Wednesday, 10 September 2008

Makanan Di Depan Mulut Pun Dapat Tumpah

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab (QS Ali Imran ayat 37)

Yah, mungkin istilah itu bisa menggambarkan kalo rejeki tuh diatur Allah SWT. Bagaimana tidak makanan yang sudah didepan mulut bisasaja gak masuk ke dalam mulut. Artinya sesuap makanan itu belum menjadi rejeki kita. Bahkan orang yang tak meyangka ketika berdiam diri tak berbuat apa-apa bisa saja tiba-tiba mendapatkan rejeki dari Allah SWT. Hal itu menunjukkan bahwa Allah maha Adil, maha pengasih dan maha penyayang.
Demikian pula terjadi pada diriku kala itu. Saat selembar uang lima puluh ribu belum menjadi rejeki.

Hari Sabtu malam minggu jam 24.00 aku disuruh bawa mobil buat ngejemput tetanggaku di Stasiun Tugu Yogyakarta dari Tegal. Katanya sih sampai Yogya sekitar jam 1 dini hari. Mobil pun ku geber tak begitu kencang, yah sambil menikmati indahnya kota Yogya kala dini hari.
Menunggu selama 20 menitan di sebuah warung dengan ditemani dua cangkir kopi susu. Milikku dan milik temanku. Obrolan ngalor ngidul pun mengisi di antara waktu kami menunggu. Kami pun semakin tak sabar menanti. Apalagi kami pun harus makan sahur. Udah jam 01.30. Belum datang juga. Akhirnya diputuskan untuk mencari makan sahur di luar. Sambil melakukan perjalanan di antero kota gudeg. Jam segitu suasana masih atau sudah rame. Anak2 mahasiswa yang notabenenya berduit, suka nongkrong masih berjejalan atau mulai keluar buat cari makan atau sekedar cari pemandangan doank.

Tak tentu kemana arah mobil ini melaju. Cuma muter2 thok. Di tengah perjalanan pencarian makan, menelponlah kakak temenku. Udah sampai. Akhirnya pun stir ku belokkan menuju tempat yang ditunjuk sebagai tempat dimana kaki kakak temanku berpijak. Di Depan Hotel Mendut.

Sampailah kami disana jam 02.30. Langsung cabut cari makan sahur. Gak tahu mesti kemana. Akhirnya kami putuskan untuk makan di salahs atu restoran fast food yang notabenenya buka selama 24 jam. Di sana kami melihat begitu berjubel nya para kawula anak muda dengan gaya-gaya modern lengkap dengan kendaraan yang mirip dengan kendaraan yang ada dalam game NFS Mostwanted. Handphone yangberkilau. Kilatan-kilatan cahaya putih mereka. Menandakan bahwa mereka jarang terpanggang di bawah terik matahari. PANAS Plus COLA. Menu sahur kami.

Selesai makan jam 03.15. kami pun bergegas pulang. Karena kondisi ku dah capek, akhirnya kakak temenku yang bawa mobilnya. Mobil digeber lumayan kencang. Sampai kadang ketika jalan bergelombang dia harus mengucapkan kata sorry karena mobil seakan diajak berjingkat menuruti jalan.

Sampai rumah jam 04.15. Badan ini rasanya capek banget. Ingin rasanya tetap tinggal di dalam mobil dan langsung menenggelamkan diri dalam empuknya jok tengah mobil itu. Tanpa kuminta seketika juga disodorkanlah uang limapuluhribuan kepadaku. "Terima kasih, harus diterima lho!!!", begitu ucap kakak temanku. Aku bersikeras untuk menolaknya, sampai akhirnya aku berlari ke luar namun ternyata disusul. Dan karena tak terkejar uang itu dilempar kejalan. Dan bilang padaku,"Luweh lho, pokoke tak ndokke kene, ra apik lho nolak rejeki ki". Aku pun bersikeras untuk meninggalkan uang tersebut. Pada pagi hari jam 05.30 kata-kata yang mengharuskan aku menerima uang itu pun menyembul di hpQ. Aku pun bergegas berdiri, bukan untuk mengambil uang itu. Aku hanya membayangkan betapa rejeki itu sudah diatur. Bagaimana tidak, siapa coba yang tidak tahu asal muasal duit tersebut, jalan di pagi hari kemudian menemukan uang limapuluhribuan. Alhamdulillah. Semoga uang tersebut digunakan oleh yang mendapat rjeki sesuai di jalan Allah. Amiin…

No comments: