seseorang di sana kecewa
Tersentak kaget ketika seonggok mobil nyaris menabrakku
Omelan sang pengemudi pun tak dapat menghentikan langkahku
Satu dalam pikiranku
Aku menemui seseorang di sana tepat pada pukul tujuh
Sebuah rumah berhiaskan tanaman hijau berpagar putih
Bisu tak berkata apa-apa
Rumah dimana seseorang tadi tinggal
Seseorang yang menungguku
Kulirik arlojiku
Jam menunjukkan pukul 7.15
"Astaghfirulloh, aku terlambat"
Tiba-tiba saja handphoneku bergetar
Dan kubaca sms disana
"Pulang saja kamu, katanya jam tujuh, ini jam berapa?"
Sesaat itu pula aku menjatuhkan diri
Lemas dan tak berdaya
Keringat ini menjadi bercucuran
Air mata ini meskipun aku seorang lelaki tak dapat kubendung lagi
Menetes perlahan..
Setelah lama aku meneduhkan muka ke balik pelukan bumi
Aku menegakkan diri
Aku berjalan gontai
Menapaki sesal yang ada dalam diri
Banyak orang memperhatikanku
Aku bertanya dan menyimpulkan sendiri
Mungkin wajahku terlalu kucel karena semua ini
Sambil mencoba kuseka dengan sapu tangan abu-abuku
Namun tiba-tiba ada orang yang menghampiriku sambil menunjukkan jari
"Mas...mas.....mas....itu kenapa mas?"
Lalu ku lihat apa yang ditunjuk orang tadi
Kakiku...
Ada gambar jalur sungai disana
Urat yang berwarna merah timbul menganga
Warna merah itu sangat cerah
Namun tiba-tiba saja semua itu buram...
Buram dan tak secerah tadi...
Menjadi gelap dan akhirnya sirna...
Posted by
Andhika Willy Wardana
Jam
08:06
Sunday, 6 March 2011
Ingatkan Aku
Aku ini manusia
Laki-laki
Memiliki ego yang tinggi
Meski aku sedikit mampu bersabar
Namun tak dapat ku tutupi
Seringkali aku marah
Dan membuatmu meneteskan air mata
Maafkan aku...
Aku sering bergumam sendiri
Kenapa aku terlalu naif untuk mengendalikan diri
Kenapa aku terlalu mudah untuk melukaimu
Membuatmu menangis
Membuatmu merasa sendiri
Padahal kamu memiliki
Hal ini herannya aku lakukan berulang
Saat marah ini tak dapat tertahan
Luapan ini justru membuatmu menangis
Dan juga membuatku menyesal pada akhirnya
I'm tired hunny,... I just love U so much that sometimes I'm afraid U'll realize that u deserve better than this relationship, better than us. I can't lose U., I'm so afraid of losing U that I always want this whole world to know that u're mine. Forgive me for always doing such stupid and bad things... Have a safe trip hun, I'll be waiting for U here,
Mas jgn ninggalin aq lg y kalo d halte baswe, d baswe, d mol, dmanapun...
Aku akan berusaha!!!
Aku tidak ingin sering menyakitimu
Bahkan aku ingin tidak pernah lagi menyakitimu
Ingatkan aku De'...
Laki-laki
Memiliki ego yang tinggi
Meski aku sedikit mampu bersabar
Namun tak dapat ku tutupi
Seringkali aku marah
Dan membuatmu meneteskan air mata
Maafkan aku...
Aku sering bergumam sendiri
Kenapa aku terlalu naif untuk mengendalikan diri
Kenapa aku terlalu mudah untuk melukaimu
Membuatmu menangis
Membuatmu merasa sendiri
Padahal kamu memiliki
Hal ini herannya aku lakukan berulang
Saat marah ini tak dapat tertahan
Luapan ini justru membuatmu menangis
Dan juga membuatku menyesal pada akhirnya
I'm tired hunny,... I just love U so much that sometimes I'm afraid U'll realize that u deserve better than this relationship, better than us. I can't lose U., I'm so afraid of losing U that I always want this whole world to know that u're mine. Forgive me for always doing such stupid and bad things... Have a safe trip hun, I'll be waiting for U here,
Mas jgn ninggalin aq lg y kalo d halte baswe, d baswe, d mol, dmanapun...
Aku akan berusaha!!!
Aku tidak ingin sering menyakitimu
Bahkan aku ingin tidak pernah lagi menyakitimu
Ingatkan aku De'...
Posted by
Andhika Willy Wardana
Jam
22:16
Thursday, 3 March 2011
Jambi
Jambi. Merupakan salah satu propinsi di Republik Indonesia. Kali ini aku mendapat perjalanan dinas ke propinsi ini. Untuk menemani rekan kerja yang akan menghadiri persidangan di Pengadilan Negeri Propinsi Jambi. Setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta..aku tak lama pun memejamkan mata. Entah saat itu ngantuk sekali, mungkin karena pada malam harinya aku menghadiri acara perpisahan atasanku sampai jam 22.00.
Terpejam selama 15 menit, aku terbangun oleh sapaan pramugari yang menyajikan makanan dan minuman ringan. Aku pun terjaga dan seperti biasa memesan jus apel..lumayan juga untuk menyegarkan badan ini. Setelah beberapa tegukan, rupanya dari ruang pilot sudah mengumumkan bahwa sebentar lagi tiba di Bandara Sultan Thaha. Lalu ku lirik jendela...masih dihutan...perkebunan kelapa sawit...Lha terus ini dimana bandaranya...mana deretan rumah-rumah dan gedung yang senantiasa padat kulihat saat aku melakukan perjalanan dinas?
Taklama mendarat di bandara, aku masih meilhat kiri kanan. Sepi dan tak ramai. Aku langkahkan kaki menuju depan bandara dan aku pesan ojek untuk mengantarku ke hotel. Sesuai penuturan temanku bahwa oojek dari bandara menuju hotel seharga Rp 20.000,-.
Benar nyatanya memang segitu harganya. Setelah sedikit bercakap tentang tujuanku, akhirnya aku pu melunur bersamanya. Sambil melihat suasana Jambi yang relatif belum begitu ramai aku merasakan terpaan anginnya...dan sesekali terdengar riuh logat orang Jambi bercakap-cakap.
Aku pun sempat menanyakan..Batanghari. Ya..kelahiran De'..Q di sana, aku tanyakan kepada tukang ojek itu, dan katanya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menjangkaunya. Stelah berapa lama bercakap..akhirnya sampai juga di hotel. Dengan ucapan terima kasih beserta sodoran uang Rp 20.000,- aku akhiri perbincangan itu.
Jambi...mungkin dapat aku bilang.. suku ku Jawa..aku lahir di Jawa..aku fasih berbicara bahasa Jawa...namun sekarang aku ada di Jambi...
Jambi kota beradat...
Terpejam selama 15 menit, aku terbangun oleh sapaan pramugari yang menyajikan makanan dan minuman ringan. Aku pun terjaga dan seperti biasa memesan jus apel..lumayan juga untuk menyegarkan badan ini. Setelah beberapa tegukan, rupanya dari ruang pilot sudah mengumumkan bahwa sebentar lagi tiba di Bandara Sultan Thaha. Lalu ku lirik jendela...masih dihutan...perkebunan kelapa sawit...Lha terus ini dimana bandaranya...mana deretan rumah-rumah dan gedung yang senantiasa padat kulihat saat aku melakukan perjalanan dinas?
Taklama mendarat di bandara, aku masih meilhat kiri kanan. Sepi dan tak ramai. Aku langkahkan kaki menuju depan bandara dan aku pesan ojek untuk mengantarku ke hotel. Sesuai penuturan temanku bahwa oojek dari bandara menuju hotel seharga Rp 20.000,-.
Benar nyatanya memang segitu harganya. Setelah sedikit bercakap tentang tujuanku, akhirnya aku pu melunur bersamanya. Sambil melihat suasana Jambi yang relatif belum begitu ramai aku merasakan terpaan anginnya...dan sesekali terdengar riuh logat orang Jambi bercakap-cakap.
Aku pun sempat menanyakan..Batanghari. Ya..kelahiran De'..Q di sana, aku tanyakan kepada tukang ojek itu, dan katanya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menjangkaunya. Stelah berapa lama bercakap..akhirnya sampai juga di hotel. Dengan ucapan terima kasih beserta sodoran uang Rp 20.000,- aku akhiri perbincangan itu.
Jambi...mungkin dapat aku bilang.. suku ku Jawa..aku lahir di Jawa..aku fasih berbicara bahasa Jawa...namun sekarang aku ada di Jambi...
Jambi kota beradat...
Posted by
Andhika Willy Wardana
Jam
13:27
Subscribe to:
Posts (Atom)