Monday, 15 February 2010

Pecokmu Sing Ilang Durung Ketemu


Naliko sore udan deres
Ndredes nelesi klambi
Sira sing nyambut gawe ora sambat

Kringet sing wis sirna kilenan banyu
Ngilangke sumuk dadi adem
Ora ngurungke niat anggonmu mbudidaya

Bledeg ngantar-antar ngendhegke krenteg atimu
Niat ngiyup ora neruske gawe

Mandheg jegreg nang ngisor gubug
Udan temretes tutur tritisan
Mbok tamatke sawah sing rata karo banyu
Ayem atimu nandur pari liya wektu

Langit saya peteng
Sing mau padang biru dadi peteng bisu
Ora gowo jam ora ono srengenge
Nanging ora kleru anggonmu milih wektu

Ndang bali...
Amarga Pecokmu Sing Ilang Durung Ketemu

Sunday, 7 February 2010

Taman Ismail Marzuki (Planetarium Jakarta)



Taman Ismail Marzuki. Merupakan salah satu tempat rekreasi di Jakarta. Entah kenapa dulu dijuluki Taman Ismail Marzuki. Orang-orang banyak menyebut dengan Planetarium Jakarta.

Hari ini persinggahanku bersama De'...adalah TIM (Taman Ismail Marzuki). Rencana perjalanan yang telah direncanakan sejak tahun 2009 kemarin, namun baru terlaksana hari ini. Hari Minggu tanggal 07 Februari 2010.

Perjalanan dimulai dari St Pondok Ranji menggunakan KRL Sudriman Ekspres, turun di St Manggarai. Kemudian dilanjutkan dengan KRL jurusan Cikini (KRL Bogor-Jakarta Kota). Turun di St Cikini kemudian menyusuri jalan Cikini Raya, berhenti di sebuah SPBU. Tentu saja bukan untuk membeli bahan bakar, namun untuk mengambil sejumlah uang di ATM yang berada di dalam sebuah minimarket di lingkungan SPBU. Oleh karena De'...belum sarapan sama sekali (kalo aku cuma makan gorengan), so kaki dilangkahkan menuju salah satu gerai fast food di samping SPBU...

Selesai makan kami lanjutkan kembali perjalanan menyusuri Jl. Cikini Raya. Diselingi berapa gurau canda sekelas peradilan pajak akhirnya kami sampai juga di depan Taman Ismail Marzuki....Sepi dari luar...namun begitu masuk bujur busyet rameeee...
LAngsung deh kita menuju loket penjualan tiket buat nonton wahana bintang. Jadwal pertunjukan pertama adalah jam 10.00, namun karena kami datang pukul 10.30 so kita berencana untuk menonton pertunjukan yang jam 11.30. Maka antrilah aku...De'...ga bisa turut serta mengantri karena anjuran dari petugas satpam di sana untuk salah satu saja yang antri tiket. So De'...menunggu di seberang sana sambil sesekali melempar senyum padaku.

Satu persatu orang mendapatkan tiket pertunjukan tahap 2 yaitu jam 11.30. Namun dari 340 kursi yang tersedia akhirnya aku tidak mendapatkan jatah di pertunjukan kedua ini. The Show Must Go on!!!akhirnya dengan tekad yang bulat nunggu alias antri buat ngedapetin tiket untuk pertunjukan sesi 3 yaitu jam 13.00. Dan untuk mengisi waktu, Q smsan ma De'...Q. Hal itu bisa terjadi karena De'...duduk berjauhan dariku (atas anjuran pak satpam, hehehe mav ya pak satpam jadi mengkambinghitamkan bapak). Dan pada akhirnya memutuskan untuk menelpon temenku, yah ben rada ger...geran thithik...wakakakka

Akhirnya dapat tiket jam 12.00. Kemudian kami melangkahkan kaki menuju mushola yang terletak di lingkungan Planetarium. Sholat Dhuhur...

Kemudian kami mulai memasuki ruang pertunjukan, seperti ruang kubah raksasa. Perlahan ruangan menjadi gelap, yang berarti pertunjukkan akan dimulai. Langsung tiba-tiba terhampar bintang-bintang berjumlah tak terhitung di atas sana. Serasa di rumah, saat berangkat sholat subuh ke masjid...dimana aku bisa bebas melihat bintang alangkah banyak jumlahnya. Hal itu tak dapat aku temukan di Jakarta. Menurut penjelasan dari sang pengarah/ narator pertunjukan hal itu disebabkan karena tingkat polusi udara dan polusi cahaya di Jakarta menyebabkan kita tidak bisa melihat bintang.

Jadi ingat dulu pas di desa kalau liat bintang mesti dengan bangganya aku bilang, "itu rasi bintangku, rasi bintang scorpio". Trus kalo pulang dari sholat subuh, selalu liat rasi bintang layang-layang di sebelah selatan...it's so beautiful.

Setelah satu jam kita dibawa berkeliling jagat raya (luar angkasa), hati ini tertegun...Alloh bisa saja mengubah semua sistem yang sudah tertata rapi ini dalam sekejap saja. Alloh bisa saja dengan mudah memadamkan matahari, menabrakkan benda-benda langit. Menghancurkan alam semesta.Maka berakhirlah semua.

Setelah narator selesai membacakan naskah ceritanya, atap ruang pertunjukan menyala dan semua menjadi terang benderang. Kami pun mengikuti langkah pengunjung untuk keluar dari ruang pertunjukan. Wuih, entah di dalam tadi terlalu dingin atau emang udara di luar yang panas. Yang jelas aku berkeringat di luar ruangan.

Kemudian kami melangkahkanku ke luar TIM, setelah sebelumnya kami menyambangi Toilet...hehehehhe. Menuju St Tanah Abang. Daripada naek angkutan umum ke Cikini, sambung ke Manggarai trus nunggu kereta Sudirman Ekspress so diputuskan untuk naek Taxi Blue Bird langsung menuju St Tanah Abang dan hasilnya dapat KRL AC Ciujung jam 15.10...
Sampai di St. Pondok Ranji jam 15.30, kemudian menuju Bintaro Plaza untuk melihat-lihat kaos cewek lengan panjang (yang katanya De'...itu merupakan nafkah bulanan yang musti terbeli tiap bulannya, weleh...weleh)...dan hasilnya gak dapet...Eh, sebelum liat-liat kaos aku sholat ashar dulu dink di mushola BP.

Setelah muter-muter gak ketemu akhirnya kita istirahat bentar sambil menikmati D' Crepes...Setelah perut lumayan kenyang dan capek rada tersingkirkan akhirnya kita mutusin buat liat-liat baju lagi....ada celana formal,kemeja,kaos lengan panjang,sepatu dan semuanya gak ada yang cocok...akahirnya aku pun mengantar De'...Q menuju kostnya...dan salam Luv...Luv pun menutup perjumpaan kami hari ini...

Kota Tua has visited, TIM has visited, what's next???

Monday, 1 February 2010

30 Januari 2010

Saat malam mulai memberatkan mataku
Gerimis merintik mendinginkan malam
Mataku masih enggan terlelap
Dengan mendengarkan lagu yang menyentuh hati
Penuh arti
Melewatkan malam-malam ini

Sudah setahun aku hidup di Jakarta
Hidup di suasana yang belum pernah aku impikan sebelumnya
Dalam hingar bingar kehidupan ibukota

Masih teringat masa-masa ku dulu
Begadang hanya tuk berpikir dan bermimpi
Bagaimana aku bisa membanggakan orang tua
Berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa

Bisa jadi contoh buat adik-adikku nan jauh di sana
Bisa mengayomi mereka

Masih teringat bagaimana ibuku mendoakanku tiap malam
Masih teringat tiap basuhan tangannya menyeka air mata yang membasahi pipi
Harapan yang tergores diam dalam benak hatinya yang dalam
Setahun dulu aku berada dalam masa paska sarjana
Terombang ambing dalam harapan dan harapan

Hinggap ke sana kemari
Meniti mimpi mencari makna hidup ini
Menyadari sedikit bahwa hidup ini tak lama
Musti berguna buat orang lain

Pertama
Lulus kuliah
Masih terikat dengan proyek kampus
Survey Kegiatan Dunia Usaha yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia
Yang bekerjasama dengan PPE UMY
Lumayan mengantarku pada dunia survey yang sedikit membuatku tersenyum banggga
Dengan nametag Surveyor Bank Indonesia aku menyodorkan kuesioner kepada para pelaku usaha Yang telah ditentukan dari Bank Indonesia

Kedua
Bekerja di salah satu perusahaan trader
Millenium Penata Futures
Awalnya tertera di vacancy
Dibutuhkan market analis
Tapi berujung di marketing pencari nasabah

Ketiga
Sempat menjalani tahapan test di BRI Kanwil II Jakarta
Dengan posisi sebagai account officer
Gagal di wawancara tahap terakhir
Dengan pertanyaan sederhana
“10 milliar selama 10 bulan, apakah anda berani”
Di situ ibu ku menaruh harapan besar
Karena itu telah sampai pada tahap paling terakhir
Dan ternyata hasilnya enggak lolos

Keempat
Bekerja sebagai merchandiser di salah satu minimarket di Jogjakarta
Perjalanan Wates Yogyakarta aku tempuh setiap hari
Ya...aku bekerja di sebuah minimarket
Dan itu hanya bertahan selama 2 minggu saja
Karena jarak yang jauh telah meringkihkanku

Kelima
Bekerja sebagai community organizer di salah satu LSM yang di biayai dari Belanda
PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)
Aku tak tahu bagaimana LSM ini bisa diberi nama ini
Yang jelas kebijakan yang ada terkadang bertentangan dengan regulasi pemerintah yang ada
Bergerak dalam bidang kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender
Aku bertugas sebagai semacam penyuluh di kabupaten Sleman
Kerja di LSM lumayan nyaman dibilang
Dimana aku bisa bekerja dengan sepatu kats, celana jeans dan kaos
Meski pada akhirnya aku mengundurkan 3 bulan setelahnya
Karena dengan pertimbangan aku butuh uang

Kelima
Lagi-lagi aku mengikuti seleksi nasional salah satu institusi di bawah burung garuda
KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)
Mengikuti seleksi melalui internet
Dan lagi-lagi testnya dilakukan di Jakarta
Dan aku berpesan kepada ibuku
Supaya tidak terlalu berharap berlebihan
Mengingat kisah BRI yang terdahulu

Seleksi dilakukan selama lebih kurang 3 bulan
Menjelang bulan terakhir tahun 2008 aku sudah bilang pada ibuku
Mungkin belum rejekinya bu jadi gak dipanggil lagi
Namun, ibuku selalu memberi semangat padaku
Untuk melihat hasil testnya di web
Alih-alih sepulang dari mengikuti seleksi sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit
Aku mampir di warnet Selokan Mataram
Dan di situ tertera namaku
Andhika Willy Wardana

Alhamdulillah....
Langsung kuberitahu ibuku nan jauh di sana
Nada gembira terpancar dari gaya bicaranya
Meski aku berpesan untuk tidak terlalu bahagia berlebihan
Puji syukur aku lantunkan kepada Alloh SWT
Dan lagi-lagi aku sangat berterimakasih kepada ibuku
Yang selalu merelakan sepertiga malam terakhirnya
Untuk mendoakan yang terbaik untukku

Dengan ini aku sampaikan ucapan terima kasih kepada:
Alloh SWT, Ibu Sutini ku tercinta, Bapak Karmidi dan kedua adik-adikku (Betari Maharani dan Krismia Sakti Dyah Anggraini), De'...Yessi tersayang yang senantiasa memberikan aku semangat, Pakde Saring dan Bude Endang yang telah memberikan aku tempat menginap selama aku test di Jakarta, Mas Agung yang rela berbagi tidur dengan aku, Pakde Sukri, Bude Ratmi, Bude Par dan Bulik Mar yang telah mendoakan tiap saat, Mbak Wening dan keluarga di Jakarta Timur yang telah mengijinkan aku untuk menginap saat test di Gelanggang Remaja Otista, rekan-rekan surveyku (Samsul, Novi, Aji, Didit, Fahrizal, Bayu, Topik, Rara, Dewi), teman di Millenium Penata Futures (Wulan), teman di RB Minimarket (Mas Feldi, Mbak Rahmi,etc), kawan-kawan di PKBI (Ida, Linggar,Eggi, Nanti, Pupun, Umi, Atta, Tia, Yuli, Fuad, Didit, Luna, Ami, Ema, Tere, Pak Hari, Paulo, mbak Tina, mbak Barnas), Udin (rekan bengkelku), Jatmiko (rekan mancingku, “jangan menyerah ndi, maju terus pantang mundur”), rekan di FUN Computer (Mas Nurhuda, Mas Agung dkk), Mas Dini yang selalu siap sedia kalau aku pengen nanya-nanya dan masih banyak lagi yang mungkin tak dapat aku sebutkan satu persatu di sini...aku bener-bener mengucapkan terima kasih yang teramat dalam...tanpa kalian belum tentu aku bisa menjadi seperti ini...