Masih berhubungan dengan kehidupanku (awal) di Melbourne. Ya pastinya sih, tulisanku sampai Desember 2020 pasti akan berkutat di seputar Melbourne.
Nah, kali ini berhubungan dengan akomodasi atau tempat tinggal sementara di Melbourne. Pas awal-awal mendekati keberangkatan ke Melbourne ini sebenarnya kami lumayan pusing memikirkan bagaimana tempat tinggal di sana. Apakah bisa proses pencarian dan mendapatkan tempat tinggal di Melbourne dilakukan dari Indonesia?
Proses pencarian yang melibatkan mesin pencari google, situs pencarian sewa tempat tinggal di Australia baik Gumtree, realestate.com, domain.com, marketplace yang lain serta forum Indomelb. Dan banyak pendapat di sini, ada yang mengatakan better salah satu (studentnya) berangkat terlebih dahulu ke Melbourne untuk mencari tempat hunian (karena memang susah-susah gampang) untuk mendapatkan hunian di Melbourne, apalagi dengan jumlah dana yang terbatas (tentu saja, kalau duitnya tidak terbatas tak usah lah pusing-pusing, beli sekalian saja properti di Melbourne....wkwkwkwk), tapi ada juga yang membagi pengalamannya bisa mendapatkan hunian on the spot, dalam artian seluruh anggota keluarga berangkat, dengan asumsi segala pengurusan untuk memperoleh hunian atau tempat tinggal dilakukan dari Indonesia.
Beberapa kali apply dan membaca peraturan dari agen properti di Melbourne, memang mengharuskan (secara aturan baku ya) calon penyewa posisinya ada di Melbourne dulu, karena ada salah satu syarat (inspeksi) dimana calon penyewa sendiri hadir dalam proses tersebut, serta beberapa dokumen atau form yang harus diisi dan dilengkapi dengan beberapa persyaratan lainnya (di sini hal yang paling penting adalah bukti kepemilikan dana dan sumber pendanaan atau living cost ketika berada di Melbourne). Sementara ada opsi lain yaitu numpang atau istilahnya hunian temporer di orang Indonesia yang juga sedang belajar di Melbourne...hmmm...ada lagi sih opsi lain yaitu sewa AirBnB (dulu kami sempat kepikiran untuk pakai cara ini apabila memang tidak mendapatkan hunian di Melbourne, meskpun setelah jalan kesini kepikiran juga kalau dulu jadi sewa Air BnB berapa duit yang musti kami keluarkan...hooooo...)
Nah, memang ada beberapa cara untuk mendapatkan hunian (sewa/rent) bagi pelajar dan keluarganya untuk tinggal di Melbourne.
Pertama, secara resmi atau official mengunjungi situs sewa hunian seperti realestate.com, domain.com, gumtree, atau langsung ke website agen properti di Melbourne. Karena memang di Melbourne ini kebanyakan properti yang disewa itu oleh sang pemilik/landlord diserahkan kepada agen properti untuk melakukan proses penyewaannya, dalam artian si landlord tinggal terima beres (meskipun persetujuan akhir masih berada di tangan si landlord). Adapula memang beberapa landlord yang masih sempat dan mau mengurusi proses sewa menyewanya sendiri, tanpa bantuan agent. Nah, untuk proses mendapatkan hunian langsung ke pemilik tentu saja hampir sama dengan proses mendapatkan kontrakan di Indonesia, calon penyewa menghubungi si pemilik, lalu inspeksi (inspeksi ini sangat penting dilakukan untuk melihat kondisi tempat tinggal, apakah calon penyewa setuju dengan segala kondisi nya karena nanti di akhir masa sewa apabila terdapat kerusakan maka si penyewa menanggung biaya perbaikannya, yang tentu tidak murah), cocok harganya (kadang-kadang ada juga yang melakukan negosiasi di sini, baik dari nilai harganya atau dari permintaan untuk melakukan perbaikan di unit yang akan disewakan). Nah sedangkan proses mendapatkan hunian sewa melalui agen ada beberapa tahap yang dilakukan seperti, mengisi formulir dan kelengkapannya yang dapat diunduh di website agent, membuat janji untuk melakukan inspeksi (jadwal inspeksi ini umumnya memang ditentukan oleh agen, jadi kita tidak bisa sembarangan datang ke agen lalu minta inspeksi rumah), inspeksi (pada proses inspeksi ini kita akan bersaing dengan banyak orang yang juga sedang mencari hunian sewa), menyerahkan formulir aplikasi dan persyaratan lainnya kepada agen (untuk nanti diperiksa dan apakah disetujui atau tidak, biasanya sih faktor utamanya adalah tentang dana atau kemampuan kita untuk membayar sewa hunian itu), setelah agen memilah dan memilih aplikasi dari para calon penyewa maka si agen akan menyerahkman keputusan akhir kepada si landlord untuk menentukan mana yang berhak menyewa rumahnya, tanda tangan perjanjian sewa dan serah terima kunci. Oh iya, untuk kelengkapan rumah tanggan seperti listrik, gas, dan air kita musti memasangnya sendiri (jadi belum tentu pas serah terima kunci gas, listrik dan airnya sudah tersedia), tapi ada juga agen yang mau membantu proses instalasi gas, air dan listrik tadi sehingga pas kita masuk ke rumah tersebut segalanya sudah terpasang.
Kedua, takeover dari pelajar di Melbourne yang sudah akan pulang ke Indonesia setelah studinya selesai atau lebih sering dikenal Back For Good (BFG). Meskipun proses nya tetap sama dengan proses yang pertama tadi, tapi biasanya proses takeover ini lebih mudah, disamping itu kita bisa mendapatkan perabot milik pelajar sebelumnya secara gratis (tapi ada juga beberapa yang bayar...hihihi).
Nah, dari kedua proses itu, cara pertama sudah kami tempuh dan semua hasilnya nihil karea kami selalu tidak bisa melakukan inspeksi (karenea kami masih berada di Indonesia). Untuk cara yang kedua, kami memposting di grup Facebook Indomelb untuk mendapatkan takeover hunian baik yang temporari atau syukur syukur yang permanent..hehehe...dari sinilah kemudian cerita Moreland 171 akan dimulai.
Berawal dari postingan ku di Facebook tersebut, kemudian ada salah seorang calon pelajar yang menawarkan hunian temporari. Sebut saja namanya Ibu R (saya tidak berani menyebutkan namanya karena belum meminta ijin kepada beliau..hehehe). Ibu R ini sebenarnya posisinya juga masih di Indonesia karena masa studinya baru akan dimulai setelah lebaran tahun 2019, sementara dia sudah mendapatkan sewa hunian sejak bulan Februari 2019 (wow, keren banget kan...ternyata sebelumnya beliau sudah melakukan inspeksi di Melbourne dan sudah menyerahkan aplikasi dan persyaratannya kepada agen). Nah pada saat itu, beliau juga menyampaikan kalau posisi huniannya masih kosongan tidak ada perabotannya, namun untuk listrik, air dan gas sudah terpasang. Bagi kami si tidak masalah, yang penting bisa berteduh tatkala hujan, bisa bernaung tatkala matahari bersinar terang. Setelah melakukan diskusi dan pertemuan, saat itu pertemuan dilakukan di kawasan pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, alhamdulillah beliau mempercayai kami untuk menyewa secara temporer huniannya.
Nah, setelah kami tiba di Melbourne, selepas dijemput dari Bandara Tulamarine kami menuju ke Moreland 171. Kami tiba di rumah itu sekitar pukul 14.00 waktu setempat dengan kondisi perut yang belum terisi dan badan yang capek, syukurnya anak-anak gak rewel waktu itu. Kunci rumah waktu itu ditaruh di suatu tempat rahasia oleh Pak L (sahabat ibu R) yang ternyata disana membantu proses mendapatkan hunian tersebut.
Hunian ini terdiri dari dua kamar tidur (kamar mandi dan toilet berada di dalam masing-masing kamar) di lantai dasar, dan dapur serta ruang keluarga dan satu toilet di lantai dua, juga tersedia halaman belakang untuk menjemur pakaian serta ruangan laundry (kok malah jadi ngiklan ya...hehehehe), lokasi sangat strategis karena dekat dengan akses tram, kereta, dan sekolah....
Hal pertama yang kami lakukan adalah..ngglongsooooorrrr......di lantai karpet....g masalah...hehehehe....alhamdulillahnya beberapa hari kemudian Ibu R berbaik hati pada kami dan membelikan matras untuk kami. Setelah beberapa saat gegoleran, akhirnya kami memutuskan untuk membeli makan siang, meskipun bingung kemana mencari makan siang dan menunya apa, halal atau tidak, anak-anak doyan atau enggak. Dan baru tau juga kalau di Melbourne kebanyakan toko sudah menutup tokonya di jam 17.00, jadi sepi brooo...akhirnya karena bingung, aku membeli chips atau sering aku sebut kentang goreng dan roti.
Namun setelah sampai di hunian, deng....deng....ternyata anak-anak g doyan....heuuuu....lalu teringat kalau kita membawa beberapa bekal makanan instan di koper dari Indonesia (singkatnya Indomie), lalu istriku memasak mie tersebut untuk anak-anak (dan pastinya suka, karena rasanya kan Indonesia banget yang terkenal micin micinnya, g sehat sih, tapi mau gimana lagi, kondisi darurat). Nah setelah kenyang, waktu itu kami juga tidak langsung jalan-jalan di sekeliling rumah, ya selain badan masih capek kami juga masih mau lanjut gegolerannya...hehehehe...sehabis kenyang lalu mandi lalu tidur lagi hingga esok harinya...hihihihi....
Baru deh esok harinya kami jalan-jalan di sekitar Moreland 171...
Tulisan ini dibuat selain untuk mencurahkan isi memori di kepada dalam suatu tulisan, sekaligus juga untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu R yang telah berkenan mengijinkan kami untuk tinggal di huniannya....
No comments:
Post a Comment