Aku sendiri sebenarnya gak pernah mimpi atau pengen pergi ke DC. Ya, dari beberapa negara yang sudah aku kunjungi memang aku punya list negara yang ingin aku kunjungi seperti Inggris dan Arab Saudi. Aku gak pernah mimpi pergi ke negara paman Sam. Alasannya...entahlah, gak pengen aja..hehehehe....
Eh, tiba tiba kok dipanggil pak bos...penugasan negara untuk mengikuti acara konferensi International Competition Network di Washington DC. Antara percaya gak percaya, soalnya biasanya negara tujuan Eropa dan Amerika sono tuh udah jadi konsumsinya para pejabat dan staf senior. Loh emang aku belum senior secara udah bekerja selama 9 tahun...xexexexe
Aku masih bertanya tanya sama pak bos, "pak, beneran saya yang ditugasin?", Pak bos sih jawab saja, "iya, setelah pembahasan dengan pimpinan, kamu yang dipilih".
Kabar ini langsung saja ku sampaikan ke istri aku, gimana menurutnya mengingat istriku saat ini sedang mengandung anakku yang kedua. Lalu istriku mengiyakan untuk berangkat mumpung ada kesempatan.
Setelah mengantongi ijin itu aku semangat deh untuk menerima tawaran tugas dinas itu (apalagi pembiayaan dinas ini menggunakan APBN bukan donor yang konon katanya bisa bawa pulanh uang saku puluhan juta). Beberapa dokumen kemudian aku coba siapkan...Eladalah ternyata aku baru ingat kalau pasporku udah habis 2 bulan yang lalu...musti siap siap untuk urus perpanjangan paspor deh...
Nah pas nya, pas mau ngurus perpanjangan itu, anakku, aku, dan istriku terkena sakit. Pink Eye alias konjungtivitis kata dokter. Enggak tau dapatnya darimana, tapi kecurigaan sih anakku dapat dari Daycare barunya (setelah beberapa waktu mencoba memindahkan Aidan ke Daycare yang relatif lebih dekat dari rumaj, eh ternyata malah langsung dapat cinderamata sakit mata)
Tahu sendiri rasanya sakit mata kan, selain mata yang memerah kepala terasa nyut nyut an badan juga lemes. Nah pas itu, bos juga bilang kalau dokumen terkait paspor dan visa harus diurus segera. Karena memang undangannya tergolong mepet...waktu itu aku cuma diberi waktu seminggi untuk mengurus dokumen itu.
Nah, kabar lainnya, ternyata dokumen dokumen yang aku butuhkan untuk perpanjangan paspor berada di kampung halaman Yogyakarta (baca Wates, Kulonprogo). Selain itu juga ada pertimbangan biaya pengurusan paspor dan visa yang saat itu memang aku tidak punya spare money lagi (maklum pas itu penugasannya turun di tanggal yang sangat tua).
Akhirnya dengan kondisi real yang ada, aku dengan berat dan tidak berat hati menyampaikan kepada bos kalau aku tidak bisa mengikuti tugas dinas ini karena dokumen paspor. Dengan berat hati pula pak bos menyampaikan," wah sayang lho Dhik, jarang jarang soalnya staf dikirim ke DC pakai APBN lagi". Yah mau gimana lagi, emang kondisinya g bisa.
Yah, akhirnya penugasan itu kemudian di alihkan ke seniorku (tuh kan ke senior, bukan ke teman sejawat, eh temen seangkatan).
Hehehe...cerita yang mungkin bisa jadi kenangan kalau aku pernah akan pergi ke DC tapi ENGGAK JADI....wkwkekekek....
No comments:
Post a Comment