Lagi-lagi aku mendapatkan kesempatan dari tempat aku bekerja untuk berangkat keluar negeri untuk mengikuti Focused Country Training. Kali ini tujuanku adalah Jepang. Negara yang pernah menjajah Indonesia dulu. Perjalanan ini sebenarnya tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Suatu hari atasan di kantorku menyampaikan pesan kepadaku bahwa aku ditunjuk untuk berangkat ke Jepang satu bulan setelah pesan tersebut sampai di handsetku. Bahkan pada saat itu aku sempat menyampaikan bahwa apakah ini sungguh benar-benar aku yang ditunjuk, kenapa aku dan kenapa bukan yang lainnya?. Hal itu aku tanyakan karena memang sebenarnya terdapat kandidat lain yang terdapat dalam daftar untuk mengikuti pelatihan tersebut. Mungkin rejeki dari Alloh SWT (karena dulu aku pernah sekali mendambakan Jepang adalah negara yang akan aku kunjungi).
Setelah dipilih pun terdapat beberapa pertanyaan dari rekan yang lain yang ditunjuk ke Jepang, kenapa namaku tiba-tiba muncul dalam daftar pelatihan tersebut. Bahkan aku sendiri sempat merasakan sebagai unwanted person dalam pelatihan ini. Tapi semua itu kutepis, toh aku kan tidak pernah meminta atau mengemis untuk ikut dalam program pelatihan ini melainkan aku diberikan kepercayaan, kesempatan sehingga ditunjuk untuk mengikuti pelatihan ini.
Setelah terbit surat tugas dari instansiku bekerja, akhirnya dimulailah pengurusan administrasi dari paspor, tiket dan visa serta pengisian beberapa aplikasi lainnya. Karena kami rombongan maka pengurusan dilakukan oleh salah satu rekanku. Setelah dilakukan pengurusan administrasi akhirnya dilakukan pula proses briefing di kantor JICA (Japan International Coorporation Agency) Indonesia yang terletak di Sentra Senayan II Jakarta Selatan. Dilakukan pengarahan pengarahan hal-hal apa saha yang kemudian boleh atau tidak boleh dilakukan di negeri sakura tersebut. Selain itu diberikan pula gambaran singkat tentang program pelatihan yang akan ditempuh di Jepang.
Setelah persiapan secara administratif selesai maka kemudian persiapan material. Penukaran uang rupiah ke Yen untuk bekal sementara di Jepang selama 2 hari (mengingat selanjutnya akan diberikan uang saku oleh JICA). Pada saat itu ditentukan besarnya penukaran adalah antara 5000 - 10000 Yen. Karena pada saat itu belum aku terima gaji dari kantorku akhirnya aku menukar dengan syarat minimal yaitu 5000 yen (sekitar Rp 540.000,00). Selain melakukan penukaran uang, dilakukan juga beberapa persiapan terkait apa saja yang musti di bawa ke pelatihan tersebut. Dikarenakan bulan Februari (bulan dilakukannya pelatihan) masih berada dalam musim dingin, maka kami diharapkan untuk mempersiapkan pakaian untuk musim dingin. Putar otak daripada beli akhirnya aku meminjam jaket dari rekanku Redhoan Oscar Pardamean (terima kasih ya Do..). Selain itu perlengkapan standar yang aku siapkan (istriku juga bantuin ding...thanks ya De'...).
Setelah semua perlengkapan lengkap maka kemudian tibalah saat keberangkatan. Dengan pesawat Japan Air Lines pada tanggal 2 Februari 2013 pukul 22.05 WIB di bandara internasional Soekarno Hatta. Seteleh semua peserta lengkap (sebelumnya kami berkumpul di Laras Cafe, depan gate D2), akhirnya kami beranjak untuk memasuki pesawat. Estimasi perjalanan adalah 6 jam. Sebelumnya tentu kami menjalani proses pada umumnya yaitu check-in dan pemeriksaan di imigrasi.
Setelah masuk ke dalam pesawat (kebetulan aku dapat di jendela) pramugari seperti biasanya menjelaskan tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan slama penerbangan. Beberapa saat kemudian pesawat berhasil take off dengan lancar.Setelah itu pramugari membagikan handuk hangat dan snack serta minuman ringan. Kami juga dibagikan formulir yang harus diisi untuk diserahkan kepada petugas di Bandara Narita Jepang.
Setelah terisi, kemudian aku menikmati hiburan di layar monitor di depan kursiku, namun karena pesawat dari maskapai Jepang maka yang tersaji di layar monitor tersebut semua berbahasa Jepang, dan karena menurutku tidak menarik kemudian aku memutuskan untuk tidur saja. Beberapa jam tertidur, aku terbangun oleh suara-suara sendok dan gelas saling berdentingan disertai aroma makanan. Ahhaaa... makan pula akhirnya,kulirik jam di pesawat itu, oh ternyata 2 jam lagi tiba di jepang to. Sebenarnya pada malam hari tersebut aku sempat beberapa kali terjaga dan melongok ke jendela, ketika kulihat suasana luar gelap namun ada pancaran lampu di bawah (sepertinya sebuah pulau gitu, tapi entah pula apa).
Akhirnya kemudian garis horisontal berwarna jingga muncul di sisi jendelaku dan perlahan muncullah sang mentari yang mulai menunjukkan bahwa di bawahku adalah lautan. Beberapa saat kemudian akhirnya kami mendarat di Bandara Narita Jepang. Setelah turun dari pesawat, kami melakukan prosedural yang seperti biasa yaitu melapor kepada petugas imigrasi Jepang dan menyerahkan beberapa form yang telah kami isi di pesawat tadi.
Setelah melakukan proses prosedural tersebut akhirnya kami melanjutkan perjalanan lagi ke Haneda untuk melanjutkan penerbangan ke Kobe/Osaka (karena tempat pelatihan kami pada minggu pertama adalah di Kobe). Dari saat itu kami kemudian dipandu oleh petugas JICA Jepang. Menggunakan Limousin Bus kami menuju bandara Haneda.
Setelah beberapa saat, kurang lebih 45 menit akhirnya kami tiba di Bandara Haneda.
Dari Bandara Haneda kemudian kami naik pesawat ke Osaka. Setibanya di Bandara Osaka kami dipandu lagi oleh pegawai dari JICA Jepang untuk melanjutkan perjalanan ke hotel atau tempat kami menginap di Kobe. Perjalanan kami dilanjutkan lagi dengan mengendari Limousin Bus lagi.
Berikut adalah beberapa tempat yang sempat aku abadikan melalui kamera handphone ku.
Suasana di Bandara Narita Jepang
Suasana setelah mengambil bagasi di Bandara Haneda
Suasana pengambilan bagasi di Bandara Osaka
Suasana lalu lintas di kota Kobe
Inilah tempat hotel kami menginap yang bernama Sannomiya Terminal Hotel. Hotel ini strategis sekali, terletak di dekat stasiun kereta (mungkin memang sengaja disiapkan oleh JICA demikian agar dapat mempermudah akses ke kantor JICA.
Motor petugas di Jepang (Super Cub series). Heran di Jepang banyak motor klasik bertebaran dan masih mulus serta digunakan sebagai alat trasnportasi sehari-hari. Mulus, terawat dan tertib.
No comments:
Post a Comment