Tuesday, 17 April 2012
Reparasi Komputer
Gambar di atas hanyalah ilustrasi saja ya. Soalnya gak sempat mengambil foto dari hasil rasa bersalah dan tanggung jawab saya. Jadi cerita berawal dari salah satu rekan kerja yang meminta saya untuk melakukan instalasi D-Link atas komputernya yang tidak bisa connect dengan sambungan internet kantor. Memang mungkin saya dianggap bisa melakukan tindakan teknis pertama, karena memang saya suka melakukan otak-atik dan alhamdulillah selama ini saya berhasil melakukannya. Meski diakui kalau saya agak lupa tehadap tindakan yang musti saya lakukan saya kemudian bertanya kepada simbah Google.
Nah instalasi D-Link baru tidak ada masalah yang berarti, koneksi tersambung dan si empunya sudah bisa memakainya untuk berselancar di dunia maya. Namun tak berapa lama kemudian komputer dirasakan lambat. Sebenarnya sih udah lambat dari tahun pembuatannya kali ya lha wong pentium empat dengan ram 512 diberikan beban kerja yang seabreg abreg mesti bersaing dengan kondisi persaingan teknologi global. Walhasil saya (karena entah kenapa saya suka merasa sok peduli) menyarankan untuk meminta Random Access Memory atau sering disebut RAM atau seiring perkembangan jaman kemudian disebut dengan DDR ke bagian umum perlengkapan. Saya mengatakan bahwa stok DDR untuk saat ini sedang banyak di bagian umum perlengkapan. Lalu berangkatlah rekan saya ke bagian tersebut, dan karena rekan saya tersebut memang luamayn disegani alias ditakuti maka untuk memperoleh sekeping DDR bukanlah sebuah masalah yang berarti untuk dia, bahkan ketika rekan saya meminta dua keping DDR tiada masalah.
Nah,lalu berdasarkan pengalaman yang sudah saya dapatkan ketika saya mulai duduk di bangku kuliah semester pertama (dimana saya berhasil menjejalkan OS Windows 98 pada pentium I dengan hardisk kapasitas 1GB dan RAM EDO sebanyak 64MB) akhirnya dengan cekatan saya memasang DDR tersebut tepat pada tempatnya. Sebelumnya saya juga berhasil melakukan upgrading memory pada komputer kerja saya sendiri.
Cek cek cek semua sudah terpasang rapi dan casing sudah mulai saya rapatkan. Dua keping DDR 1 dengan total kapasitas memory sebesar 2GB sudah terpasang di PC rekan saya tadi.
Lalu standar normal lah saya tekan tombol ON OFF nya. Awalnya sih normal sampai kemudian masa masa loading OS Windows XP. Setelah lama berjalan (sekitar 8-9 detik) ternyata PC itu malah kembali ke menu awal. Begitu terus selanjutnya. Dalam hati ini sudah berpikir kalau tidak crash memory pasti terdapat system yang corrupt pada hard disk. Dan sudah saya ulag beberapa kali hasilnya tetap sama. Hingga jam pulang kantor telah lewat lima belas menit, saya masih berkutat di meja rekan saya. Akhirnya saya putuskan untuk merapikan tempat rekan saya dan berencana untuk melanjutkan pekerjaan itu pada hari senin berikutnya (mengingat itu adalah hari jumat dan saya ada janji dengan tunangan saya).
Lalu kemudian cerita berlanjut ke hari senin, karena saya tidak cukup memiliki ruang dan peralatan untuk melakukan hard disk checking maka saya menghubungi pihak teknologi dan informasi kantor untuk mengangkut pc sang rekan saya ini. Karena saya juga memiliki kesibukan lain maka saya putuskan untuk mempercayakan komputer tersebut ke bagian TI tersebut.
Waktu bergulir, saya tidak memperoleh kabar tentang komputer itu. Hal itu menggiring saya untuk menengok keadaan sang komputer lawas tersebut. Setelah ku tengok, badan si CPU itu masih tergolek dan terbengkalai lengkap dengan baju alias casing yang terbuka. Lalu saya bertanya kepada rekan saya yang bertugas di TI tersebut. "Bad Sector mas", ups...masak gara-gara ganti DDR aja bisa bikin bad sector, akhirnya saya mengusulkan untuk dilakukan back up data dari hard disk sang rekan saya tadi. Dan pertama di bilang dari staf TI "tidak ke detect mas". Mati. Dalam batin ini, karena saya tahu dalam hard disk tersebut tersimpan banyak sekali data yang penting dan masih digunakan. Akhirnya saya menyarankan untuk menggunakan komputer lain untuk melakukan back up. Akhirnya bisa. Alhamdulillah. Proses selanjutnya karena saya pikir aman maka saya sudah percayakan kepada staf TI tersebut. Dan saya pun meninggalkan ruang TI.
Selang waktu sampai hampir pulang saya bertanya kok gak ada kabar lagi ya dari sang PC itu, lalu saya kembali menengok ruang dimana PC tersebut tergolek lemas. "Gak tau nih mas, gak bisa" "Instalasi sudah dilakukan, back up sudah oke OS juga udah terinstal dengan baik, tapi entah kenapa gak mau". Lalu adegan mnghidupkan PC pun diperlihatkan kepada saya, tak terduga tiba-tiba sang hard disk mengeluarkan asap. Cus...cus...cus... bau gosong menyebar akhirnya. Lalu aku berpikir nih hard disk pasti udah tidak bisa digunakan lagi karena saya melihat ada lelehan cairan pada salah satu komponen di papan hard disk tersebut. Untungnya di bagian TI tersebut terdapat stok hard disk dari bagian umum dan perlengkapan. Akhirnya tanpa pikir panjang hard disk tersebut sudah masuk ke badan sang PC tadi, instalasi kembali. Karena membutuhkan waktu maka proses tersebut kembali saya percayakan kepada rekan TI saya. Sampai kemudian sore hari setelah makan siang tepatnya. Waktu yang dijanjikan oleh staf TI untuk menyelesaikan PC tersebut, ternyata belum ada tanda-tanda PC tersebut selesai. Akhirnya dengan tekad yang bulat saya memutuskan untuk menangani sang PC ini. Jujur memang nih PC rewel amat. Sudah mengalami 6 kali reparation system. 1 kali format dan instal ulang. tetep aja tidak mau booting. Pernah sekali berhasil masuk sistem tapi ketika kemudian dilakukan restart yang tampil adalah blue screen. Hadeh matek ini pikirku kalau gara-gara DDR buyar semua. Tapi tidak, saya rasa hal tersebut tidak terjadi karena DDR yang saya pasang karakter nya sama dengan DDR yang terpasang sebelumnya. DDR 1 dengan PC 3200. Hanya kapasitasnya saja yang berbeda yang semula hanya 256MB per keping menjadi 1 GB per keping. Akhirnya saya berpikir untuk mengurangi jumlah DDR yang saya pakai yang semula 2 GB saya jojolkan di PC tersebut kemudian saya buat hanya 1GB saja. Dan hasilnya. Nice...booting lancar. Tapi blue screen masih saja terjadi. Hal ini membuat firasat di diri saya kalau ada program atau driver yang tidak sesuai atau mengalami crash sehingga system tidak mampu untuk menerimanya.
Akhirnya saya putuskan untuk melakukan format drive lagi. Dan pelan pelan sesuai prosedur yang sudah saya terapkan dari semenjak kuliah semester awal. Proses instalasi berjalan lancar dan seperti biasa. Hingga akhirnya aku bersyukur pada jam 16.30 semua selesai termasuk aplikasi aplikasi standar yang dibutuhkan dalam pekerjaan sehari-hari. Dan aku ingat aku harus cek untuk restart. Saya restart berulang-ulang dan akhirnya tidak ada masalah. Lalu akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada staf TI yang telah membantu saya dan telah mengijinkan saya hampir seharian untuk ngejonggrok di ruang TI yang jadi satu dengan ruang Humas dan Hukum. PC saya bawa dan saya pasang di meja rekan saya yang ruangannya terletak di satu antai di atas ruang TI tersebut. Breg...breg..breg..ahirnya semua terpasang dan instalasi saya nyatakan selesai dan berjalan dengan alhamdulillah lancar.
Terima kasih untuk staf TI (Intan dan Panca) yang sudah mengijinkan saya untuk menduduki kursi staf TI dan menggunakan peralatan TI. Serta Mas Dedi yang mengajarkan kepada saya bagaimana melakukan crack kode aktivasi windows (mengingat dulu tiap saya melakukan instalasi saya tidak memerlukan kode aktifasi).
Oh iya sebenarnya ada cerita tentang VGA yang katanya Panca bermasalah,ini udah bener eh malah yang lain bermasalah, suara gak keluar, dan blue screen yang muncul tiba tiba (saya rasa itu tadi karena ada crash di driver soundcard) hehehe alhamdulillah hal itu tidak terjadi ya....
Sungguh menyenangkan bisa menyalurkan hobi otak-atik komputer saya yang sudah lama tidak tersalurkan..hehehe..tapi jangan tarik saya ke bagian TI ya, bukan apa-apa karena saya tidak memiliki tanda atau ijasah atau semacam sertifikat yang menyatakan keabsahan kebisaan saya dalam melakukan otak-atik perangkat komputer. He..he..he... text-align: justify;
Posted by
Andhika Willy Wardana
Jam
22:41
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment