Kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang panjang
namun singkat sebenarnya. Perjalanan yang diciptakan oleh sang Pencipta untuk
mencari arti dan bekal kehidupan keabadian nantinya. Tak mudah memang, karena
dalam perjalanan itu iblis diperkenankan untuk menggoda manusia berjalan tidak
pada jalanNya.
Jalan yang lurus, berbelok nan bergelombang akan dijumpai
tiap kaum manusia. Dari anak-anak, remaja hingga dewasa.
Masuk ke dalam sebuah bahtera rumah tangga. Iblis
terpingkal pingkal tatkala sepasang manusia yang pernah berjanji suci
bertengkar. Iblis memang suka dengan pertengkaran, bahkan suka dengan
perceraian.
Sabar merupakan sifat manusia yang mencoba memahami bahwa
ego bukan merupakan tujuan, bukan merupakan cara. Ego tiada lain hanya gejolak
sesaat yang memunafikkan keagungan sang Pencipta.
Sabar pula yang sebenarnya tidak disukai iblis. Iblis akan
senantiasa berusaha menggoyahkan tiap hati yang sabar. Tapi bagaimana kalau
kita kehilangan rasa sabar itu?
Tentu lagi lagi ego yang akan mendominasi, gejolak sesaat
namun akan menyesal sepanjang hayat.
Dalam kehidupan rumah tangga banyak dijumpai percekcokan,
pertengkaran, bahkan berujung pada perceraian. Menyatukan dua kepribadian yang
berbeda menjadi satu tujuan memang bukan perkara yang mudah. Mesti diciptakan
berbeda untuk saling melengkapi namun tak sedikit pula yang berujung pada
perpisahan karena perbedaan. Akan berbeda dengan ketika masa masa sebelum
pernikahan. Cinta yang dielu elukan akan menjadi penopang kehidupan tiada lagi
sesuai harapan. Realita kehidupan rumah tangga yang rumit membuat sepasang
manusia yang berada di dalamnya harus senantiasa sabar. Lalu bagaimana ketika
sepasang manusia tadi tiada lagi bersabar?
Istri yang senantiasa ingin dimengerti, suami yang selalu
ingin dihargai...tanpa saling bersabar coba bayangkan saja bagaimana kebutuhan
itu dapat terpenuhi? Kalau sudah tiada bersabar tentu kemudian satu sama lain
akan mengklaim yang menjadi hak nya, bukan mengklaim atas kewajibannya.
Lalu ketika kesabaran itu sudah tiada lagi akan muncul
pertanyaan,,kalau aku sudah tak dapat bersabar lagi, apa yang akan kamu
lakukan?
Karena aku masih punya seabrek agenda menjalani kehidupan
ini,,yang bahkan menurutku kesabaran ku kepadamu hanya menghambat
perjalananku...menunda rencana rencana ku.
Tapi apa yang bisa kamu lakukan ketika aku sudah tidak
bersabar lagi padamu?
Tentang mengerti dan menghargai dengan kesabaran.
Aku penat, aku capek, aku sedang mengalami krisis
kesabaran. Iblis sedang diujung palu keputusan. Bersiap bersorak ketika
kesabaranku telah dititik habis. Aku mencoba mempertahankan semua dengan
kesabaran yang tersisa.
Tapi bagaimana kalau sabarku itu benar benar habis?apa
yang akan kamu lakukan?
No comments:
Post a Comment