Wednesday, 12 June 2019

Sekolah Anak di Melbourne

Membawa anak anak turut serta orang tua yang melanjutkan studi di negara laini tentu tidak boleh serta merta kemudian mengabaikan pendidikan sang anak. Waktu adalah uang, you know? nah, pada tulisan kali ini aku akan bercerita tentang bagaimana memilih dan seluk beluk pencarian sekolah di Melbourne.

Kalau kemudian kita menilik kembali atau merefleksikan pencarian sekolah di Indonesia dengan di negara lain tentu akan sangat berbeda, tentu saja permasalahan kurikulum dan sebagainya menjadi faktor pembedanya. Sudah terkenal bukan seleksi calistung dan njlimetnya pekerjaan rumah tatkala anak-anak sekolah di Indonesia, bahkan konon katanya ada yang menyebutkan bahwa sekolah di Indonesia tidak ramah untuk perkembangan mental anak, anak-anak terlalu dituntut itu ini dan . bahkan tidak bisa menikmati nyamannya bersekolah.

Pemberlakuan tes masuk sekolah di Indonesia kemungkinan besarnya adalah karena jumlah populasi tidak sebanding dengan jumlah bangku sekolah yang tersedia, dan terdapat perbedaan standar yang dimiliki tiap tiap sekolah sehingga akhirnya muncul lah istilah sekolah favorit yang jumlah calon siswa pendaftarnya sangat melebihi quota sehingga diperlukan screening awal untuk siswa yang dapat masuk ke sekolah tersebut. Sudah terbayang dalam benak pikiranku, bagaimana bisa anak yang mau sekolah mau belajar agar pintar tapi harus pintar dulu..wee...trus tar guru nya ngapain?oh iya, belum lagi tuntutan guru untuk memenuhi standar standar prosedur administrasi untuk mendapatkan tambahan insentif sehingga para guru pun ada yang beberapa lebih fokus pada isian lembar administrasi tersebut daripada fungsi utamanya sebagai pemberi ilmu kepada para muridnya.

Nah, kembali ke proses pencarian sekolah di Melbourne. Hal pertama yang harus di provide adalah alamat rumah, you know why? karena kebijakan pemilihan sekolah di Melbourne itu berdasarkan zonasi, jadi keinget zonasi atau rayonisasi di Indonesia yang mendapatkan pro dan kontra. Jadi, di Melbourne ini pendaftaran sekolah melalui satu pintu yaitu Department of Education and Training Victoria, yah...semacam Departemen Pendidikannya deh. Jadi mulai dari submit dokumen lalu isi formulir dan pembayarannya semua tersentralisasi di departemen tersebut. Meskipun tidak menutup kemungkinan kita bisa survey dulu ke sekolahnya dan isi form, tapi tetap saja nanti Departemen Pendidikan yang akan melakukan approval nya. Nah, nanti si Departemen Pendidikan akan memilihkan sekolah buat kita sesuai dengan alamat yang tersedia, eh tapi di formulir ada kolom pilihan sekolah ding...jadi kita bisa menentukan pilihan sekolah mana yang akan kita tuju, tapi tetep pertimbangan utamanya adalah alamat rumah kita sehingga tidak terlalu sulit untuk menjangkau sekolah tersebut. 

Setelah melakukan pemilihan sekolah, kemudian nanti akan ada perintah untuk melakukan pembayaran yang ditransfer ke Departemen Pendidikannya itu, setelah di transfer nanti ada semacam surat keterangan diterima dan nantinya surat keterangan itu dibawa dan ditunjukkan ke sekolah yang dituju. Permasalahan biaya, ternyata untuk Public School atau istilahnya sekolah negeri, semua biayanya sama, dan model di sini bukan semesteran ya, jadi modelnya semacam term, dalam setahun ada 4 term, ya mungkin kalau di bahasa Indonesiakan semacam tri wulan gitu deh. 

Nah, untuk besaran biaya ini memang bikin geleng geleng kepala sih. Per tahunnya kena sekitar AU$11.000 atau sekitar Rp110.000.000, kebayang kan ketika kita akan pergi keluar negeri bersama anak-anak, biaya yang akan dikeluarkah untuk sekolah anak. Meskipun benar adanya terdapat porongan harga untuk beasiswa AAS atau pHd atau master by research, potongan ini pun berlaku untuk Childcare nya...yah lumayan lah emang kalau bisa termasuk dalam tiga kategori tersebut.

So, setelah formulir yang dari Departemen Pendidikan tersebut diserahkan kepada sekolah, eh di sini nanti kita akan disodori formulir lagi..wkwkwkwk..yang pada intinya menjelaskan data diri si anak, orang tuanya, sekaligus dengan data imunisasi serta beberapa kesediaan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Well, setelah diisi semua nanti diserahkan kepada petugasnya kemudian akan diberitahu kapan si anak dapat mulai sekolahnya. Oh iya, untuk seragam sekolah sendiri, sekolah juga menjualnya namun tidak menutupp kemungkinan juga untuk para siswa membeli di department store di luar sekolah yang memang lebih murah daripada yang dijual sekolah. Dan untuk seragam yang tidak dibeli di sekolah tentunya tidak ada emblem atau badge karena bersifat umum. Jenis seragam di sini pun sama saja dari hari senin sampai hari jumat. Polo Shirt/long sleeve warna Kuning, celana pendek atau panjang warna biru, sweeter atau jacket warna biru, untuk asesoris seperti tas dan topi sepertinya hanya dijual di sekolah saja. Oh iya, untuk seragam ini karena di Melbourne itu ada empat musim, maka seragamnya pun menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan anak, mau pakai lengan panjang atau lengan pendek, celana panjang atau celana pendek, pakai jaket atau sweeter atau tidak sama sekali tidak menjadi masalah. Yang utama adalah atasan kuning bawahan biru, dah gitu aja..hehehehe...

Untuk jam sekolah di Melbourne adalah dimulai pukul 09.00 sampai pukul 15.30, wew...lama juga ya, dan ini berlaku untuk anak prepschool sampai anak kelas 6. Di sesi sekolah itu ada sesi makan siang sama sesi makan snack, dan semua bekal di bawa sendiri dari rumah. Sekolah menyediakan untuk snack sih, tapi berbentuk buah-buahan. Ya, lumayan capek sih apabila dibandingkan dengan sekolah anak-anak di Indonesia. Anakku pertama sekolah bahkan sampai sekarang kalau pulang langsung rebahan dan tertidur. Tapi alhamdulillah nya si anak enjoy di sekolah, karena memang sekolahnya menyenangkan, banyak aktifitas dan menyenangkan. Bahkan saking enaknya, si anak malah pengen sekolah terus, mungkin daripada di rumah lebih membosankan...wkwkwkwkwk....Oh iya, kemudian model absensi atau ijin tidak masuk sekolah dilakukan melalui media digital atau elektronik, dimana apabila si anak tidak masuk sekolah maka wajib memberitahu sekolah melalui aplikasi tersebut.

Yap...kira-kira begitu berbagi pengalamanku tentang sekolah anak di Melbourne. Secara spesifik, anakku sekolah di Moreland Primary School. Dan dia senang sekolah di sini, karena memang di Indonesia dia sudah casi cis cus bahasa Inggris, ditambah lagi di sini ketemu temen temen semua berbahasa Inggris, yah ibarat kata pucuk dicinta ulampun tiba....pas banget lah...cuma memang sih sedikit puyeng juga besok kalau kembali ke Indonesia musti nyariiin sekolah yang paling tidak suasananya menyenangkan dan bisa mengakomodasi kemampuan bahasa anakku..hehehehe

No comments: