Tuesday, 29 September 2015

Bagaimana jika aku tak mampu lagi bersabar padamu

Kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang panjang namun singkat sebenarnya. Perjalanan yang diciptakan oleh sang Pencipta untuk mencari arti dan bekal kehidupan keabadian nantinya. Tak mudah memang, karena dalam perjalanan itu iblis diperkenankan untuk menggoda manusia berjalan tidak pada jalanNya.

Jalan yang lurus, berbelok nan bergelombang akan dijumpai tiap kaum manusia. Dari anak-anak, remaja hingga dewasa.

Masuk ke dalam sebuah bahtera rumah tangga. Iblis terpingkal pingkal tatkala sepasang manusia yang pernah berjanji suci bertengkar. Iblis memang suka dengan pertengkaran, bahkan suka dengan perceraian.

Sabar merupakan sifat manusia yang mencoba memahami bahwa ego bukan merupakan tujuan, bukan merupakan cara. Ego tiada lain hanya gejolak sesaat yang memunafikkan keagungan sang Pencipta.

Sabar pula yang sebenarnya tidak disukai iblis. Iblis akan senantiasa berusaha menggoyahkan tiap hati yang sabar. Tapi bagaimana kalau kita kehilangan rasa sabar itu?
Tentu lagi lagi ego yang akan mendominasi, gejolak sesaat namun akan menyesal sepanjang hayat.
Dalam kehidupan rumah tangga banyak dijumpai percekcokan, pertengkaran, bahkan berujung pada perceraian. Menyatukan dua kepribadian yang berbeda menjadi satu tujuan memang bukan perkara yang mudah. Mesti diciptakan berbeda untuk saling melengkapi namun tak sedikit pula yang berujung pada perpisahan karena perbedaan. Akan berbeda dengan ketika masa masa sebelum pernikahan. Cinta yang dielu elukan akan menjadi penopang kehidupan tiada lagi sesuai harapan. Realita kehidupan rumah tangga yang rumit membuat sepasang manusia yang berada di dalamnya harus senantiasa sabar. Lalu bagaimana ketika sepasang manusia tadi tiada lagi bersabar?
Istri yang senantiasa ingin dimengerti, suami yang selalu ingin dihargai...tanpa saling bersabar coba bayangkan saja bagaimana kebutuhan itu dapat terpenuhi? Kalau sudah tiada bersabar tentu kemudian satu sama lain akan mengklaim yang menjadi hak nya, bukan mengklaim atas kewajibannya.

Lalu ketika kesabaran itu sudah tiada lagi akan muncul pertanyaan,,kalau aku sudah tak dapat bersabar lagi, apa yang akan kamu lakukan?

Karena aku masih punya seabrek agenda menjalani kehidupan ini,,yang bahkan menurutku kesabaran ku kepadamu hanya menghambat perjalananku...menunda rencana rencana ku.
Tapi apa yang bisa kamu lakukan ketika aku sudah tidak bersabar lagi padamu?
Tentang mengerti dan menghargai dengan kesabaran.

Aku penat, aku capek, aku sedang mengalami krisis kesabaran. Iblis sedang diujung palu keputusan. Bersiap bersorak ketika kesabaranku telah dititik habis. Aku mencoba mempertahankan semua dengan kesabaran yang tersisa.


Tapi bagaimana kalau sabarku itu benar benar habis?apa yang akan kamu lakukan?

No comments: