Thursday, 25 April 2019

Medical Check Up for Australia VISA

Yap...sesuai judul, kali ini aku masih membahas tentang lanjutan proses mengurus visa. Setelah mengisi aplikasi di formulir yang telah disediakan oleh kedutaan Australia (ini formulir lumayan banyak sih, lebih dari 15 halaman dan beberapa lampiran yang mesti diserahkan) lalu di serahkan secara online. Yah, salah satu enaknya membuat visa Australia ini adalah segala prosesnya online, jadi kita gak perlu wira-wiri ke kedutaan Australia yang ada di Jakarta (kan ini bakalan bikin repot juga kalau ada WNI di luar Jakarta atau bahkan di di luar Pulau Jawa yang ingin membuat visa Australia). Tapi ada kelemahannya juga sih, kalau ada apa-apa yang kurang jelas kita musti baca sendiri secara detail informasi yang ada di website kedutaan Australia, gak ada semacam asistensi dari staf kedutaan Australia nya, kalaupun mau asistensi paling kita minta diurusin sama agen (ini enaknya kita tinggal siapin beberapa dokumen, lalu dikasih ke agen, kita tinggal duduk manis tunggu si agen bekerja dan akhirnya beres).Oh iya, awalnya kami (aku dan istri) berniat mengurus visa sendiri tanpa agen. Bukan karena aspek biaya sih karena mengurus visa via agen itu tidak dipungut biaya (ini agen yang akhirnya kami pakai ya, dia cuma ambil keuntungan dari selisih kurs, atau mungkin juga dapat fee dari universitas nya). So alasan mau mengurus sendiri adalah ingin belajar bagaimana caranya mengurus visa sendiri, yah tujuannya adalah biar tahu gitu lah. 

Nah, namun ada tantangan yang pada akhirnya membuat kami mau tidak mau akhirnya menggunakan jasa agen untuk mengurus visa kami. Treeeeenngggg…..apa tuh? Kami kan pergi ke Australia berempat, termasuk anak-anak dimana yang paling besar sudah memasuki usia sekolah. Nah, ketentuan di visa anak yang sudah memasuki usia sekolah itu harus melampirkan bukti telah diterima di sekolah di Australia. Nah, untuk ini sebenarnya kami juga sudah inisiatif untuk mengurus secara pribadi. Mulai dari mengirimkan email ke Departemen Pendidikan Australia, mengirimkan email ke sekolah yang kami inginkan, atau minta tolong sama representatif Universitas Melbourne yang ada di Indonesia. Lalu apa yang bikin susah? Nah, menariknya adalah salah satu syarat diterimanya anak di sekolah di Australia (sekolah tujuan kami adalah Moreland Primary School, apa dan kenapanya sepertinya akan aku buat posting tersendiri saja) adalah memiliki alamat tempat tinggal di Australia, karena ternyata kebijakan Departemen Pendidikan di Australia itu adalah dengan membuat semacam rayonisasi gitu, jadi anak-anak diterima sekolah itu bukan karena alasan nilai atau tes gitu (calistung kayak di Indonesia), melainkan menggunakan alamat tinggal sang anak.Nah dari situ, kami sudah jelaskan kalau posisi kami masih di Indonesia, dan rencananya kami akan cari akomodasi (dan saat itu memang kami juga sedang mencari akomodasi di area yang berdekatan dengan Moreland Primary School). Namun, tetep saja prosesnya bolak-balik yang pada intinya mereka minta alamat tinggal di Australianya dulu. Jreeeng...jreeeenggg...ini sempat membuat proses pembuatan visa kami mandeg beberapa hari, karena menunggu beberapa email dari Departemen Pendidikan Australia dan sekolah yang bersangkutan, meskipun pada akhirnya jawabannya sama. 

Kemudian, kami bertanya di salah satu sosial media yang anggotanya berisikan orang Indonesia yang berada di Australia atau juga sedang dalam proses pengurusan visa (baca Forum Indomelb). Muncul kemudian beberapa alternatif solusi, seperti istriku berangkat ke Australia sendiri dulu (untuk mengurus sekolah anak dan akomodasi), meminjam alamat teman yang ada di Australia, dan menggunakan jasa agen. Pada akhirnya kami memilih untuk menggunakan jasa agen dan juga meminjam alamat teman yang ada di Australia.

Bagi yang mau kontak agennya (kami pakai IDP, terbukti sangat very highly recommended) bisa kontak ke sosial media aku ya….bukan mau promosi, tapi cuma mau sharing dan sekedar membantu saja.

Wew….malah ngiklan….

Nah, benar memang setelah menggunakan jasa agen ini (sebut saja agen IDP), kami memang tinggal menyerahkan beberapa dokumen ke agennya itu, paling tiap hari atau beberapa hari kami tinggal tanya follow up nya bagaimana. Untuk masalah sekolah anak akhirnya juga dibantu sama agen untuk pengurusannya, plus memang akhirnya kami harus pinjam alamat teman dulu yang sudah ada di Australia, karena memang tetap harus menginfromasikan alamat yang ada di Australia, ini hanya untuk menentukan dimana anak akan bersekolah, makanya cari alamatnya yang di dekat dengan sekolah yang kita inginkan.Nah, setelah semua persyaratan diterima (ini visa belum granted ya), kemudian kami minta percepatan jadwal untuk medical check up. Kenapa minta percepatan? Satu, karena istriku pada saat itu masih bertugas di Jambi dan tempat MCU itu adanya di dekat rumah yang di Tangerang Selatan (baca Ramsay Premier Bintaro) so istriku harus mengalokasikan waktu melalui cuti, Kedua karena jadwal menstruasi istri, dimana medical check up itu tidak bisa dilakukan ketika wanita sedang menstruasi bahkan beberapa hari setelah menstruasi juga tidak bisa. Makanya kemudian kami request ke agennya agar bisa propose untuk medical checkp up nya dipercepat. Setelah tawar menawar tanggal dan harinya, akhirnya kami dapat juga jadwal atau pengantar untuk melakukan medical check up. Ohh iya, untuk medical check up for visa ini tidak bisa ujug-ujug datang ke rumah sakit kemudian minta diperiksa ya, karena memang kita butuh pengantar dari Pemerintah Australia bahwa yang bersangkutan melakukan medical check up dalam rangka pengurusan visa.

Nah lalu apa saja yang di cek pada saat medical check up?
  1. Mengisi formulir tentang riwayat kesehatan (dah gpp jujur aja, gak usah ada yang ditutup-tutupi). 
  2. Ukur berat badan dan tinggi badan serta tekanan darah
  3. Periksa mata
  4. X-Ray (ini untuk dewasa ya, anak-anak enggak dirontgen) yang bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya TBC, karena memang Australia ketat banget dalam bidang TBC ini dan Indonesia disinyalir masih terdapat kasus penderita TBC
  5. Wawancara sama dokter sama diperiksan beberapa anggota tubuh.
Nah, udah deh gitu aja...tapi jangan harap ya, hasil pemeriksaan itu bisa kita lihat di hari itu bahkan kita tanya kepada dokternya bagaimana hasilnya. Karena ternyata sekelas dokter atau rumah sakit tempat kita medical check up itu tidak memiliki informasi itu. Semua dokumen hasil pemeriksaan langsung di kirim ke Pemerintah Australia. So, kalau ada apa-apa, lolos atau tidak tes kesehatannya yang bakal info si Pemerintah Australianya, ini kasus biasanya terjadi kalau menyangkut TBC tadi, karena apabila terdeteksi harus menjalani masa perawatan dulu selama 6 bulan baru bisa deh kembali mengurus visa.Nah, setelah itu, baru deh kita kembali komunikasi dengan agen untuk follow up. Ini ada bermacam-macam kejadian ya, ada yang sehari setelah medical check up visa langsung granted, ada beberapa hari bahkan ada yang sampai beberapa minggu, semua tergantung kepada pegawai di Pemerintah Australia, dan kita juga tidak bisa menanyakan secara langsung proses aplikasi kita sudah sampai tahap mana, ada yang kurang atau tidak. So, pada saat itu kami hanya bisa follow up ke agen nya. Dan pada saat itu, 2 minggu kemudian visa kami granted (setelah ada instruksi untuk melakukan pembayaran visa dan beberapa hal lainnya). Yeaaayyyy...siap-siap deh beli tiket pesawatnya, eit jangan lupa tetap cari akomodasi (ini juga bakalan aku ceritain karena ada orang Indonesia yang muncul tiba-tiba dan berkenan membantu kami, ini kami sebut juga sebagai bagian dari Rencana Alloh, karena Dia pasti memberikan jalan/solusi dari tempat yang tidak diduga-duga). 

So, tunggu cerita selanjutnya ya…..

salam Toko DhikAndhi….Eeehhh...malah ngiklan lagi….

No comments: