Saturday, 8 January 2011

Sungguh Sayang Bila Ini Yang Terjadi


"walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanya, walaupun hidup seribu tahun kalau tak sembahyang apa gunanya
Lirik dari lagu sepohon kayu yang dinyanyikan salah seorang santri atau penyanyi. Memberikanku inspirasi. Memang benar. Manusia di dunia ini banyak merugi. Coba pikirkan, dulu kita terlahir dalam keadaan yang benar-benar bersih. Terus sekarang, karena hingar bingar kehidupan, modernisasi, akhirnya kita terselubungi dengan dosa. Dan butuh waktu untuk membersihkan, bahkan tak dapat dipungkiri saat kita sedang giat membersihkan diri, tiba-tiba saja datang hujan dosa tanpa kita sempat berpayung karena kita tengah sibuk dengan bersih-bersih diri kita.

Sungguh, manusia itu mengalami kerugian. Ya, dan itu memang sudah digariskan.
Coba saja tengok perjalanan sejak dari kecil. Dulu kita diajari sholat, ngaji, adzan,menghormati orang tua atau yang dituakan dan lain sebagainya. Tapi sekarang saat kita telah tumbuh sedemikian besarnya, kita justru lupa akan pelajaran-pelajaran itu. Tidakkah itu sudah merupakan hal yang sangat rugi?

Sekarang, untuk adzan saja ogah-ogahan dengan alih-alih sudah saatnya yang muda yang berkarya, bahkan mendengar adzan saja perasaan sudah tak tergugah lagi. Sholat masih dinomorduakan, ngaji?entah kalo yang satu ini...hormat kepada yang lebih tua?sudah susah di negeri ini bahkan menghormati sesama saja tak mampu.

Sedih sebenarnya hal seperti ini terjadi, tapi bagaimana lagi. Alloh telah mengijinkan setan untuk menggoda manusia. Alloh telah menciptakan dunia ini lengkap dengan isinya, lengkap dengan uba rampenya.

Bertawakallah, bersabarlah, berikhtiarlah,berdoalah agar senantiasa berjalan di jalan yang di ridhoi Alloh SWT.Karena sungguh sedih bila kerugian itu tak tergantikan dan dihari penghitungan kelak kita benar-benar dikategorikan sebagai makhluk yang sangat rugi. Ada pengecualian agar orang-orang tidak merugi yaitu kecuali termasuk mereka yang selalu beramal saleh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

No comments: