Friday, 24 October 2014

Meraih Mimpi

Meraih mimpi
Mimpi? Apa itu mimpi? Yah menurutku mimpi itu adalah suatu khayalan manusia...terkait rasional atau tidak ya itu tergantung mimpi masing masing individu...misal nih mimpi jadi manusia bertangan 9 berkaki 7 dan berkepala 4...rasional gak kalau mimpi kayak gitu
Mimpi yang rasional menurutku seperti mimpi jadi pintar, kaya, jadi pilot, dokter dan sebagainya. Lalu apa bedanya mimpi dengan cita cita ya???hmmm...entahlah lha wong ini aku nulis bukan mau mbedain antara mimpi dan cita cita kok...
Nah bicara tentang mimpi..tentu ada beberapa orang yang memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan mimpi itu jadi sebuah kenyataan dengan usaha keras, semangat pantang menyerah dan diiringi doa kepada Yang Maha Kuasa. Yes..itu salh satu sikap manusia hebat dalam bermimpi. Soalnya ada juga tipe manusia yang hanya hanyut terbuai dalam mimpi dan tenggelam dalam keindahan semu. Atau orang yang berganti ganti mimpi karena merasa tidak cocok dengan mimpi sebelumnya.
Lalu apa mimpiku?
Hmmmm..terkadang pertanyaan ini mudah tapi seringkali susah lho...
Ya kalau jawaban spontan sih bisa aja mimpi jadi pendekar pencabut nyawa atau malaikat cinta bersayap terbang diangkasa..wkwkwkwkwk...
Kembali lagi ke mimpiku...rasional ya...
Kalau dalam doa mimpiku sederhana sih menjadi anak yang sholeh, berbakti  pada orang tua, berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa...simpel kan???
Simpel gundulmu...secara bahasa sih iya simpel..tapi mewujudkannya bro...kagak mudah
Aku bahasa salah satu aja ya...berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa
Yes..berguna itu seperti apa..dalam keluarga misalnya,seorang suami sekaligus ayah dari satu orng anak tentu banyak cara untuk membahagiakan mereka...cuma gimana coba kalau kita udah berupaya segunung himalaya tapi keluarga belum bahagia?hayo..pusing gak tuh kalau gitu...
Namanya manusia apalagi hati kan susah mas bro untuk tahu bagaimana menyenangkan organ kecil dalam tubuh manusia...
Tapi yah gitu lah bro...namanya juga manusia...diberikan ujian yang sebenarny manusia itu bisa menyelesaikannya...
Jadi kalau kemudian ditarik lagi ke judul tulisan ini meraih mimpi
Ya..aku tetap masih berusaha keras meraih mimpiku itu menjadi anak yang Sholeh, berbakti pada orang tua dan berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa.
Untuk istri dan anakku...yang sabar ya...hihihi..mohon dimaklumi kalau ayah agak lambat membahagiakan kalian..

Wednesday, 22 October 2014

Terjerembap

Aidan sekarang sudah belajar berjalan. Sedepa demi sedepa dia mulai melangkah. Modal pegangan tangan orang tuanya dia mencoba untuk menjelajahi dunia. Perlahan pula dia melepaskan pegangan tangan itu.

Senang rasanya liat Aidan gigih belajar jalan. Senyumnya itu lho yang bikin deg deg serrr..hihihihi

Ceritanya saat itu habis sholat subuh. Aidan sudah ngajak keluar rumah untuk jalan-jalan. Maklum rumahnya kecil jadi tidak menarik untuk dijelajahi. Ibarat baru jalan selangkah udah mentok tembok.

Udara masih sejuk, cahaya juga masih redup. Aku dan istri bersama-sama mengajak Aidan latihan jalan. Hingga tiba suatu saat entah bagaimana tapi ...bruuukkkk... Aidan mendarat sempurna di konblok kompleks tepat di depan rumah. Reflek Aidan yang belum lengkap kalau jatuh. Tiada tangan untuk menyangga atau dengkul yang menyangga. Alhasil muka dan jidat Aidan langsung digunakan untuk alas pendaratan itu.

Huaaaaaa....Aidan menangis dan jidat serta pipinya berwarna biru.

Deg..deg...deg... rasa hati deg deg an dan bicara dalam hati semoga tidak ada apa-apa.

Setelah diperiksa dan dialihkan perhatiannya, akhirnya Aidan berangsur diam.

Kejadian ini kemudian terulang lagi beberapa minggu kemudian. Aidan udah lepas tangan dan perlahan berjalan. Saat itu aku baru saja pulang kantor, habis isya kira-kira. Saat itu istri juga lagi main sama Aidan di depan rumah sambil memberikan makan malam buat bos Aidan. Mungkin karena saya kecapekan tapi juga kangen sama Aidan saya kemudian mengawal perjalanan Aidan. Saat itu kalau tidak salah saya belum makan malam karena sedang puasa. Berbuka dengan air putih sudah cukup saat itu.

Kemudian sang istri juga sambil menyuapi saya, eh entah kenapa tiba tiba saat Aidan mencoba berlari dan istri sedang menyuapi saya tiba tiba saya kehilangan konsentrasi dan Aidan lagi lagi mendarat di konblok.

Deg deg deg ...

Aku merasa sangat bersalah, kenapa tadi aku tidak konsentrasi untuk mengawal Aidan.

Akhirnya Aidan diajak istriku masuk ke dalam untuk didamaikan. Kemudian dilihat bekas jatuhnya. Lebam di jidat dan di pipi lagi. Berdoa semoga tidak kenapa-kenapa.

Alhamdulillah Aidan kemudian terdiam dan terlelap dalam tidur. Setelah sebelumnya mimik minuman favoritnya (baca ASI).

Mungkin aku adalah ayah yang lebay yang terkadang terlalu takut dengan jatuhnya Aidan dan kemudian menjadi ayah yang overprotektif. Padahal kata istri jatuh itu biasa selama anak sedang latihan jalan.

Oke baiklah....semoga jatuh bangun Aidan itu memang dalam proses pembelajaran bahwa dalam hidup ini ada siklus dimana kita jatuh dan harus segera bangun kembali.

Luv u Aidan...
Luv U istriku...


Monday, 13 October 2014

Membaca Sabtu Bersama Bapak

Hari ini aku menyelesaikan membaca buku yang dibelikan istri. Hanya butuh waktu kurang dari 24 jam untuk menyelesaikan novel cantik nan menarik. Sabtu Bersama Bapak. Ekspektasiku ketika istriku membelikan buku ini, buku ini akan menceritakan tentang bagaimana seorang bapak memberikan waktu yang berkualitas kepada istri dan anaknya disaat tidak bekerja. Tentu saja kemudian aku menarik hal ini kepada diriku ditengah kesibukanku bekerja, dinas luar dan kuliah, sehingga memang benar-benar hanya hari sabtu dan minggu aku punya waktu yang berkualitas untuk keluargaku (harusnya). Tepi terkadang bahkan sering aku tiada tahu bagaimana mempersembahkan waktu yang harusnya aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya tersebut untuk keluargaku.

Namun, setelah membaca buku ini ternyata ekspektasiku tentang buku ini tiadalah benar semuanya. Buku ini cenderung menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga dimana seorang ayah mempersembahkan beberapa video sebagai media pendidik dan pendamping anak-anaknya dalam masa pertumbuhan hingga dewasa. Kenapa demikian?ya..karena sang bapak dalam novel itu mengidap penyakit kanker yang kemudian medis memvonis masa hidup sang bapak hanya tinggal satu tahun. Sehingga dalam waktu satu tahun itu, sang bapak memberikan persembahan berupa video pendidikan, pengalaman, dan bagaimana menjalani hidup sebagai mana mestinya atau seharusnya.

Dalam buku ini pula kemudian aku belajar bagaimana pentingnya suatu sikap saling menghargai dalam keluarga. Suami sebagai pencari nafkah dan tulang punggung keluarga, istri sebagai seorang ibu yang mengayomi seluruh keluarga, anak sebagai seorang buah hati dalam keluarga yang merupakan suatu kewajiban dari orang tua untuk membimbingnya.

Bagaimana seorang suami menjadikan keluarganya sebuah mahligai indah dalam hidupnya. Bukan sebagai media dalam meraih ambisi atau mimpinya. Merengkuh anak menggapai mimpi sang anak, bukan menjadikan anak cermin dari ayah atau ibunya. They have their own life...

Sang istri yang membutuhkan seorang suami. Tanggung jawab seorang suami kepada istri. Lahir maupun battin. Karena kita telah meminta mereka dari orangtuanya.

Mengambil bakti sang istri, yang dahulu kepada orang tua kini kepada sang suami.

Satu kata yang terngiang dari hasil membaca novel ini adalah.... jadikanlah istri atau suamimu sebagai perhiasan dunia dan akheratmu...

Terima kasih istriku atas novelnya...hihihihi..

Love you

Semoga ayah dapat menjadikanmu perhiasan dunia dan akhirat ayah...

Aidan..... makin besar ya nak, makin sholeh...
Add caption