Masa masa itu menjelang juga. Masa masa di mana aku akan berstatus menikah. Masa masa auku akan menjadi seorang pemimpin keluarga. Menjadi seorang suami dari seorang istri. Menjadi seorang imam dari seorang makmum. Mengambil anak dari keluarga yang berbeda untuk hidup bersamaku. Mengarungi riak riak kehiduapn ini.
Ijab qobul a.k.a akad nikah insyaAlloh akan dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2012 (sudah berlalu sih sebnarnya waktu itu, cuma baru kesampaian postingnya). Lalu aku mulai ambil cuti pada tanggal 26 Mei 2012. Mungkin sebagian orang bilang kalau aku mengambil cuti terlalu lama di depan. Tidakkah begitu?tentu tidak, karena acara hajatan di desa itu membutuhkan beberapa hari untuk persiapan (tanpa mengingkari kalau hajatan pernikahan di kota juga membutuhkan waktu persiapan. Tapi karena beberapa item di rumah desa musti ngurusin sendiri dan jujur agak rempong yah jadinya musti cuti agak lama di depan. Lagian biar tampak fresh pula tatkala duduk di pelaminan. Kan istirahat lama di rumah yang notabene sebuah pedesaan yang minim polusi (selain orang bakar sampah dan asap knalpot sepeda motor.
Perlahan tapi pasti, detik detik itu kurasakan. Senin, Selasa terasa masih agak biasa. Tapi begitu memulai masuk hari Rabu, mulai kerasa deg deg an, grogi untuk hari sabtu sudah menggelora. Bahkan ada sedikit rasa tak rela melepas masa masa jejaka. Tapi dalam hati tetap mantap untuk mensegerakan datangnya hari Sabtu.
Ikrar ijab qobul sudah ada di tangan dan alhamdulillah sudah aku hafal. Yah, karena memang aku berasal dari salah satu desa yang berada di wilayah propinsi Yogyakarta. Maka diputuskan untuk melafalkan akad nikah dengan menggunakan bahasa Jawa. "Kula tampi nikahipun sedherek .... binti .... angsal kula Andhika Willy Wardana ... kanthi mas kawin kasebat kontan" Begitulah bunyi rapalan ijab qobul yang garis besarnya akan aku ucapkan nanti tatkala aku berjabat tangan dengan ayah dari calon istriku. Dan memang alhamdulillah pada kesempatan kali ini ayah dari calon istriku sendiri yang akan menikahkanku.
Detik detik ini terasa, dan aku mulai berpikir keras untuk ayolah segera hari sabtu. Segeralah lewati hari itu dan aku akan secara gagah mengucapkan ikrar ijab qobul itu.
No comments:
Post a Comment