
Aku tertidur agak larut malam ini
Cahaya monitor menghantarkanku melelapkan mimpi
Memelukku dengan bayang-bayang si Serigala Api
Menidurkanku tanpa dalam kondisi yang suci
Aku terlelap tanpa wudhu
Bahkan tanpa berdoa terlebih dahulu
Bahkan mungkin saja jajaran mimpi makziat menggelayuti tiap sensor urat syarafku
Niat sebenarnya sudah ada sore hari
Bangun dini untuk menghadap Illahi
Alarm sudah aku set pada pukul 03.30
Sepertiga malam terakhir yang baik untuk menghadapNya
Alarm berbunyi
Pas pada pukul 03.30
Tak tanggung-tanggung
Dua nada alarm berbunyi
Aku terbangun
Ya aku terbangun
Tapi mata ini hanya tersenyum menatap angka digital di Handphone
"ah, masih jam 03.30, setengah jam lagi aja deh"
Kemudian tubuh ini mulai meringkuk kembali
Memeluk guling yang sedari tadi malam menengadahkan tubuh untuk kutiduri
Aku bermimpi,
Dalam tidur kedua ini
Aku mendapati hal yang sangat duka
Hal yang membuatku menangis meronta
Dimana aku kehilangan orang tua
Tidak tanggung-tanggung
Dua-duanya sekaligus meninggalkanku
Dalam waktu yang tidak jauh berbeda
Dan anehnya,
Aku baru mengetahui itu dalam setelah aku tebangun dari tidur
Tidur dalam alam mimpiku
Dalam mimpi itu
Semua terbata mengatakan berita duka itu
Semua tak mengira aku akan melewatkan saat terakhir jumpa mereka
Dan aku hanya bertanya
Kanapa kalian tidak memebritahuku?
Dan mereka menjawab
Kami sudah memberitahumu
Kami sudah berusaha untuk membangunkanmu
Tapi rupanya engkau masih terlelap dalam mimpimu
Maka kedua orang tuamu pun kami kuburkan
Karena bumi dan Illahi telah menanti
Dalam mimpi itu pula
Aku melihat nanar mata kedua adikku
Mungkin dalam batin mereka
Mereka tak mengira
Aku sedemekian lelapnya
Bahkan kematian orang tua tiada bisa membangunkanku
Aku menangis
Aku menangis sejadinya
Aku menangis tiada kuasa
Aku menyesal
Aku menangis lagi sejadinya
Sontak, aku terbangun
Jam 04.30 saat adzan subuh mulai berkumandang
Istighfar aku lantunkan sedemekian sering
Aku memuji dan memohon ampun pada Nya
Aku tertunduk malu dan bersandar salah